Sentra cupang diserbu pembeli saat musim kontes (3)



Kehadiran ikan lou han menyurutkan pamor cupang hias yang selama empat tahun menjadi buruan pecinta ikan hias. Seiring popularitas cupang hias yang memudar, pengunjung sentra ikan cupang hias Slipi tidak banyak-banyak amat. Sentra ini baru ramai diserbu para pehobi saat musim kontes ikan cupang hias.Ikan cupang hias sempat populer sepanjang tahun 1999 sampai 2002. Saat itu, "Cupang menjadi ikan hias nomor wahid yang paling diburu konsumen," kata Ahmadi, Ketua Komunitas Pengusaha Ikan Hias Kota Bambu Slipi (Kobapi).Tapi, popularitas ikan cupang hias mulai tergeser seiring kehadiran ikan Lou Han, yang punya jidat jenong tapi dipercaya membawa hoki alias keberuntungan ini. Makanya, "Permintaan ikan cupang hias mulai menurun sejak 2002," ujar Ahmadi.Tapi, itu tidak menyurutkan pedagang melahirkan sentra ikan cupang hias Slipi, Jakarta Barat yang bernama resmi Sentra Promosi dan Pemasaran Ikan Hias Slipi pada 2007 lalu. Soalnya, ikan yang masuk dalam famili Anabantidae (labirynth fisher) itu masih punya banyak penggemar fanatik.Sentra ikan cupang hias Slipi bakal dijejali pembeli saat musim kontes ikan bernama latin Betta splendens ini. "Biasanya diadakan Juni bertepatan dengan ulang tahun Jakarta dan bulan November," ungkap Ahmadi.Wajar bila pada kedua bulan itu, permintaan ikan cupang hias lumayan banyak. "Peningkatannya 30%," kata M. Yamin Umar, ketua Koperasi Pengusaha Ikan Hias Kobapi, pengelola sentra cupang hias Slipi.

Dalam kontes, ikan cupang hias yang menjadi peserta akan dinilai warna dan postur tubuhnya, kesehatan, serta kelincahan geraknya. "Ikan pemenang kontes bisa naik harganya sampai berpuluh-puluh kali lipat," ujar Yamin. Penggila ikan cupang hias tidak segan-segan merogoh koceknya dalam-dalam untuk berburu ke sentra-sentra ikan cupang hias termasuk di Slipi. Di luar bulan Juni dan November, pembeli yang datang ke sentra Slipi, adalah penggila fanatik ikan cupang hias. Karena itu, "Saat ini, paling hanya pehobi yang rajin menyambangi sentra kami," ujar Yamin.Tentu saja, ini berdampak pada penurunan pendapatan sentra ikan cupang hias Slipi. Berapa? Yamin tidak mau mengungkapnya. Yang jelas, koperasi sejauh ini belum bisa membagikan sisa hasil usaha alias SHU kepada 47 anggotanya, meski tetap mendekap keuntungan.Keuntungan yang didapat untuk sementara diputar sebagai tambahan modal usaha para anggota melalui usaha simpan pinjam berbunga lunak. Anggota boleh meminjam Rp 500.000 sampai Rp 1 juta yang dikembalikan setelah masa panen, dengan cara dicicil selama enam bulan. Namun, "Bila belum sanggup membayar, jangka waktu pengembalian pun masih bisa didiskusikan secara kekeluargaan," kata Ahmadi.Sistem simpan pinjam semacam ini tentu sangat bermanfaat bagi pedagang ikan cupang hias skala kecil seperti Heri Susanto, yang baru bisa menjual 200 sampai 500 ekor bibit ikan cupang hias saja ke koperasi. Selama ini, "Koperasi sangat membantu untuk pengusaha skala kecil seperti saya, yang perputaran modalnya lambat," ujarnya.Menurut Heri, penjualan ikan cupang hias juga menurun akibat praktek jual beli melalui internet. Bagi pehobi yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu, tentu mereka lebih memilih cara ini. "Lebih praktis dan biasanya harganya lebih murah," kata dia.(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi