Sebagian besar warga Desa Sendang, Jepara, menekuni usaha konveksi. Kendati pemainnya cukup banyak, produk konveksi yang mereka hasilkan relatif sama. Hampir semua pelaku usaha konveksi di desa ini memproduksi baju olahraga dan celana training. "Selain bahan bakunya gampang diperoleh, pembuatannya juga mudah," kata Eniseh Minarti, salah satu pelaku usaha konveksi di Sendang. Membuat baju olahraga dan celana training tidak sulit karena modelnya selalu sama. Hanya warna dan motif yang diganti sesuai selera pemesan.
Para produsen gampang mendapatkan bahan baku. Eniseh bilang, sudah ada pemasok tetap bahan kain untuk kaos dan celana training buat memenuhi kebutuhan produsen. Biasanya dalam seminggu, Eniseh menghabiskan satu bal kain bahan kaos. Bobot satu bal kain itu mencapai 25 kilogram (kg). Bahan sebanyak itu bisa menghasilkan sekitar 100 kaos olahraga, 150 celana training pendek, dan 100 celana training panjang. Pakaian olahraga hasil produksi Eniseh diberi merek Elfas. Pemberian merek itu bertujuan sebagai pembeda dari produk serupa yang dihasilkan pengusaha konveksi lainnya. Ia juga berharap pemberian merek itu bisa mengangkat pamor kaos buatannya. "Dengan adanya merek, konsumen tahu harus mencari merek apa ketika membeli produk di pasar," ujarnya. Selain merek sendiri, Eniseh juga kerap memproduksi baju olahraga dan celana training yang diberi label branded, seperti Nike, Adidas, dan Converse. Merek-merek terkenal itu dipakai berdasarkan permintaan para pelanggannya. "Biasanya mereka kasih contoh gambar kepada saya dan minta dibuatkan dengan memakai merek yang sama dengan gambar," ujarnya. Pengusaha konveksi lainnya, Subekan, juga memproduksi kaos olahraga dan celana training dengan merek terkenal. Ia mengaku, permintaan akan kaos dan celana dengan label branded ini terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Agar tidak dibilang produk palsu, Subekan tidak meniru model dari versi aslinya. Ia hanya mencantumkan merek saja. Menurutnya, harga produk tiruan ini sama dengan produk yang tidak memakai merek branded.
Rita, pelaku usaha lainnya menambahkan, selain kaos olahraga dan celana training, ada juga pelaku usaha yang fokus memproduksi celana pendek pria. Bahkan, menjelang Lebaran, banyak juga pelaku usaha yang memproduksi baju koko atau busana muslim lainnya. Namun, sifatnya hanya musiman. Setelah Lebaran, permintaan cenderung menurun. Rita menilai, perlu dilakukannya diversifikasi produk. "Kalau hanya mengandalkan pakaian olahraga, susah untuk menaikkan omzet," katanya. Sayangnya, diversifikasi produk juga tidak mudah di tengah maraknya produk impor di Indonesia. (Selesai) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri