Untuk meramaikan sentra penjualan burung di Pelepah Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pedagang burung rutin mengadakan kontes burung berkicau setiap akhir pekan. Cara ini diyakini efektif mendatangkan pengunjung yang sempat berkurang karena isu flu burung.Agar sentra penjualan burung di Pelepah Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara ramai, para pedagang burung sepakat membuat program bersama. Mereka membuat kontes burung berkicau. Sinaga Wiyogo, pemilik Yoshiko Birdshop, mengatakan, kontes burung berkicau itu sukses mendatangkan banyak pengunjung. Mulai dari penggemar burung, pengunjung sekadar datang nonton serta pedagang burung dari sentra lain. Selain bertujuan meramaikan sentra ini, kontes burung yang rutin dilangsungkan sejak tahun lalu itu juga berfungsi untuk mempererat hubungan antarpenggemar burung dan pedagang. Lantaran tujuan tersebut tercapai dengan 200 peserta kontes, pedagang burung sepakat menyelenggarakan kontes burung berkicau itu sekali dalam sepekan.Berkat penyelenggaraan kontes burung berkicau ini pula, tidak hanya pelanggan yang diuntungkan, tapi juga peserta. Jika burung yang mereka ikutkan lomba menang kontes, "Harga jualnya bisa naik berlipat," terang Sinaga yang akrab disapa Ahay.Walaupun burung pemenang kontes, harganya bisa naik tinggi, Ahay menyarankan agar pemilik memberikan harga yang sewajarnya. "Saya tak setuju jika burung berkicau dijual dengan harga yang tidak masuk akal, kecuali jika burung itu langka dan sulit di dapatkan," ujar Ahay. Harga yang terlalu mahal justru akan merugikan pemilik jika harga-harga tiba-tiba turun. "Kita harus hindari yang sifatnya spekulasi," ujarnya. Menurut Ahay, dalam acara kontes burung berkicau itu, pedagang tidak mau memetik keuntungan semata. Ahay bersama pedagang lainnya juga menjadikan kontes itu sebagai ajang edukasi kepada penggemar dan pemelihara burung. Para pedagang burung di Pelepah Raya, Kelapa Gading rutin memberikan informasi tentang pentingnya perawatan burung. Makanya, para pedagang ini kerap memberikan informasi tentang tata cara membersihkan kandang hingga penanganan kotoran burung. "Kebersihan penting agar terhindar dari penyakit yang merugikan pemelihara atau lingkungan," jelas Ahay.Hal senada disampaikan oleh Mitro, pemilik Toko Sangkar Berkah di sentra yang sama. Mitro menjelaskan, penyelenggaraan kontes burung berkicau itu membawa dampak positif bagi pedagang dan penggemar burung sekaligus. Setiap kali kontes dilakukan, penggemar atau pemelihara burung bisa belajar merawat burung. Sementara pedagang burung bisa menikmati ramainya penjualan. "Pedagang dan pelanggan juga bisa berbagi pengalaman merawat burung," jelas Mitro.Dengan adanya edukasi, menurut Mitro, penggemar burung bisa merawat burung dengan baik, sehat dan bersih. Jika burung dalam kondisi terawat, maka burung tersebut bisa bernilai jual tinggi.Menurut Mitro, kesadaran pedagang yang peduli akan kesehatan burung sudah terbukti sejak wabah flu burung melanda tahun 2006-2008. Saat itu, Dinas Kesehatan Jakarta Utara tidak menemukan burung di sentra penjualan burung di Pelepah Raya yang terjangkit virus H5N1. "Ini menandakan sentra kami bebas dari flu burung," tuturnya.Selain lewat kontes burung berkicau, Ahay bersama Mitro dan pedagang burung lainnya saat ini sedang merintis pembuatan penangkaran burung. Burung yang ditangkarkan berasal dari telur burung yang didatangkan dari daerah. "Saya bawa telur burung dari Indonesia Timur kemudian ditetaskan di penangkaran," kata Ahay yang memiliki penangkaran burung di kawasan Kelapa Gading.Ahay menilai, pedagang burung di Pelepah Raya, Kelapa Gading tak sekadar menjadi pedagang burung semata. Mereka juga peduli dengan populasi burung dengan cara membuat penangkaran sendiri. Selain menjaga keseimbangan alam, bisnis mereka pun kelak lancar.(Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra burung Kelapa Gading: Gelar kontes berkicau bisa dongkrak pamor (3)
Untuk meramaikan sentra penjualan burung di Pelepah Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pedagang burung rutin mengadakan kontes burung berkicau setiap akhir pekan. Cara ini diyakini efektif mendatangkan pengunjung yang sempat berkurang karena isu flu burung.Agar sentra penjualan burung di Pelepah Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara ramai, para pedagang burung sepakat membuat program bersama. Mereka membuat kontes burung berkicau. Sinaga Wiyogo, pemilik Yoshiko Birdshop, mengatakan, kontes burung berkicau itu sukses mendatangkan banyak pengunjung. Mulai dari penggemar burung, pengunjung sekadar datang nonton serta pedagang burung dari sentra lain. Selain bertujuan meramaikan sentra ini, kontes burung yang rutin dilangsungkan sejak tahun lalu itu juga berfungsi untuk mempererat hubungan antarpenggemar burung dan pedagang. Lantaran tujuan tersebut tercapai dengan 200 peserta kontes, pedagang burung sepakat menyelenggarakan kontes burung berkicau itu sekali dalam sepekan.Berkat penyelenggaraan kontes burung berkicau ini pula, tidak hanya pelanggan yang diuntungkan, tapi juga peserta. Jika burung yang mereka ikutkan lomba menang kontes, "Harga jualnya bisa naik berlipat," terang Sinaga yang akrab disapa Ahay.Walaupun burung pemenang kontes, harganya bisa naik tinggi, Ahay menyarankan agar pemilik memberikan harga yang sewajarnya. "Saya tak setuju jika burung berkicau dijual dengan harga yang tidak masuk akal, kecuali jika burung itu langka dan sulit di dapatkan," ujar Ahay. Harga yang terlalu mahal justru akan merugikan pemilik jika harga-harga tiba-tiba turun. "Kita harus hindari yang sifatnya spekulasi," ujarnya. Menurut Ahay, dalam acara kontes burung berkicau itu, pedagang tidak mau memetik keuntungan semata. Ahay bersama pedagang lainnya juga menjadikan kontes itu sebagai ajang edukasi kepada penggemar dan pemelihara burung. Para pedagang burung di Pelepah Raya, Kelapa Gading rutin memberikan informasi tentang pentingnya perawatan burung. Makanya, para pedagang ini kerap memberikan informasi tentang tata cara membersihkan kandang hingga penanganan kotoran burung. "Kebersihan penting agar terhindar dari penyakit yang merugikan pemelihara atau lingkungan," jelas Ahay.Hal senada disampaikan oleh Mitro, pemilik Toko Sangkar Berkah di sentra yang sama. Mitro menjelaskan, penyelenggaraan kontes burung berkicau itu membawa dampak positif bagi pedagang dan penggemar burung sekaligus. Setiap kali kontes dilakukan, penggemar atau pemelihara burung bisa belajar merawat burung. Sementara pedagang burung bisa menikmati ramainya penjualan. "Pedagang dan pelanggan juga bisa berbagi pengalaman merawat burung," jelas Mitro.Dengan adanya edukasi, menurut Mitro, penggemar burung bisa merawat burung dengan baik, sehat dan bersih. Jika burung dalam kondisi terawat, maka burung tersebut bisa bernilai jual tinggi.Menurut Mitro, kesadaran pedagang yang peduli akan kesehatan burung sudah terbukti sejak wabah flu burung melanda tahun 2006-2008. Saat itu, Dinas Kesehatan Jakarta Utara tidak menemukan burung di sentra penjualan burung di Pelepah Raya yang terjangkit virus H5N1. "Ini menandakan sentra kami bebas dari flu burung," tuturnya.Selain lewat kontes burung berkicau, Ahay bersama Mitro dan pedagang burung lainnya saat ini sedang merintis pembuatan penangkaran burung. Burung yang ditangkarkan berasal dari telur burung yang didatangkan dari daerah. "Saya bawa telur burung dari Indonesia Timur kemudian ditetaskan di penangkaran," kata Ahay yang memiliki penangkaran burung di kawasan Kelapa Gading.Ahay menilai, pedagang burung di Pelepah Raya, Kelapa Gading tak sekadar menjadi pedagang burung semata. Mereka juga peduli dengan populasi burung dengan cara membuat penangkaran sendiri. Selain menjaga keseimbangan alam, bisnis mereka pun kelak lancar.(Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News