Sentra Listrik Kenari : Konsumennya kontraktor (2)



Sentra elektrikal di kawasan Pasar kenari mas , telah dikenal sejak tahun 1960-an. Keberadaan sentra penjualan peralatan listrik terbesar di Jakarta ini tidak hanya dikenal warga Ibukota saja. Pelanggan di sentra juga datang dari berbagai kota di Indonesia. Umumnya mereka para pedagang alat-alat listrik di daerahnya, tetapi ada juga konsumen biasa.

Sentra ini semakin ramai, sejak Pasar Kenari berubah menjadi Plaza kenari mas tahun 2003. Dengan konsep shopping mal, membuat sentra ini menjadi tempat jualan yang lebih sejuk, bersih dan keamanannya juga terjaga. Maka, tidak heran jika perputaran penjualan alat-alat listrik di Plaza kenari mas , sehari-harinya sangat tinggi.


Hal itu terlihat dari omzet yang diperoleh para pedagang yang rata-rata puluhan juta dalam sehari. Apalagi, sentra penjualan alat-alat listrik ini sudah menjadi pusat grosir elektrikal terlengkap di Jakarta. Di sentra ini konsumen dapat menemukan berbagai alat listrik mulai dari kabel, colokan listrik, heating element, filter, saklar, dinamo dan sebagainya.

Handoko, salah seorang pedagang di sentra ini mengatakan, selain dari Jakarta dan sekitarnya, pelanggan dia juga berasal dari berbagai kota seperti Jayapura, Medan, Surabaya, Bandung, Malang, Pekanbaru dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia. Pembeli dari luar Jakarta, umumnya pedagang dan kontraktor.

Tak hanya itu, Handoko juga mendapat pelanggan dari kalangan pengembang, baik itu apartemen maupun perumahan, juga dari industri skala kecil maupun besar. Bahkan, Handoko acapkali mendapatkan order dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memesan beberapa alat listrik. "Tetapi tak sedikit juga konsumen perorangan," ujarnya.

Pendapatan terbesar para pedagang di sentra ini jelas berasal dari penjualan ke kontraktor, industri, dan pedagang luar kota. Sekali belanja, mereka bisa menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta. "Tergantung kebutuhan mereka," jelas Handoko.

Handoko mengaku omzet tokonya dalam sehari mencapai sekitar Rp 20 juta. Meskipun omzetnya besar, margin labanya hanya sekitar 5%-10%.

Susilo Budikartono, pedagang lainnya di sentra ini menambahkan, umumnya para konsumen dari luar Jakarta membeli produk peralatan listrik secara borongan. Selain pedagang, ia bilang, pembeli dari luar Jakarta biasanya juga dari kalangan industri dan kontraktor.

Mereka umumnya sudah menjadi pelanggan para pedagang di kenari mas . Lantaran membeli secara borongan, pedagang pun memberi harga miring. Jauh berbeda dengan harga yang dibeli secara satuan. "Kalau membeli secara grosir, harganya pasti jauh lebih murah," kata Susilo.

Toh begitu, tak semua pembeli kakap itu membeli alat-alat listrik secara borongan. Irfan Effendi, pedagang lainnya bilang, para kontraktor bangunan atau industri kadang juga membeli barang secara eceran. Walau membeli secara eceran, pedagang tetap memberikan harga bersahabat bagi mereka.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri