Bila Anda gemar berburu buku-buku kuno dan langka, ada baiknya menyambangi pusat penjualan buku dan majalah bekas di Jalan Cikapundung Barat, Bandung. Tempat ini diramaikan sekitar 30 pedagang yang menjajakan aneka buku dan majalah bekas. Tempat ini cukup mudah dijangkau, hanya 10 menit jalan kaki dari Museum Asia Afrika ke arah alun-alun Bandung. Letaknya berada tepat di depan Gedung Bale Sumur Bandung atau kantor PLN Bandung. Memasuki kawasan ini, Anda akan menemukan deretan penjual buku dan majalah bekas yang mangkal di sepanjang trotoar Jalan Cikapundung Barat.
Di trotoar jalan, mereka membuka lapak semi permanen dan menata rapi buku-buku dan majalah yang dijualnya. Ada banyak buku langka yang dijual di sini, seperti buku sejarah, filsafat, teknik kimia, fisika, ekonomi, dan kesehatan. Banyak juga novel-novel asing yang ditulis dalam bahasa Inggris. Buku-buku itu sebagian besar terbitan tahun 1920-an. Tidak hanya buku, tempat ini juga menjual majalah bekas, baik lokal maupun asing. Tema majalahnya beragam, seperti arsitek, desain grafis, dan interior. Salah seorang pedagang, Bambang Gopes bilang, sentra penjualan buku dan majalah bekas ini sudah ada sejak tahun 1970-an. Dari 30 pedagang di kawasan ini, yang aktif berjualan sekitar 21 pedagang. "Pedagang yang tidak aktif kadang berjualan di tempat lain juga," kata Bambang yang juga koordinator para pedagang buku di sentra ini. Di lapaknya, Bambang menjual aneka buku dan majalah bekas. Harga buku dan majalah di sini sangat bervariasi antara Rp 10.000 hingga ratusan ribu, tergantung jenis buku,kualitas, dan kelangkaannya. Bambang mengaku, setiap harus selalu ada saja pembeli yang berburu buku dan majalah bekas. Mereka adalah mahasiswa dan masyarakat umum. Selain itu, ada juga kolektor buku dan majalah kuno. Dalam sehari, Bambang bisa menjual puluhan buku dengan omzet Rp 200.000 - Rp 500.000. Ia sudah mulai membuka lapak di sentra ini sejak tahun 1981. Syamsari Arifin, pedagang lainnya bilang sudah berjualan sejak 1999. Beda dengan Bambang, ia lebih fokus menjual majalah bekas, seperti majalah Bobo, Populer, artistik, interior, desain grafis, dan lainnya.
Majalah itu kebanyakan terbitan tahun 2000 sampai 2011. Harga jualnya bervariasi, mulai mulai dari Rp 2.000 sampai Rp 25.000 per buah. "Mayoritas konsumen saya adalah mahasiswa dan pelajar," katanya. Dalam sehari, Syamsari bisa menjual puluhan majalah dengan omzet sekitar Rp 200.000. Bila sedang ramai, omzetnya bisa mencapai Rp 500.000. Uung, pedagang lainnya juga memilih fokus berjualan majalah bekas. Namun demikian, ia tetap memasarkan beberapa buku bekas. Cuma jumlahnya tidak sebanyak majalah. Dalam sehari, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 300.000. (Bersambung) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri