Sentra batu alam Pondok Cabe juga menyediakan pilihan batu keras lain, seperti granit dan marmer. Meski kedua batu ini lebih mahal, tetap saja menjadi incaran pembeli, karena keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Para pedagang memasok jenis batu tersebut dari beberapa kota di Pulau Jawa.Tak cuma batu alam, sentra batu Pondok Cabe juga menyediakan batu granit dan marmer sebagai pilihan lain untuk konsumen. Penggunaan batu granit memberikan nuansa alam di ruangan dan kesan mewah serta elegan. Ini berkat warna dan corak yang terpancar dari batu berstruktur kasar ini. Sementara batu marmer sering digunakan sebagai ornamen pada dinding rumah dan pembuatan barang kerajinan. Abdul Gofur menuturkan, para pembeli batu granit dan marmer yang banyak datang dari kalangan rumah tangga memanfaatkan batu keras ini sebagai bahan utama meja dapur, meja makan, wastafel kamar mandi, lantai dan sebagai penutup dinding. Gofur bilang, sekarang ini banyak konsumen yang memilih konsep hijau pada rumah mereka.Makanya, para pembeli memilih jenis batu alam, granit dan marmer karena mampu memberikan kesan hijau dan teduh. "Meski terlihat seperti di alam, nuansa mewah dapat terlihat dari granit dan marmer jika digunakan sebagai interior," kata Gofur.Harga batu granit dan marmer memang lebih mahal. Namun jangan ragu pada keawetannya. Kandungan campuran batu kapur dan mineral, membuat batu ini tahan berpuluh-puluh tahun. Rata-rata, para pedagang Pondok Cabe menjual batu granit berukuran 30 cm x 30 cm x 1,8 cm antara Rp 150.000 hingga Rp 180.000 per meter persegi. Sedangkan batu berukuran 40 cm x 40 cm x 1,8 cm harganya Rp 170.000 per meter persegi. Harga ini tentu saja bisa berkurang, asal pembeli piawai menawar.Adapun batu marmer berukuran 60 cm x 60 cm, yang digunakan untuk lantai, dilego seharga Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per meter persegi. Harga batu marmer lebih mahal, karena bisa menurunkan suhu di ruangan, sehingga lantai terasa lebih nyaman dan sejuk.Para pedagang memasok batu alam dari Purwakarta, Pemalang, Yogyakarta, Tulungagung, hingga Lampung. Masing-masing tempat memiliki corak dan warna tersendiri. Batu granit dan marmer lokal terlihat lebih natural dan harganya jauh lebih murah. Soal kekuatan, batu lokal tetap menjadi jawara. Bebatuan ini tidak memerlukan perawatan khusus. Hanya saja, saat pemasangan batu dapat dipernis terlebih dahulu agar mengkilap. Sebagai sentra batu alam yang murah dan lengkap, sentra batu alam di Jalan Raya Pondok Cabe ini ramai disambangi pembeli. Tapi, kini para pedagang batu alam mengkhawatirkan kelangsungan usaha mereka tersebut. Wacana penggusuran yang muncul membuat pedagang waswas jika tempat usaha mereka harus rata dengan tanah. Belum lagi ancaman bencana, seperti pohon tumbang di setiap musim hujan. Neneng Noeryana pedagang setempat mengungkapkan, lapaknya baru saja ketiban pohon yang letaknya persis di samping tempat ia menjajakan dagangan Ia harus menanggung kerugian, mulai dari kerusakan atap lapak hingga barang dagangannya seperti pot bunga, kolam minimalis dari semen. "Sudah risiko jualan di pinggir jalan raya seperti ini," tutur Neneng. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra batu alam Pondok Cabe tetap dipilih meski berharga mahal (3)
Sentra batu alam Pondok Cabe juga menyediakan pilihan batu keras lain, seperti granit dan marmer. Meski kedua batu ini lebih mahal, tetap saja menjadi incaran pembeli, karena keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Para pedagang memasok jenis batu tersebut dari beberapa kota di Pulau Jawa.Tak cuma batu alam, sentra batu Pondok Cabe juga menyediakan batu granit dan marmer sebagai pilihan lain untuk konsumen. Penggunaan batu granit memberikan nuansa alam di ruangan dan kesan mewah serta elegan. Ini berkat warna dan corak yang terpancar dari batu berstruktur kasar ini. Sementara batu marmer sering digunakan sebagai ornamen pada dinding rumah dan pembuatan barang kerajinan. Abdul Gofur menuturkan, para pembeli batu granit dan marmer yang banyak datang dari kalangan rumah tangga memanfaatkan batu keras ini sebagai bahan utama meja dapur, meja makan, wastafel kamar mandi, lantai dan sebagai penutup dinding. Gofur bilang, sekarang ini banyak konsumen yang memilih konsep hijau pada rumah mereka.Makanya, para pembeli memilih jenis batu alam, granit dan marmer karena mampu memberikan kesan hijau dan teduh. "Meski terlihat seperti di alam, nuansa mewah dapat terlihat dari granit dan marmer jika digunakan sebagai interior," kata Gofur.Harga batu granit dan marmer memang lebih mahal. Namun jangan ragu pada keawetannya. Kandungan campuran batu kapur dan mineral, membuat batu ini tahan berpuluh-puluh tahun. Rata-rata, para pedagang Pondok Cabe menjual batu granit berukuran 30 cm x 30 cm x 1,8 cm antara Rp 150.000 hingga Rp 180.000 per meter persegi. Sedangkan batu berukuran 40 cm x 40 cm x 1,8 cm harganya Rp 170.000 per meter persegi. Harga ini tentu saja bisa berkurang, asal pembeli piawai menawar.Adapun batu marmer berukuran 60 cm x 60 cm, yang digunakan untuk lantai, dilego seharga Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per meter persegi. Harga batu marmer lebih mahal, karena bisa menurunkan suhu di ruangan, sehingga lantai terasa lebih nyaman dan sejuk.Para pedagang memasok batu alam dari Purwakarta, Pemalang, Yogyakarta, Tulungagung, hingga Lampung. Masing-masing tempat memiliki corak dan warna tersendiri. Batu granit dan marmer lokal terlihat lebih natural dan harganya jauh lebih murah. Soal kekuatan, batu lokal tetap menjadi jawara. Bebatuan ini tidak memerlukan perawatan khusus. Hanya saja, saat pemasangan batu dapat dipernis terlebih dahulu agar mengkilap. Sebagai sentra batu alam yang murah dan lengkap, sentra batu alam di Jalan Raya Pondok Cabe ini ramai disambangi pembeli. Tapi, kini para pedagang batu alam mengkhawatirkan kelangsungan usaha mereka tersebut. Wacana penggusuran yang muncul membuat pedagang waswas jika tempat usaha mereka harus rata dengan tanah. Belum lagi ancaman bencana, seperti pohon tumbang di setiap musim hujan. Neneng Noeryana pedagang setempat mengungkapkan, lapaknya baru saja ketiban pohon yang letaknya persis di samping tempat ia menjajakan dagangan Ia harus menanggung kerugian, mulai dari kerusakan atap lapak hingga barang dagangannya seperti pot bunga, kolam minimalis dari semen. "Sudah risiko jualan di pinggir jalan raya seperti ini," tutur Neneng. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News