JAKARTA. Rupiah kembali ditutup melemah pada transaksi kemarin (7/1). Berdasarkan data yang dihimpun KONTAN, pasangan USD/IDR ditutup pada level Rp 12.238, menguat 0,47% dibanding penutupan sehari sebelumnya. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan pelemahan rupiah sebesar 0,26% menjadi Rp 12.262.Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri berpendapat pelemahan rupiah kemarin masih dihantui oleh indikasi pemulihan ekonomi Amerika Serikat. “Hal tersebut ditunjukkan dengan rilis data factory order's AS yang naik dari -0,9% menjadi 1,8%,” ujarnya.Tambah Reny, penguatan dollar masih akan terus berlanjut dengan sentimen pergantian Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke digantikan oleh Janet Yellen pada Februari mendatang. Kata Reny, pergantian ini sudah sesuai dengan harapan pasar dan berdampak pada penguatan dollar AS.Hal senada juga disampaikan oleh Ekonom Bank BCA, David Sumual. Ia menambahkan rupiah masih akan terdepresiasi oleh faktor eksternal khususnya dari AS. Meski, ia bilang dua sentimen utama dalam negeri masih berpengaruh pada pergerakan rupiah hari ini.“Dari dalam negeri masih soal pasar menunggu BI rate 9 Januari ini dan ekspektasi kenaikan inflasi yang tidak sebesar sebelum pemerintah memutuskan harga gas LPG hanya naik Rp 1.000,” tambah David.Dua sentimen dalam negeri tersebut bersifat mixed. Ketidakpastian akan BI rate membuat pasar memilih wait and see. Sedangkan ekspektasi laju inflasi yang tidak terlalu tinggi bisa mendongkrak rupiah.Reny memprediksi, rupiah hari ini akan bergerak di level Rp 12.170 hingga Rp 12.310. Sedangkan proyeksi David di angka Rp 12.120 sampai Rp 12.280. Keduanya sepakat bilang hari ini rupiah akan melemah terbatas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentimen Yellen mendongkrak pamor dollar AS
JAKARTA. Rupiah kembali ditutup melemah pada transaksi kemarin (7/1). Berdasarkan data yang dihimpun KONTAN, pasangan USD/IDR ditutup pada level Rp 12.238, menguat 0,47% dibanding penutupan sehari sebelumnya. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan pelemahan rupiah sebesar 0,26% menjadi Rp 12.262.Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri berpendapat pelemahan rupiah kemarin masih dihantui oleh indikasi pemulihan ekonomi Amerika Serikat. “Hal tersebut ditunjukkan dengan rilis data factory order's AS yang naik dari -0,9% menjadi 1,8%,” ujarnya.Tambah Reny, penguatan dollar masih akan terus berlanjut dengan sentimen pergantian Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke digantikan oleh Janet Yellen pada Februari mendatang. Kata Reny, pergantian ini sudah sesuai dengan harapan pasar dan berdampak pada penguatan dollar AS.Hal senada juga disampaikan oleh Ekonom Bank BCA, David Sumual. Ia menambahkan rupiah masih akan terdepresiasi oleh faktor eksternal khususnya dari AS. Meski, ia bilang dua sentimen utama dalam negeri masih berpengaruh pada pergerakan rupiah hari ini.“Dari dalam negeri masih soal pasar menunggu BI rate 9 Januari ini dan ekspektasi kenaikan inflasi yang tidak sebesar sebelum pemerintah memutuskan harga gas LPG hanya naik Rp 1.000,” tambah David.Dua sentimen dalam negeri tersebut bersifat mixed. Ketidakpastian akan BI rate membuat pasar memilih wait and see. Sedangkan ekspektasi laju inflasi yang tidak terlalu tinggi bisa mendongkrak rupiah.Reny memprediksi, rupiah hari ini akan bergerak di level Rp 12.170 hingga Rp 12.310. Sedangkan proyeksi David di angka Rp 12.120 sampai Rp 12.280. Keduanya sepakat bilang hari ini rupiah akan melemah terbatas.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News