KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen makanan olahan PT Sentra Food Indonesia Tbk (
FOOD) membidik pertumbuhan penjualan yang tidak muluk-muluk di tahun ini. Manajemen berharap perseroan setidaknya dapat mempertahankan kinerjanya sama seperti di tahun lalu. Direktur Utama Sentra Food Indonesia, Agustus Sani Nugroho menyebut, tahun 2021 nampaknya masih akan menjadi tahun yang berat bagi perseroan. Sebab, ketidakpastian kondisi ekonomi baik secara nasional maupun global, masih dirasakan oleh sebagian pelaku usaha, termasuk juga bagi industri daging olahan. Kondisi tersebut didukung pula oleh perubahan pola konsumsi masyarakat yang membuat penjualan produk daging olahan kian melemah. "Juga bergesernya prioritas pengeluaran masyarakat yang jadi beralih ke sektor kesehatan karena masih rawannya situasi kesehatan di Republik Indonesia," sebut Agustus ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (31/5).
Di tengah kondisi pandemi yang serba tidak pasti, FOOD lewat entitas anak operasionalnya, PT Kemang Food Industries akan tetap konsisten mencari peluang-peluang baru guna menahan laju turunnya penjualan. Salah satunya dengan tetap konsisten melakukan inovasi terhadap produk-produk baru di tahun ini. "FOOD akan tetap berusaha mencari peluang-peluang baru yang dapat menahan terus turunnya penjualan, agar setidaknya penjualan di tahun 2021 akan sama atau sedikit lebih baik dari tahun 2020," jelasnya.
Baca Juga: Sentra Food Indonesia (FOOD) merugi Rp 15,21 miliar di tahun 2020 Agustus melanjutkan, FOOD juga ke depannya akan terus melakukan pembukaan pasar baru secara agresif di semua segmen pasar, baik itu di pasar ritel, Horeka, maupun daring. "Serta melakukan promosi dan penjualan secara lebih agresif," bebernya. Demi memuluskan rencana bisnisnya di tahun ini, FOOD menganggarkan alokasi belanja modal atau
capital expenditure (capex) sekitar Rp 2 miliar. Alokasi dana tersebut, terang Agustus, akan digunakan untuk melakukan peningkatan dari sisi operasional perusahaan. "Seperti perbaikan gedung produksi untuk mendapatkan sertifikat ISO 2019,
epoxy lantai, instalasi mesin
smoked house baru dengan menggunakan bahan bakar gas, mesin cetak
beef pasties, serta pembelian mobil distribusi dan operasional," jelas Agustus.
Hingga akhir Maret lalu, kinerja FOOD dikatakan Agustus masih belum menunjukkan adanya perbaikan yang berarti. Meskipun begitu, FOOD akan tetap melakukan sejumlah efisiensi biaya guna mempertahankan kondisi keuangannya di sepanjang tahun ini. Adapun, di tahun 2020 FOOD membukukan kinerja yang kurang memuaskan. Penjualan FOOD melorot hingga 25,10% secara tahunan atau yoy di tahun 2020 menjadi Rp 94,56 miliar. Di tahun 2019, penjualan FOOD tercatat Rp 126,25 miliar. Dari sisi
bottom line, FOOD masih harus menanggung kerugian bersih sebesar Rp 15,21 miliar di tahun 2020. Padahal di tahun 2019, emiten ini masih mencetak laba senilai Rp 1,37 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .