Di kalangan para pecinta ikan hias di Bandung dan sekitarnya, sentra ikan hias di Jalan Peta, Tegallega sudah lama kesohor. Sentra yang berdiri sejak 1980 ini diramaikan sekitar 126 pedagang ikan hias yang berjejer di pinggir jalan.Hampir semua jenis ikan hias dijual di sentra ini, seperti ikan koi, komet, koi metalik, dan arwana. Ikan-ikan hias tersebut dipasok dari berbagai daerah.Muhamad Edy, salah seorang pedagang ikan hias, mengaku, mendapat pasokan ikan hias dari Sukabumi, Bogor, dan Pontianak. Ia biasanya membeli ikan hias langsung dari peternak yang sudah menjadi langganannya. Selain dari peternak, pasokan ikan hias juga dia peroleh dari para pengepul atau bandar ikan hias.Sebagian besar ikan itu, Edy beli dengan sistem bayar di belakang. Maksudnya, "Setelah ikan laku terjual, barulah kami bayar ke mereka," jelas Edy.Menurut Edy, kebanyakan ikan hias yang baru ia beli langsung dijual pada hari itu juga. Ia tidak mau menahan lebih lama ikan hias tersebut karena takut mati bila tidak diurus dengan baik.Namun, khusus ikan-ikan yang harganya mahal semisal Arwana, Edy pelihara dulu selama kurang lebih satu bulan. Setelah agak besar kemudian ia lego dengan harga Rp 400.000 per ekor. "Waktu saya beli masih Rp 200.000," ungkapnya.Untuk menjaga kelancaran usahanya, Edy selalu menyiapkan dana cadangan sebesar Rp 10 juta. Dana cadangan itu diperlukan untuk menutup risiko kerugian bila ada ikan yang mati sebelum sempat terjual.Untuk menghindari risiko itu, Edy selalu memperhatikan kondisi ikan yang akan dibelinya dari para pemasok. Jika kondisinya tampak tidak terurus dan sudah tidak segar, ia memutuskan untuk tidak membelinya.Sultan, pedagang lain, bilang, hampir semua ikan hias yang dijualnya didapat dari Sukabumi. Kebetulan, sang istri berasal dari Sukabumi, sehingga memudahkannya menjalin relasi dengan para pemasok ikan dari wilayah tersebut.Dia mengklaim, ikan hias asal Sukabumi tergolong bagus. Jenis ikan hias yang paling banyak dijualnya adalah ikan koi dan mas koki. "Kedua ikan ini yang paling laris," ujarnya.Hampir semua ikan yang Sultan jual bukan untuk dipelihara di aquarium, tapi di kolam. Sehingga, ukurannya lebih besar dan harganya lebih mahal. Ia memberi banderol mulai Rp 10.000 - Rp 200.000 per ekor.Sedang untuk ikan arwana, harganya mulai Rp 750.000 - Rp 1,5 juta. Tapi, "Arwana tidak banyak yang membeli, biasanya dipesan dulu baru saya pasok," kata Sultan.Samina, pedagang ikan hias lain di sentra itu, mendapat pasokan ikan dari Bogor, Sukabumi, dan Bandung. "Ikan-ikan itu dibawa oleh bandar," tuturnya.Beda dengan Sultan, Samina memilih menjual ikan hias untuk aquarium. Makanya, ia melegonya dengan harga lebih murah. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra ikan hias Tegallega: Semua jenis ikan (2)
Di kalangan para pecinta ikan hias di Bandung dan sekitarnya, sentra ikan hias di Jalan Peta, Tegallega sudah lama kesohor. Sentra yang berdiri sejak 1980 ini diramaikan sekitar 126 pedagang ikan hias yang berjejer di pinggir jalan.Hampir semua jenis ikan hias dijual di sentra ini, seperti ikan koi, komet, koi metalik, dan arwana. Ikan-ikan hias tersebut dipasok dari berbagai daerah.Muhamad Edy, salah seorang pedagang ikan hias, mengaku, mendapat pasokan ikan hias dari Sukabumi, Bogor, dan Pontianak. Ia biasanya membeli ikan hias langsung dari peternak yang sudah menjadi langganannya. Selain dari peternak, pasokan ikan hias juga dia peroleh dari para pengepul atau bandar ikan hias.Sebagian besar ikan itu, Edy beli dengan sistem bayar di belakang. Maksudnya, "Setelah ikan laku terjual, barulah kami bayar ke mereka," jelas Edy.Menurut Edy, kebanyakan ikan hias yang baru ia beli langsung dijual pada hari itu juga. Ia tidak mau menahan lebih lama ikan hias tersebut karena takut mati bila tidak diurus dengan baik.Namun, khusus ikan-ikan yang harganya mahal semisal Arwana, Edy pelihara dulu selama kurang lebih satu bulan. Setelah agak besar kemudian ia lego dengan harga Rp 400.000 per ekor. "Waktu saya beli masih Rp 200.000," ungkapnya.Untuk menjaga kelancaran usahanya, Edy selalu menyiapkan dana cadangan sebesar Rp 10 juta. Dana cadangan itu diperlukan untuk menutup risiko kerugian bila ada ikan yang mati sebelum sempat terjual.Untuk menghindari risiko itu, Edy selalu memperhatikan kondisi ikan yang akan dibelinya dari para pemasok. Jika kondisinya tampak tidak terurus dan sudah tidak segar, ia memutuskan untuk tidak membelinya.Sultan, pedagang lain, bilang, hampir semua ikan hias yang dijualnya didapat dari Sukabumi. Kebetulan, sang istri berasal dari Sukabumi, sehingga memudahkannya menjalin relasi dengan para pemasok ikan dari wilayah tersebut.Dia mengklaim, ikan hias asal Sukabumi tergolong bagus. Jenis ikan hias yang paling banyak dijualnya adalah ikan koi dan mas koki. "Kedua ikan ini yang paling laris," ujarnya.Hampir semua ikan yang Sultan jual bukan untuk dipelihara di aquarium, tapi di kolam. Sehingga, ukurannya lebih besar dan harganya lebih mahal. Ia memberi banderol mulai Rp 10.000 - Rp 200.000 per ekor.Sedang untuk ikan arwana, harganya mulai Rp 750.000 - Rp 1,5 juta. Tapi, "Arwana tidak banyak yang membeli, biasanya dipesan dulu baru saya pasok," kata Sultan.Samina, pedagang ikan hias lain di sentra itu, mendapat pasokan ikan dari Bogor, Sukabumi, dan Bandung. "Ikan-ikan itu dibawa oleh bandar," tuturnya.Beda dengan Sultan, Samina memilih menjual ikan hias untuk aquarium. Makanya, ia melegonya dengan harga lebih murah. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News