Awal tahun ini, para pedagang batu alam dan granit di sentra Pondok Cabe tak bisa meraih omzet sebesar tahun lalu. Faktor cuaca yang tak menentu ditengarai menjadi biang keladi penurunan pendapatan ini. Meski begitu, mereka yakin usaha batu alam dan granit masih menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.Abdul Gofur, pedagang batu alam dan granit di sentra Pondok Cabe, Tangerang Selatan, memulai tahun 2011 dengan tertatih-tatih. Memasuki pekan ketiga Januari ini, dia baru menjual sekitar 100 m2 batu. Padahal, tahun lalu, setiap minggu, Gofur bisa melego hampir 50 m2 pelbagai jenis batu dengan harga rata-rata Rp 60.000 per m2. "Penjualan tahun lalu bagus, karena banyak yang memesan secara borongan," ujarnya.Kini, pesanan borongan tak terlalu banyak. "Kalaupun ada paling banyak datang dari rumahan," kata Gofur. Padahal, hingga kini, harga batu tak pernah naik.Harga batu alam dan granit cenderung stabil lantaran pasokannya dari daerah, seperti Purwakarta, Garut, Yogyakarta, Tasikmalaya, dan Tangerang, tidak pernah berkurang sedikit pun. Gofur menduga, faktor cuaca yang menjadi faktor utama penurunan penjualan atau pemesanan batu. "Orang jarang merenovasi rumah kalau cuaca seperti ini, hujan terus," ujar Gofur.Neneng Noeryana, pedagang lain, hanya mampu meraih omzet hingga Rp 10 juta hingga pertengahan bulan ini. Penjualan awal tahun ini lesu karena cuaca yang tak menentu tadi, sehingga pelanggan mengurungkan hobinya berkebun. Maklum, selain menjual batu alam, Neneng juga melego pot bunga, aneka pupuk, serta obat tanaman.Buntutnya, Neneng pun tak memasang harga tinggi untuk barang dagangannya. "Pembeli boleh menawar, asal saya jangan sampai merugi," tutur wanita berusia 36 tahun ini sambil tertawa. Meski omzet menurun, para pedagang yakin usahanya tak akan gulung tikar. Sebab, selalu ada saja pengunjung yang berbelanja batu alam dan granit untuk membangun rumah atau taman mini, walau eceran. Tak heran, para pedagang pun menjuluki bebatuan alam dan granit sebagai emas hitam. Jadi, peluang bisnisnya terbilang besar. "Kami bisa mendapatkan untung dari penjualan batu seperti menjual emas," tutur Gofur yang sanggup meraup omzet hingga Rp 30 juta tiap bulan.Pendapatan sebesar itu belum ditambah dari hasil penjualan ornamen batu dan jasa pembuatan air mancur serta kolam ikan hias. Harga batu alam di sentra Poncok Cabe mulai Rp 35.000 hingga Rp 60.000 per m2. Adapun harga ornamen berukuran 50x100 cm berkisar Rp 200.000 hingga Rp 400.000. Dan, untuk ornamen kecil berukuran 10x50, harganya Rp 40.000.Gofur mematok jasa pembuatan taman mulai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta, tergantung tingkat kerumitan. Tarif Rp 15 juta berlaku untuk pembuatan taman model kolam bali. Sementara untuk tarif Rp 20 juta adalah kolam berbentuk taman gores dengan permainan kreativitas lebih rumit. Misalnya, ada permainan es pada tebing-tebing, kemudian ada ukiran dan relief. Nah, "Biasanya pembuat taman akan memasang harga mahal tergantung kreativitas dan tingkat kerumitannya," ungkap Gofur.Para pedagang pun bisa mendapatkan untung besar, asalkan jeli memanfaatkan keahlian mereka. Meski begitu, pendapatan yang besar ini tak dirasakan oleh setiap penjual batu alam di sentra Pondok Cabe.(Bersambung)
Sentra batu alam Pondok Cabe: Penjualan terganggu cuaca tak menentu (2)
Awal tahun ini, para pedagang batu alam dan granit di sentra Pondok Cabe tak bisa meraih omzet sebesar tahun lalu. Faktor cuaca yang tak menentu ditengarai menjadi biang keladi penurunan pendapatan ini. Meski begitu, mereka yakin usaha batu alam dan granit masih menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.Abdul Gofur, pedagang batu alam dan granit di sentra Pondok Cabe, Tangerang Selatan, memulai tahun 2011 dengan tertatih-tatih. Memasuki pekan ketiga Januari ini, dia baru menjual sekitar 100 m2 batu. Padahal, tahun lalu, setiap minggu, Gofur bisa melego hampir 50 m2 pelbagai jenis batu dengan harga rata-rata Rp 60.000 per m2. "Penjualan tahun lalu bagus, karena banyak yang memesan secara borongan," ujarnya.Kini, pesanan borongan tak terlalu banyak. "Kalaupun ada paling banyak datang dari rumahan," kata Gofur. Padahal, hingga kini, harga batu tak pernah naik.Harga batu alam dan granit cenderung stabil lantaran pasokannya dari daerah, seperti Purwakarta, Garut, Yogyakarta, Tasikmalaya, dan Tangerang, tidak pernah berkurang sedikit pun. Gofur menduga, faktor cuaca yang menjadi faktor utama penurunan penjualan atau pemesanan batu. "Orang jarang merenovasi rumah kalau cuaca seperti ini, hujan terus," ujar Gofur.Neneng Noeryana, pedagang lain, hanya mampu meraih omzet hingga Rp 10 juta hingga pertengahan bulan ini. Penjualan awal tahun ini lesu karena cuaca yang tak menentu tadi, sehingga pelanggan mengurungkan hobinya berkebun. Maklum, selain menjual batu alam, Neneng juga melego pot bunga, aneka pupuk, serta obat tanaman.Buntutnya, Neneng pun tak memasang harga tinggi untuk barang dagangannya. "Pembeli boleh menawar, asal saya jangan sampai merugi," tutur wanita berusia 36 tahun ini sambil tertawa. Meski omzet menurun, para pedagang yakin usahanya tak akan gulung tikar. Sebab, selalu ada saja pengunjung yang berbelanja batu alam dan granit untuk membangun rumah atau taman mini, walau eceran. Tak heran, para pedagang pun menjuluki bebatuan alam dan granit sebagai emas hitam. Jadi, peluang bisnisnya terbilang besar. "Kami bisa mendapatkan untung dari penjualan batu seperti menjual emas," tutur Gofur yang sanggup meraup omzet hingga Rp 30 juta tiap bulan.Pendapatan sebesar itu belum ditambah dari hasil penjualan ornamen batu dan jasa pembuatan air mancur serta kolam ikan hias. Harga batu alam di sentra Poncok Cabe mulai Rp 35.000 hingga Rp 60.000 per m2. Adapun harga ornamen berukuran 50x100 cm berkisar Rp 200.000 hingga Rp 400.000. Dan, untuk ornamen kecil berukuran 10x50, harganya Rp 40.000.Gofur mematok jasa pembuatan taman mulai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta, tergantung tingkat kerumitan. Tarif Rp 15 juta berlaku untuk pembuatan taman model kolam bali. Sementara untuk tarif Rp 20 juta adalah kolam berbentuk taman gores dengan permainan kreativitas lebih rumit. Misalnya, ada permainan es pada tebing-tebing, kemudian ada ukiran dan relief. Nah, "Biasanya pembuat taman akan memasang harga mahal tergantung kreativitas dan tingkat kerumitannya," ungkap Gofur.Para pedagang pun bisa mendapatkan untung besar, asalkan jeli memanfaatkan keahlian mereka. Meski begitu, pendapatan yang besar ini tak dirasakan oleh setiap penjual batu alam di sentra Pondok Cabe.(Bersambung)