Sejak menempati konter dan kios Bursa Buku Blok M Square pada Juli 2009 lalu, para pedagang masih berstatus sebagai penyewa. Mereka sangat berharap pengelola gedung menawarkan opsi untuk membeli gerai tahun depan. Asalkan harganya cocok dan cicilannya ringan, pedagang akan mengambil tawaran tersebut.Para pedagang di Bursa Buku Blok M Square memang harus menanggung biaya sewa konter dan kios yang cukup mahal dibandingkan dengan sentra buku di pusat perbelanjaan lain di Jakarta. Tapi, tarif sewa yang tinggi tersebut sebanding dengan omzet yang masuk ke kantong mereka."Meski cukup mahal, biaya sewa konter dan kios di Blok M Square masih bisa ditutup dari penghasilan setiap bulan," kata Joni Rais, pemilik pemilik Lion Bookstore yang menyewa dua kios dan satu konter di Bursa Buky Blok M Square.Menurut Joni, memasuki tahun kedua, para pedagang harus membayar sewa sebesar Rp 750.000 per bulan untuk kios berukuran 2 x 4 meter. Sedangkan, untuk sewa konter, tarifnya Rp 600.000 sebulan. "Harga sewa ini sudah naik 50% dibandingkan dengan tahun 2009 lalu sebesar Rp 500.000 per kios," ungkap Joni.Beda jauh dengan Bursa Buku Thamrin City. Joni yang juga menyewa kios di sentra tersebut menuturkan, pengelola pusat perbelanjaan yang terletak di daerah Tanah Abang ini membebaskan biaya sewa untuk dua tahun pertama. Baru di tahun ketiga pedagang harus membayar biaya sewa yang hanya Rp 1,5 juta untuk satu tahun.Saat ini, omzet para pedagang di Bursa Buku Blok M Square masih bisa menutup biaya sewa per bulan yang mahal tersebut. Namun, mereka khawatir harga sewa tahun depan akan naik lagi. Rizal, pedagang buku lainnya di sentra itu, mengatakan, tidak tertutup kemungkinan pengelola Blok M Square akan menawarkan opsi pembelian kios. Dan, para pedagang sangat mengharapkan tawaran ini datang ke mereka.Hanya, Rizal menammenegaskan, bukan berarti para pedagang akan begitu saja meneriwa tawaran membeli kios di Blok M Square. "Kalau harganya terjangkau, siapa yang tidak mau punya kios sendiri?" ujar dia.Judianto Situmorang, pedagang buku lainnya di Bursa Buku Blok M Square, menyatakan ketertarikannya membeli kios. Tetapi, "Berminat bukan berarti akan membeli kalau ditawarkan," katanya. Ia akan melihat dulu harga dan besaran cicilan pembayaran yang ditawarkan pengelola gedung. Jangan sampai bisa mencicil di awal, tapi seret di pembayaran berikutnya. "Kalau cicilannya jauh di atas dari biaya sewa sekarang yang Rp 750.000 per bulan, mungkin banyak pedagang yang tidak sanggup membayar," imbuh Joni.Soalnya, Joni mengungkapkan, keuntungan dari jualan bisnis buku dengan harga murah tidak seberapa. Bagi Joni yang terpenting, adalah dari penghasilannya tiap bulan bisa membayar sewa kios, membeli stok buku, dan menghidupi keluarganya. "Keuntungan lain berupa keuntungan moral, kita bisa beramal dengan menjual buku murah," ujarnya.Joni yang juga Ketua Koperasi Bursa Buku Blok M Square menambahkan, bisnis buku dengan harga murah tidak seperti usaha makanan. Jadi, tak ada pedagang buku yang kaya mendadak.Untuk menguatkan persatuan para pedagang, sejak sentra ini buka pada 2009 lalu, mereka membentuk koperasi. "Sementara ini, koperasi hanya menjadi wadah sesama pedagang," ujar Joni. Selanjutnya, bisa saja menjadi koperasi simpan pinjam bagi pedagang.(Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra buku Blok M: Menanti tawaran membeli kios (3)
Sejak menempati konter dan kios Bursa Buku Blok M Square pada Juli 2009 lalu, para pedagang masih berstatus sebagai penyewa. Mereka sangat berharap pengelola gedung menawarkan opsi untuk membeli gerai tahun depan. Asalkan harganya cocok dan cicilannya ringan, pedagang akan mengambil tawaran tersebut.Para pedagang di Bursa Buku Blok M Square memang harus menanggung biaya sewa konter dan kios yang cukup mahal dibandingkan dengan sentra buku di pusat perbelanjaan lain di Jakarta. Tapi, tarif sewa yang tinggi tersebut sebanding dengan omzet yang masuk ke kantong mereka."Meski cukup mahal, biaya sewa konter dan kios di Blok M Square masih bisa ditutup dari penghasilan setiap bulan," kata Joni Rais, pemilik pemilik Lion Bookstore yang menyewa dua kios dan satu konter di Bursa Buky Blok M Square.Menurut Joni, memasuki tahun kedua, para pedagang harus membayar sewa sebesar Rp 750.000 per bulan untuk kios berukuran 2 x 4 meter. Sedangkan, untuk sewa konter, tarifnya Rp 600.000 sebulan. "Harga sewa ini sudah naik 50% dibandingkan dengan tahun 2009 lalu sebesar Rp 500.000 per kios," ungkap Joni.Beda jauh dengan Bursa Buku Thamrin City. Joni yang juga menyewa kios di sentra tersebut menuturkan, pengelola pusat perbelanjaan yang terletak di daerah Tanah Abang ini membebaskan biaya sewa untuk dua tahun pertama. Baru di tahun ketiga pedagang harus membayar biaya sewa yang hanya Rp 1,5 juta untuk satu tahun.Saat ini, omzet para pedagang di Bursa Buku Blok M Square masih bisa menutup biaya sewa per bulan yang mahal tersebut. Namun, mereka khawatir harga sewa tahun depan akan naik lagi. Rizal, pedagang buku lainnya di sentra itu, mengatakan, tidak tertutup kemungkinan pengelola Blok M Square akan menawarkan opsi pembelian kios. Dan, para pedagang sangat mengharapkan tawaran ini datang ke mereka.Hanya, Rizal menammenegaskan, bukan berarti para pedagang akan begitu saja meneriwa tawaran membeli kios di Blok M Square. "Kalau harganya terjangkau, siapa yang tidak mau punya kios sendiri?" ujar dia.Judianto Situmorang, pedagang buku lainnya di Bursa Buku Blok M Square, menyatakan ketertarikannya membeli kios. Tetapi, "Berminat bukan berarti akan membeli kalau ditawarkan," katanya. Ia akan melihat dulu harga dan besaran cicilan pembayaran yang ditawarkan pengelola gedung. Jangan sampai bisa mencicil di awal, tapi seret di pembayaran berikutnya. "Kalau cicilannya jauh di atas dari biaya sewa sekarang yang Rp 750.000 per bulan, mungkin banyak pedagang yang tidak sanggup membayar," imbuh Joni.Soalnya, Joni mengungkapkan, keuntungan dari jualan bisnis buku dengan harga murah tidak seberapa. Bagi Joni yang terpenting, adalah dari penghasilannya tiap bulan bisa membayar sewa kios, membeli stok buku, dan menghidupi keluarganya. "Keuntungan lain berupa keuntungan moral, kita bisa beramal dengan menjual buku murah," ujarnya.Joni yang juga Ketua Koperasi Bursa Buku Blok M Square menambahkan, bisnis buku dengan harga murah tidak seperti usaha makanan. Jadi, tak ada pedagang buku yang kaya mendadak.Untuk menguatkan persatuan para pedagang, sejak sentra ini buka pada 2009 lalu, mereka membentuk koperasi. "Sementara ini, koperasi hanya menjadi wadah sesama pedagang," ujar Joni. Selanjutnya, bisa saja menjadi koperasi simpan pinjam bagi pedagang.(Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News