Sentra cupang hias berbasis koperasi (2)



Sentra ikan cupang hias Slipi berbasis koperasi. Dengan begitu, pedagang tidak perlu repot-repot mencari pembeli. Mereka cukup memasok bibit ikan ke koperasi yang mengelola sentra di daerah Jakarta Barat tersebut. Pengelola sentra akan membeli ikan cupang hias berapapun jumlahnya dengan harga yang bersaing.Kehadiran sentra ikan cupang hias Slipi, Jakarta Barat berangkat dari keprihatinan sejumlah pedagang ikan hias di daerah, yang sebelumnya terkenal sebagai sentra bunga anggrek itu melihat rekan-rekannya yang membanting harga ikan hias secara gila-gilaan.Membludaknya jumlah pedagang ikan hias di Slipi membuat mereka memberi diskon besar-besaran untuk menarik minat pembeli. Akibatnya, "Harga ikan hias menjadi sangat murah," kata Ahmadi, Ketua Komunitas Pengusaha Ikan Hias Kota Bambu Slipi (Kobapi).Dari sini, sebagian pedagang lalu meminta bantuan Pemerintah Kotamadya Jakarta Barat. Tapi, baru lima tahun kemudian, lahirlah sentra ikan cupang hias Slipi yang bernama resmi Sentra Promosi dan Pemasaran Ikan Hias Slipi dengan basis koperasi. "Kami pilih sistem koperasi agar pedagang lebih mudah mendapatkan pinjaman lunak sebagai tambahan modal usaha mereka," ujar Ahmadi.Sejak sentra ini diresmikan 16 Desember 2007 lalu, persaingan antar-pedagang ikan cupang hias menjadi lebih sehat dan harga jual bisa terkontrol. Buntutnya, pendapatan pedagang perlahan tapi pasti terus naik. "Pendapatan saya naik 30%," kata Ahmadi.Lelaki asli Betawi ini saban bulan bisa memasok sekitar 2.000 bibit ikan cupang hias ke Koperasi Pengusaha Ikan Hias Kobapi yang mengelola sentra ikan hias Slipi, dengan harga Rp 1.500 per ekor. "Sentra ini memberikan rasa aman buat kami, karena sudah pasti bibit ikan akan dibeli berapapun jumlahnya, dengan harga standar. Jadi, tidak perlu repot-repot menemukan pembeli di luar," ungkap Ahmadi.Berbisnis ikan cupang hias cukup menggiurkan. Sebab, untuk membiakkan ikan bernama Latin Betta splendens ini relatif mudah. Cukup taruh sepasang ikan cupang hias dewasa jantan dan betina yang berumur 6 sampai 8 bulan di dalam akuarium atau stoples.Keesokan harinya, pasti si cupang betina sudah bertelur. Soalnya, "Cupang adalah ikan yang gampang kawin," ujar Ahmadi.Enaknya bergabung dengan sentra ikan cupang hias Slipi, pengelola tidak melarang pedagang yang menjadi anggota koperasi menjual bibit ikan cupang ke tempat lain. "Sistem yang fleksibel dan lunak ini sangat membantu para pedagang," kata M. Yamin Umar, pengelola sentra.Itu sebabnya, dalam sebulan, Ahmadi mampu menjual 1.000 bibit cupang hias ke tempat lain seharga Rp 3.000 sampai Rp 7.500 per ekor. Sebulan, ia bisa mengantongi omzet mulai Rp 7 juta hingga Rp 9 juta.(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi