Sejak tahun 1970-an, Pasar Kanoman dikenal sebagai pusat penjualan kain terbesar di Cirebon, Jawa Barat. Tidak saja menjual kain untuk bahan membuat pakaian, pasar ini juga menjual aneka kain batik khas Cirebon. Pasar ini makin tenar sejak pemerintah setempat membangun gedung baru sebagai lokasi pasar sejak tahun 1998. Sebelumnya, para pedagang masih berbaur dengan pedagang lainnya. "Sejak dipindah ke lantai dua, banyak pedagang baru bermunculan," kata Rahmat, pedagang kain yang sudah berjualan di Pasar Kanoman sejak tahun 1996.
Kini hampir seluruh lantai dua menjadi lokasi penjualan kain. Setelah pedagang bertambah, pengunjung pun semakin ramai.Saat ini, terdapat sekitar 70 pedagang yang memenuhi lantai dua gedung Pasar Kanoman. Mereka menjajakan aneka kain khas Cirebon hingga kain buat bahan pakaian, sepertu katun, wol, brokat, dan lain-lain.Selain produknya lengkap, harganya juga tergolong murah. Makanya, hampir setiap hari, Pasar Kanoman ramai dikunjungi pembeli. Akses jalan menuju pasar ini tidak terlalu sulit. Bila dari Jalan Siliwangi, Anda tinggal terus saja menyusurinya. Sampai di ujung jalan lalu belok ke kiri masuk ke Jalan Kanoman. Letak pasar ini berada persis di sebelah Keraton Kanoman. Di kiosnya, Rahmat menjual aneka kain batik dan kain untuk bahan pakaian, seperti wool, polyster, hingga jet black. Kain di tempatnya dibanderol mulai harga Rp 12.000 per meter. Yang paling mahal kain jet black yang dibanderol Rp 45.000 per meter. "Kain ini paling bagus untuk celana," tutur Rahmat. Kain jet black ini merupakan produk andalan Rahmat. Menurutnya, para pedagang lain juga memiliki kain jenis-jenis khusus sebagai produk andalan. Rahmat mengaku memiliki banyak pelanggan tetap yang sudah puluhan tahun berlanggan kain dengannya. Dalam sebulan, omzet yang dikantonginya mencapai Rp 60 juta. Pedagang lainnya adalah Eni. Ia telah berjualan kain di pasar ini selama 14 tahun. Eni sendiri termasuk pedagang yang baru bergabung saat gedung baru mulai beroprasi tahun 1998. Eni melihat prospek yang bagus untuk berdagang di pasar tersebut. Di pasar ini, ia fokus berjualan jenis kain katun. "Saya menjual segala jenis katun, mulai katun rayon, katun Jepang, sampai katun Paris," katanya. Eni membanderol harga kain mulai Rp 15.000 per meter untuk katun standar, hingga Rp 45.000 per meter untuk katun Paris. Kain katun, menurutnya, sangat banyak dicari dan biasa digunakan untuk kebutuhan busana sehari-hari.
Dalam sebulan, ia mengantongi omzet sekitar Rp 20 juta. Pedagang lain yang juga bisa meraih omzet puluhan juta dari sentra ini adalah Yahya Mohamad yang juga mulai berjualan sejak 1998. Yahya fokus berjualan kain brokat dan satin yang banyak dicari kaum wanita untuk membuat kebaya. Harga termurah mulai Rp 10.000 per meter. Sementara paling mahal Rp 75.000 per meter. "Omzet saya Rp 50 juta per bulan," katanya. (Bersambung) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri