Kendati membuka usaha kaki lima di atas trotoar jalan, para pedagang batu mulia di Jalan Lemah Wungkuk, Cirebon, mampu memasarkan usahanya hingga ke pelbagai kota di Indonesia. Selain melalui internet, banyak juga produk batu mulia dari sentra ini dijajakan lewat grup BlackBerry (BB). Abdul Somad termasuk pedagang yang memasarkan produknya lewat BB. Berkat pemasaran di grup BB, Somad rutin mengirim barang dagangan berupa batu dan cincin ke sejumlah kota. Di antaranya, ada yang ke Bukit Tinggi, Pekanbaru, Lampung, dan Bandung. "Ke Bukit Tinggi saja, satu minggu saya rutin mengirim 80 cincin pengikat batu," ujar Somad.
Sementara, ke daerah lain, Somad mengirim lebih dari 100 cincin pengikat per minggu. Cincin pengikat itu dibanderol seharga mulai Rp 150.000 - Rp 350.000 per buah. Adapun laba bersihnya sekitar Rp 20.000 per buah. Somad memang membuat sendiri cincin pengikat batu itu dengan bahan perak. "Saya punya 10 karyawan di rumah yang khusus membuat cincin pengikat batu," tutur Somad. Somad mengaku, memperoleh jaringan berkat adanya grup BB yang dibuatnya. Setiap pelanggan akan ia masukkan dalam grup BB tersebut. Biasanya, bila ada satu yang puas, pelanggan itu akan merekomendasikan Somad kepada rekan lainnya. Dari situ, jaringan pemasarnya makin meluas. Somad juga menerima pesanan sesuai keinginan pelanggan. Pelanggan cukup mengirimkan gambar cincin yang diinginkannya. Semua pesanan cukup melalui BB dengan sistem kepercayaan. "Terkadang, saya malah belum pernah bertemu sama pelanggan saya di luar kota," ujar Somad. Beda dengan Somad, Muhamad Ismail memasarkan produknya lewat internet. Namun, bukan ia langsung yang memasarkan produknya di internet. Melainkan para penyalur atau reseller. Para reseller ini rutin belanja batu mulia di tempat Ismail. Oleh mereka, batu-batu tersebut kemudian dipasarkan lagi lewat internet. Seperti saat KONTAN menyambangi sentra ini akhir tahun lalu, tampak beberapa reseller memadati kios milik Muhamad Ismail.
Kepada KONTAN, para reseller ini sempat menunjukkan beberapa situs jejaring sosial tempat mereka menjajakan batu yang dibelinya dari Ismail. Menurut Ismail, banyak reseller mengambil batu darinya karena harganya murah. Ia sendiri sempat melihat-lihat harga di pasar internet yang jauh lebih tinggi dari yang ia jual. Namun, Ismail mengaku belum terpikir untuk menjajakan langsung via internet. "Tidak terlalu mengerti dan tidak sempat," ujarnya. Selain menjajakan produknya lewat internet, banyak juga reseller yang memilih berjualan di sekitar lokasi sentra. Tentu, harga jualnya menjadi lebih tinggi. (Selesai) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri