Sentra Kue Cirebon: Pusat kue khas Cirebon (1)



Masyarakat Cirebon dan sekitarnya telah mengenal Pasar Kue Weru, Plered, sejak puluhan tahun lalu. Hingga kini, tempat ini masih menjadi salah satu sentra kue besar bagi para pedagang eceran maupun pemilik toko kue di Cirebon dan sekitarnya.

Setiap pagi, kesibukan di Pasar Kue Weru Plered sudah berlangsung sejak pukul delapan pagi. Sejumlah pedagang tampak menyusun barang-barang dagangannya.

Tak lama, para pengunjung pun ramai berdatangan. Sejumlah besar kue diangkut baik dengan becak, sepeda motor, maupun mobil boks.


Inilah kegiatan yang tampak sehari-hari di pasar itu sejak puluhan tahun silam. Bedanya, kini pasar itu telah berbentuk bangunan kokoh yang memiliki kios-kios. "Sentra ini sudah ada 30 tahun lalu," ujar Prita, pedagang di sentra tersebut.

Menurut Prita, sejak tahun 2000, pemerintah Cirebon membuat bangunan baru untuk sentra kue di Jalan Plered. Begitu memasuki Cirebon dari arah Jakarta, Anda akan menemui sentra kue ini 200 meter dari pintu keluar tol Paliman.

Sentra kue tersebut telah dikenal di daerah Cirebon dan sekitarnya sebagai pusat penjualan aneka kue secara grosir.

Prita menjamin, harga  kue di kawasan ini lebih murah ketimbang toko-toko kue umumnya lantaran para pedagang rata-rata memperoleh pasokan langsung dari pabrik pembuatnya.

Prita sendiri telah mulai berjualan sejak tahun 1998. Saat ini, ia melihat semakin banyak pula pedagang baru yang meramaikan sentra kue tersebut.

Hingga kini, total pedagang yang berada baik di dalam maupun di luar gedung mencapai 70 toko. Produk yang dijual pun beraneka ragam, mulai kue basah hingga kue kering.

Toko kue milik Prita khusus menjajakan kue jajanan khas, seperti intip, rengginang, kue kamir, dan beberapa kue Cirebonan. Kue itu ia jual mulai Rp 1.500 per bungkusan kecil hingga Rp 5.000.

Dalam sebulan, rata-rata Prita bisa meraup omzet Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Pedagang lainnya, Suminah, telah berjualan selama 20 tahun.

Ia khusus menjual jajanan bermerek, seperti Taro, Chuba, Oops, sampai aneka makanan kemasan merek lokal seperti Mi Ribut. Ia juga menjual agar-agar dan aneka minuman serbuk.

Ia memilih jenis jajanan tersebut karena waktu jualnya yang tahan lama dan banyak diminati anak-anak. "Saat ini, omzet saya sekitar Rp 90 juta per bulan," ujar Suminah.

Selain kue-kue dalam bentuk kemasan, di sentra ini dijual pula aneka kue curah atau kiloan. Salah seorang penjualnya adalah Azril. Ia telah mulai berdagang di Pasar Kue Weru sejak tahun 2006.

Di tokonya, terdapat berbagai kue kering seperti balado, emping, kacang hitam, kacang atom, pisang sale, dan sebagainya. "Kalau beli di sini harus per bal," tuturnya.

Kue-kue yang Azril jajakan memang sudah terbungkus dalam satu kantong plastik bening yang ia sebut bal. Dalam satu bal terdapat kue dengan berat yang bervariasi, mulai satu kilogram hingga lima kilogram.

Azril membanderol harga barang dagangannya seharganya berkisar Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per bal. Kerupuk misalnya, dijual seharga Rp 10.000 per bal.

Sementara, harga pisang sale Rp 20.000 per bal. Dalam sebulan, omzetnya sekitar Rp 150 juta hingga Rp 250 juta.

Jika Anda minat menjadi pemasok kue tak ada salahnya menyambangi sentra penjualan kue ini. Atau, bisa juga Anda kulakan di tempat ini untuk dijual di toko Anda.          (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri