Demi menjaga pasokan buah alkesa, beberapa pedagang buah alkesa yang mangkal di Jalan Cipatat, Jawa Barat mulai menanam sendiri pohon buah tersebut di pekarangan rumahnya. Tidak banyak yang berhasil ditanam karena budidaya buah ini sulit. Lantaran sulit, ada juga pedagang yang enggan menanamnya.Sebagai tanaman buah langka, buah alkesa sulit ditemukan di banyak tempat, termasuk di Indonesia. Itu sebabnya, para pedagang buah alkesa yang mangkal di sepanjang Jalan Raya Cipatat, Bandung, Jawa Barat mulai menanam sendiri buah yang berasal dari Guatemala, Meksiko ini.Hal itu dilakukan demi menjaga pasokan buah ke kios. Selama ini, untuk memenuhi pasokan, mereka sangat bergantung kepada petani buah alkesa dari desa lain, seperti Cikalong Wetan, Cirawa, Rajamandala, dan Ciranjang. Semua daerah tersebut masih berada di wilayah Jawa Barat.Nah, belakangan, pedagang yang mayoritas berasal dari Kampung Margaluyu, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat itu mulai membudidayakan buah tersebut. Kegiatan budidaya buah ini mulai dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Awalnya, sama sekali tidak ada tanaman alkesa di kampung itu. "Saya bersama beberapa pedagang lain mulai menanam alkesa di sekitar pekarangan rumah," kata Muhammad Yayat, pemilik salah satu kios buah alkesa.Yayat mengaku, telah menanam tiga pohon alkesa di pekarangan rumahnya. Jumlahnya baru sedikit karena membudidayakan tanaman ini memang tidak mudah. "Pohon walanda (alkesa) ini susah hidup di tempat biasa," keluhnya. Pohon ini hanya dapat tumbuh subur di daerah subur dan dingin. Selain itu, butuh perawatan ekstra. Makanya, kebanyakan petani menanam buah ini di sekitar pekarangan rumah mereka. Selain memudahkan perawatan, buah ini juga sulit dikembangkan di kebun. Kebanyakan jika ditanam di kebun justru menjadi layu.Sejauh pengetahuan Yayat, tidak ada petani alkesa yang sengaja memiliki kebun khusus untuk membudidayakan buah ini. Bahkan, beberapa petani yang menjadi langganannya hanya menanam tiga sampai lima pohon di pekarangan rumahnya. "Contohnya di Cikalong, hampir satu kampung warga di situ menanam pohon alkesa di pekarangan rumah mereka," terangnya.Kendati jumlah pohon yang ditanam sedikit, tapi tanaman ini mampu berbuah sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Setelah berbuah hingga tua dan dipetik, pohonnya kembali berbunga, demikian seterusnya. Selain itu, buah alkesa juga tergolong banyak. Dalam satu pohon yang tingginya mencapai 10 meter, bisa menghasilkan sebanyak 2 kuintal alkesa.Sama halnya Yayat, pedagang lainnya, Nono juga mulai membudidayakan tanaman ini. Saat ini, ia telah berhasil menanam satu batang pohon alkesa di pekarangan rumahnya. Awalnya, ia menanam lima pohon. "Tapi yang berhasil hidup cuma satu pohon dan sekarang sudah mulai berbuah," ujarnya.Menurut Nono, menanam alkesa tergolong susah. "Sebab Pohon ini tidak bisa hidup di sembarang tempat," ujar Nono.Tapi tidak semua pedagang menanam buah ini. Contohnya Pakanda yang memilih tidak menanam alkesa. Ia tidak berminat menanam karena buah ini sulit dibudidayakan. Untuk pasokan, ia tetap mengandalkan dari para petani. "Saat ini saya sudah memiliki langganan yang setiap saat mau mengantar ke kios," ujarnya. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra alkesa: Pedagang tanam alkesa sendiri (3)
Demi menjaga pasokan buah alkesa, beberapa pedagang buah alkesa yang mangkal di Jalan Cipatat, Jawa Barat mulai menanam sendiri pohon buah tersebut di pekarangan rumahnya. Tidak banyak yang berhasil ditanam karena budidaya buah ini sulit. Lantaran sulit, ada juga pedagang yang enggan menanamnya.Sebagai tanaman buah langka, buah alkesa sulit ditemukan di banyak tempat, termasuk di Indonesia. Itu sebabnya, para pedagang buah alkesa yang mangkal di sepanjang Jalan Raya Cipatat, Bandung, Jawa Barat mulai menanam sendiri buah yang berasal dari Guatemala, Meksiko ini.Hal itu dilakukan demi menjaga pasokan buah ke kios. Selama ini, untuk memenuhi pasokan, mereka sangat bergantung kepada petani buah alkesa dari desa lain, seperti Cikalong Wetan, Cirawa, Rajamandala, dan Ciranjang. Semua daerah tersebut masih berada di wilayah Jawa Barat.Nah, belakangan, pedagang yang mayoritas berasal dari Kampung Margaluyu, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat itu mulai membudidayakan buah tersebut. Kegiatan budidaya buah ini mulai dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Awalnya, sama sekali tidak ada tanaman alkesa di kampung itu. "Saya bersama beberapa pedagang lain mulai menanam alkesa di sekitar pekarangan rumah," kata Muhammad Yayat, pemilik salah satu kios buah alkesa.Yayat mengaku, telah menanam tiga pohon alkesa di pekarangan rumahnya. Jumlahnya baru sedikit karena membudidayakan tanaman ini memang tidak mudah. "Pohon walanda (alkesa) ini susah hidup di tempat biasa," keluhnya. Pohon ini hanya dapat tumbuh subur di daerah subur dan dingin. Selain itu, butuh perawatan ekstra. Makanya, kebanyakan petani menanam buah ini di sekitar pekarangan rumah mereka. Selain memudahkan perawatan, buah ini juga sulit dikembangkan di kebun. Kebanyakan jika ditanam di kebun justru menjadi layu.Sejauh pengetahuan Yayat, tidak ada petani alkesa yang sengaja memiliki kebun khusus untuk membudidayakan buah ini. Bahkan, beberapa petani yang menjadi langganannya hanya menanam tiga sampai lima pohon di pekarangan rumahnya. "Contohnya di Cikalong, hampir satu kampung warga di situ menanam pohon alkesa di pekarangan rumah mereka," terangnya.Kendati jumlah pohon yang ditanam sedikit, tapi tanaman ini mampu berbuah sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Setelah berbuah hingga tua dan dipetik, pohonnya kembali berbunga, demikian seterusnya. Selain itu, buah alkesa juga tergolong banyak. Dalam satu pohon yang tingginya mencapai 10 meter, bisa menghasilkan sebanyak 2 kuintal alkesa.Sama halnya Yayat, pedagang lainnya, Nono juga mulai membudidayakan tanaman ini. Saat ini, ia telah berhasil menanam satu batang pohon alkesa di pekarangan rumahnya. Awalnya, ia menanam lima pohon. "Tapi yang berhasil hidup cuma satu pohon dan sekarang sudah mulai berbuah," ujarnya.Menurut Nono, menanam alkesa tergolong susah. "Sebab Pohon ini tidak bisa hidup di sembarang tempat," ujar Nono.Tapi tidak semua pedagang menanam buah ini. Contohnya Pakanda yang memilih tidak menanam alkesa. Ia tidak berminat menanam karena buah ini sulit dibudidayakan. Untuk pasokan, ia tetap mengandalkan dari para petani. "Saat ini saya sudah memiliki langganan yang setiap saat mau mengantar ke kios," ujarnya. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News