Desa Anjun, Plered, Purwakarta sudah tersohor sebagai sentra keramik di Jawa Barat. Sentra ini selalu ramai dikunjungi konsumen. Kebanyakan dari mereka merupakan para pedagang keramik dari sejumlah daerah. Selain dijual lagi di daerahnya, ada juga pedagang yang mengekspor keramik Plered ke sejumlah negara.Selama puluhan tahun, Desa Anjun, Kecamatan Plered dikenal sebagai sentra keramik. Di desa ini terdapat ratusan perajin yang memproduksi bermacam kerajinan keramik. Beberapa di antaranya adalah vas bunga, guci, meja, kursi, tempat payung, dan masih banyak lagi. Selain pusat produksi, desa ini juga menjadi pusat perdagangan keramik. Karena sudah terkenal luas dan memiliki stok keramik dalam jumlah banyak, banyak pedagang dari daerah berburu keramik ditempat ini untuk dijual kembali.Biasanya, mereka belanja keramik setiap akhir pekan. Selain diramaikan para pedagang, para wisatawan juga kerap menyambangi desa ini. Tidak hanya berburu keramik, mereka juga berkesempatan melihat langsung proses pembuatan keramik dari dekat. Bahkan, hari kerja pun desa ini tetap ramai dikunjungi wisatawan. Seperti saat KONTAN menyambangi desa ini pada Juli 2012 lalu. Nampak, beberapa bus mengangkut rombongan pelajar yang tengah melakukan study tour atau darma wisata ke Plered. Mereka terlihat mengunjungi beberapa bengkel kerja milik para perajin untuk melihat langsung proses pembuatan keramik. Haja Ayat, salah seorang perajin keramik di Desa Anjun mengaku, desanya memang kerap dikungjungi para pelajar. Selain dari Jawa Barat, "Banyak juga pelajar dari Jawa Tengah dan Jawa Timur," katanya. Sementara pelanggannya sendiri kebanyakan para pedagang dari daerah-daerah. Para pedagang itu umumnya berasal dari luar Plered, seperti Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain di Indonesia. Para pedagang ini ada juga yang mengekspor keramik Plered ke sejumlah negara.Menurut Ayat, setiap perajin keramik sudah memiliki pelanggan tetap. Ayat sendiri, kerap melempar produk keramiknya ke sejumlah pedagang asal Jakarta. Para perajin menawarkan harga berbeda antara pedagang dengan wisatawan. "Kami kasih harga tinggi jika konsumennya wisatawan, karena mereka hanya beli sedikit," ujar Ayat. Jika konsumennya wisatawan, rata-rata harga keramiknya dibanderol mulai Rp 20.000-Rp 300.000 per buah. Sementara bila dijual ke pedagang harganya mulai Rp 10.000 hingga ratusan ribu per buah. Perajin lain, Ade Sudrajat juga memiliki pelanggan dari kalangan pedagang. "Mereka banyak dari Jakarta," ujarnya. Setiap hari, Ade rutin memasok 300 keramik ke Jakarta. Ade bilang, jika sudah memiliki pelanggan, pendapatannya sudah pasti. Sementara jika mengharapkan kedatangan wisatawan ke Plered, ia harus bersaing dengan para perajin lainnya. Mochamad Taufiq, perajin lainnya memilih menjual semua produknya ke para pedagang keramik yang ada di Plered. Ia bilang, sudah memiliki sejumlah pedagang yang siap menampung keramiknya. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra keramik Plered: Selalu ramai (3)
Desa Anjun, Plered, Purwakarta sudah tersohor sebagai sentra keramik di Jawa Barat. Sentra ini selalu ramai dikunjungi konsumen. Kebanyakan dari mereka merupakan para pedagang keramik dari sejumlah daerah. Selain dijual lagi di daerahnya, ada juga pedagang yang mengekspor keramik Plered ke sejumlah negara.Selama puluhan tahun, Desa Anjun, Kecamatan Plered dikenal sebagai sentra keramik. Di desa ini terdapat ratusan perajin yang memproduksi bermacam kerajinan keramik. Beberapa di antaranya adalah vas bunga, guci, meja, kursi, tempat payung, dan masih banyak lagi. Selain pusat produksi, desa ini juga menjadi pusat perdagangan keramik. Karena sudah terkenal luas dan memiliki stok keramik dalam jumlah banyak, banyak pedagang dari daerah berburu keramik ditempat ini untuk dijual kembali.Biasanya, mereka belanja keramik setiap akhir pekan. Selain diramaikan para pedagang, para wisatawan juga kerap menyambangi desa ini. Tidak hanya berburu keramik, mereka juga berkesempatan melihat langsung proses pembuatan keramik dari dekat. Bahkan, hari kerja pun desa ini tetap ramai dikunjungi wisatawan. Seperti saat KONTAN menyambangi desa ini pada Juli 2012 lalu. Nampak, beberapa bus mengangkut rombongan pelajar yang tengah melakukan study tour atau darma wisata ke Plered. Mereka terlihat mengunjungi beberapa bengkel kerja milik para perajin untuk melihat langsung proses pembuatan keramik. Haja Ayat, salah seorang perajin keramik di Desa Anjun mengaku, desanya memang kerap dikungjungi para pelajar. Selain dari Jawa Barat, "Banyak juga pelajar dari Jawa Tengah dan Jawa Timur," katanya. Sementara pelanggannya sendiri kebanyakan para pedagang dari daerah-daerah. Para pedagang itu umumnya berasal dari luar Plered, seperti Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain di Indonesia. Para pedagang ini ada juga yang mengekspor keramik Plered ke sejumlah negara.Menurut Ayat, setiap perajin keramik sudah memiliki pelanggan tetap. Ayat sendiri, kerap melempar produk keramiknya ke sejumlah pedagang asal Jakarta. Para perajin menawarkan harga berbeda antara pedagang dengan wisatawan. "Kami kasih harga tinggi jika konsumennya wisatawan, karena mereka hanya beli sedikit," ujar Ayat. Jika konsumennya wisatawan, rata-rata harga keramiknya dibanderol mulai Rp 20.000-Rp 300.000 per buah. Sementara bila dijual ke pedagang harganya mulai Rp 10.000 hingga ratusan ribu per buah. Perajin lain, Ade Sudrajat juga memiliki pelanggan dari kalangan pedagang. "Mereka banyak dari Jakarta," ujarnya. Setiap hari, Ade rutin memasok 300 keramik ke Jakarta. Ade bilang, jika sudah memiliki pelanggan, pendapatannya sudah pasti. Sementara jika mengharapkan kedatangan wisatawan ke Plered, ia harus bersaing dengan para perajin lainnya. Mochamad Taufiq, perajin lainnya memilih menjual semua produknya ke para pedagang keramik yang ada di Plered. Ia bilang, sudah memiliki sejumlah pedagang yang siap menampung keramiknya. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News