Sentra kebaya Tanah Abang: Jual kebaya ngetren sembari jadi desainer (3)



Pedagang kebaya di Pasar Tanah Abang melakukan beragam cara untuk menggaet pelanggan. Salah satunya dengan memberi servis terbaik bagi pelanggan. Selain melayani model kebaya sesuai dengan permintaan pelanggan, para pedagang juga selalu memperbarui model-model kebaya dengan tren terkini. Meski menjadi pusat penjualan kebaya grosir dan eceran di Indonesia, bukan berarti pedagang kebaya di Pasar Blok A dan F Tanah Abang mudah membukukan omzet gede. Jika tak pandai-pandai berdagang, bisa-bisa pembeli enggan untuk belanja. Kondisi itulah yang membuat pedagang mesti kreatif membuat kebaya yang akan dijual ke pelanggan.Seperti yang dilakukan Erik Budianto, pedagang kebaya toko Mitra Niaga di pasar Blok F, Tanah Abang. Agar dapat pelanggan, Erik menjual kebaya berbahan tile dengan desain yang bisa dipesan pelanggan. "Jenis kebaya bahan tile digemari di daerah," terang Erik.Agar pelanggannya suka, Erik memodifikasi kebaya itu agar terlihat mewah. Salah satunya dengan membubuhkan payet pada kebaya itu. "Saat ini, saya rutin mengirim kebaya tile ke Banjarmasin, Kupang, Surabaya dan Cirebon," jelas Erik.Untuk setiap kebaya, Erik menjualnya mulai dari Rp 150.000 hingga ratusan ribu rupiah. Menurutnya, harga jual tergantung tawar menawar. Kalau beli dalam jumlah banyak, Erik tak sungkan menurunkan harga.Susiana, pemilik toko Natasha Collection di pasar Blok F Tanah Abang yang menempuh cara berbeda untuk menggaet pelanggan. "Saya fokus menyediakan kebaya model terbaru," kata Susiana yang sudah membuka usaha sejak 2004 ini.Susiana mengaku menjual kebaya populer di masyarakat. Belakangan jenis kebaya milik Susiana yang laris itu adalah kebaya bordir dengan bahan velvet dan katun yang mengilat. Ia bilang, kebaya berbahan velvet dan katun merupakan pilihan kedua setelah kebaya sutra. Sebab dari sisi harga, kebaya velvet dan katun lebih murah ketimbang kebaya berbahan sutra.Selain desain, Susiana juga memperhatikan warna kebaya populer. Ia memberi contoh, tahun ini, warna kebaya yang populer adalah warna ungu dan abu-abu. "Tren warna itu sudah sejak tahun 2010 lalu," kata Susiana yang melayani pelanggan dari Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi itu. Cara berbeda juga ditempuh oleh Sylvia, pemilik toko Fedora di Blok A Pasar Tanah Abang. Untuk menggaet pelanggan, Sylvia secara spesifik menyediakan kebaya model Betawi dengan desain sederhana.Sylvia bilang, kebaya sederhana ala Betawi itu digemari anak muda karena bisa dikombinasikan dengan aksesori kalung dan ikat pinggang. "Kami harus ciptakan model kebaya sendiri, kalau tidak kami bisa kalah bersaing," jelas Sylvia.Ia menambahkan, pedagang kebaya di Tanah Abang tidak hanya sekadar menjadi pedagang saja. Ia juga harus bisa menjadi seorang desainer. Makanya, para pedagang harus bisa membaca selera pasar. Majalah dan televisi menjadi rujukan mereka melihat tren.Di tengah upaya inovasi, mereka mengaku harus berhadapan dengan kenaikan bahan baku kain kebaya dan sewa toko. "Ini dilema rutin kami hadapi tiap tahun," ungkap Susiana masygul.(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi