Puluhan kios tampak berjejer di sentra ikan yang sudah berdiri sejak 1990-an itu. Pedagang di sentra ikan yang terletak di Jalan Kamal Cengkareng ini tidak hanya menjual ikan hias. Mereka juga menjual berbagai jenis bibit ikan konsumsi. Saat ini, mereka berharap proyek pembangunan gedung pasar bisa segera rampung.Biasanya, di pagi hari, sentra ikan yang terletak di Jalan Kamal, Cengkareng, Jakarta, belum ramai didatangi pembeli. Apalagi, jika bukan akhir pekan, yang merupakan saat sentra ini paling ramai dikunjungi para pembeli.Untuk menuju tempat ini tidak terlalu susah. Jika Anda dari arah Jalan Daan Mogot Jakarta Barat, tinggal berbelok ke arah Bandara Soekarno Hatta. Di daerah itulah terletak sentra ikan yang sudah beroperasi sejak tahun 1990-an ini.Memakai tanah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah pengelolaan Dinas Perikanan, para pedagang di sentra ini hanya mempunyai Hak Guna Pakai (HGP).Ketika KONTAN mengunjungi sentra itu dua hari lalu, terlihat deretan kios penjualan ikan di sekeliling satu bangunan yang belum selesai dikerjakan. Keberadaan proyek ini memang sedikit banyak menyulitkan lalu-lintas pengunjung ke sentra ini. "Sejak ada pembangunan, sepertinya pengunjung agak berkurang," keluh Sefriyani, pemilik kios ikan SiKembar.Pengunjung juga menurun karena kesulitan mendapatkan tempat parkir. Yani, panggilan akrabnya, berharap sentra ikan ini kembali ramai setelah proyek itu rampung.Proyek tersebut juga memaksa pedagang menempati lokasi yang tak strategis. Yoga, pemilik kios di gang paling belakang, mengaku kesulitan berdagang sejak kiosnya berada di sana. Pasalnya, pembeli tidak akan mengunjungi tokonya jika sudah bisa mendapatkannya di jajaran toko paling depan. Ia berharap kondisi ini tidak berlangsung terus. Sebab, ketika proyek rampung pada 20 Desember 2010, seperti diperkirakan, para pemilik kios akan memindahkan lokasi usahanya sekarang ke dalam bangunan bertingkat dua itu. Rencananya, lantai pertama akan menjadi lokasi kios para pedagang. Sedangkan lantai dua untuk aula, tempat pameran serta kontes ikan, serta kantin.Sekitar 40 pedagang mengail rezeki di sentra ini. Mereka harus membayar tarif sewa Rp 4.000 per meter persegi saban bulan. "Rata-rata kami membayar sewa mulai dari Rp 60.000 hingga paling tinggi Rp 150.000 per bulan," kata Agung Setiaji, salah seorang pemilik kios.Namun, harga sewa kemungkinan akan naik setelah mereka menempati bangunan baru. Di gedungtersebut, setiap pedagang akan mendapatkan tempat usaha berukuran 3x5 meter. "Harga sewa naik dua kali lipat menjadi Rp 8.000 per meter persegi," kata Yana. Ia menilai, jika memang ramai, maka kenaikan tarif sewa itu tidak terlalu memberatkan.Menginjak siang hari, sentra itu baru mulai dipadati para pengunjung. Mereka berkeliling melihat-lihat berbagai jenis ikan yang dijajakan. Maklum, banyak pula pedagang yang hanya menjual satu jenis ikan. Namun, ada juga pedagang yang menjual lebih banyak jenis ikan dan udang, beserta perlengkapan perawatan ikan dan akuarium. "Kalau akuariumnya penuh, pengunjung menjadi punya pilihan lebih banyak. Selain itu lebih menarik dilihat daripada yang ikannya cuma sedikit," kata Biriadi, Ketua Koperasi Asosiasi Pengusaha Ikan Cengkareng (APIC).Tak cuma penyuka ikan yang datang ke sini. Pedagang ikan di tempat lain pun biasanya menjadi pelanggannya, baik ikan hias atau bibit ikan konsumsi. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra ikan yang berharap gedung pasar cepat selesai (1
Puluhan kios tampak berjejer di sentra ikan yang sudah berdiri sejak 1990-an itu. Pedagang di sentra ikan yang terletak di Jalan Kamal Cengkareng ini tidak hanya menjual ikan hias. Mereka juga menjual berbagai jenis bibit ikan konsumsi. Saat ini, mereka berharap proyek pembangunan gedung pasar bisa segera rampung.Biasanya, di pagi hari, sentra ikan yang terletak di Jalan Kamal, Cengkareng, Jakarta, belum ramai didatangi pembeli. Apalagi, jika bukan akhir pekan, yang merupakan saat sentra ini paling ramai dikunjungi para pembeli.Untuk menuju tempat ini tidak terlalu susah. Jika Anda dari arah Jalan Daan Mogot Jakarta Barat, tinggal berbelok ke arah Bandara Soekarno Hatta. Di daerah itulah terletak sentra ikan yang sudah beroperasi sejak tahun 1990-an ini.Memakai tanah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah pengelolaan Dinas Perikanan, para pedagang di sentra ini hanya mempunyai Hak Guna Pakai (HGP).Ketika KONTAN mengunjungi sentra itu dua hari lalu, terlihat deretan kios penjualan ikan di sekeliling satu bangunan yang belum selesai dikerjakan. Keberadaan proyek ini memang sedikit banyak menyulitkan lalu-lintas pengunjung ke sentra ini. "Sejak ada pembangunan, sepertinya pengunjung agak berkurang," keluh Sefriyani, pemilik kios ikan SiKembar.Pengunjung juga menurun karena kesulitan mendapatkan tempat parkir. Yani, panggilan akrabnya, berharap sentra ikan ini kembali ramai setelah proyek itu rampung.Proyek tersebut juga memaksa pedagang menempati lokasi yang tak strategis. Yoga, pemilik kios di gang paling belakang, mengaku kesulitan berdagang sejak kiosnya berada di sana. Pasalnya, pembeli tidak akan mengunjungi tokonya jika sudah bisa mendapatkannya di jajaran toko paling depan. Ia berharap kondisi ini tidak berlangsung terus. Sebab, ketika proyek rampung pada 20 Desember 2010, seperti diperkirakan, para pemilik kios akan memindahkan lokasi usahanya sekarang ke dalam bangunan bertingkat dua itu. Rencananya, lantai pertama akan menjadi lokasi kios para pedagang. Sedangkan lantai dua untuk aula, tempat pameran serta kontes ikan, serta kantin.Sekitar 40 pedagang mengail rezeki di sentra ini. Mereka harus membayar tarif sewa Rp 4.000 per meter persegi saban bulan. "Rata-rata kami membayar sewa mulai dari Rp 60.000 hingga paling tinggi Rp 150.000 per bulan," kata Agung Setiaji, salah seorang pemilik kios.Namun, harga sewa kemungkinan akan naik setelah mereka menempati bangunan baru. Di gedungtersebut, setiap pedagang akan mendapatkan tempat usaha berukuran 3x5 meter. "Harga sewa naik dua kali lipat menjadi Rp 8.000 per meter persegi," kata Yana. Ia menilai, jika memang ramai, maka kenaikan tarif sewa itu tidak terlalu memberatkan.Menginjak siang hari, sentra itu baru mulai dipadati para pengunjung. Mereka berkeliling melihat-lihat berbagai jenis ikan yang dijajakan. Maklum, banyak pula pedagang yang hanya menjual satu jenis ikan. Namun, ada juga pedagang yang menjual lebih banyak jenis ikan dan udang, beserta perlengkapan perawatan ikan dan akuarium. "Kalau akuariumnya penuh, pengunjung menjadi punya pilihan lebih banyak. Selain itu lebih menarik dilihat daripada yang ikannya cuma sedikit," kata Biriadi, Ketua Koperasi Asosiasi Pengusaha Ikan Cengkareng (APIC).Tak cuma penyuka ikan yang datang ke sini. Pedagang ikan di tempat lain pun biasanya menjadi pelanggannya, baik ikan hias atau bibit ikan konsumsi. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News