Mebel atau furniture merupakan perlengkapan rumah tangga yang sangat dibutuhkan agar hunian terlihat rapi dan nyaman ditinggali. Pun begitu bagi para mahasiswa yang tinggal di kontrakan atau kamar kos. Mereka juga membutuhkan mebel seperti meja belajar, tempat tidur, rak buku atau lemari pakaian. Menangkap peluang itu, sejak tahun 2005 berdiri sentra mebel di Jalan Ring Road Utara, Condong Catur, Yogyakarta. Sentra ini berdekatan dengan beberapa universitas, seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Dari UGM, sentra ini bisa dijangkau melalui Jalan Ring Road Utara. Sementara dari Bandara Adisucipto tinggal lurus ke arah pertigaan Maguwoharjo. Setelah itu belok kanan masuk Jalan Ring Road sekitar dua kilometer. Ada 30 perajin mebel yang meramaikan sentra tersebut. Selain bengkel produksi, sentra ini juga menjadi tempat penjualan mebel. Produk mebel yang mereka pasarkan merupakan produk yang banyak diincar mahasiswa, seperti meja belajar, meja televisi, lemari, kursi, hingga rak buku.Saat KONTAN menyambangi sentra ini pada Jumat (27/4), aktivitas jual beli tampak sepi. Tukirah, pemilik kios UD Karya Mandiri bilang, penjualan mebel ini ada siklusnya. Mulai bulan Februari sampai Mei cenderung sepi. "Mulai ramai lagi pas masuk tahun ajaran baru sekitar bulan Juni," ujarnya. Kios di sentra ini rata-rata berukuran 3x6 meter. Di kios mungil itu mereka memproduksi sekaligus menjual produk-produk mebel. Lantaran membidik mahasiswa, kualitas mebel juga menyesuaikan dengan kantong mahasiswa. Makanya, kebanyakan mebel di sini terbuat dari kayu sengon. Harga jual mebelnya pun terbilang terjangkau, mulai dari Rp 50.000 untuk meja ukuran kecil hingga Rp 250.000 untuk lemari ukuran standar. "Harga yang dijual sesuai pasaran yang ada di daerah ini," ucap Tukirah. Sehari, ia bisa meraup omzet Rp 200.000-Rp 500.000. Produk mebel yang tinggi permintaannya adalah meja dan lemari ukuran kecil. Deka Mayanto, pemilik UD Ngatimin mengakui, penjualan di bulan Februari sampai Mei cenderung sepi. "Setelah itu ramai lagi," ujarnya.Ia sendiri telah tiga tahun membuka lapak di sini. Dengan harga produk mebel Rp 65.000-Rp 250.000 per unit, saban hari Deka bisa meraup pendapatan sekitar Rp 200.000 per hari. Omzet sebesar itu tergolong sepi. Saat permintaan melonjak, omzetnya bisa melonjak hingga tiga sampai empat kali lipat dari biasanya. "Butuh kesabaran yang luar biasa melakoni bisnis ini," ujarnya penuh semangat. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra mebel Condong Catur: Langganan anak kos (1)
Mebel atau furniture merupakan perlengkapan rumah tangga yang sangat dibutuhkan agar hunian terlihat rapi dan nyaman ditinggali. Pun begitu bagi para mahasiswa yang tinggal di kontrakan atau kamar kos. Mereka juga membutuhkan mebel seperti meja belajar, tempat tidur, rak buku atau lemari pakaian. Menangkap peluang itu, sejak tahun 2005 berdiri sentra mebel di Jalan Ring Road Utara, Condong Catur, Yogyakarta. Sentra ini berdekatan dengan beberapa universitas, seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Dari UGM, sentra ini bisa dijangkau melalui Jalan Ring Road Utara. Sementara dari Bandara Adisucipto tinggal lurus ke arah pertigaan Maguwoharjo. Setelah itu belok kanan masuk Jalan Ring Road sekitar dua kilometer. Ada 30 perajin mebel yang meramaikan sentra tersebut. Selain bengkel produksi, sentra ini juga menjadi tempat penjualan mebel. Produk mebel yang mereka pasarkan merupakan produk yang banyak diincar mahasiswa, seperti meja belajar, meja televisi, lemari, kursi, hingga rak buku.Saat KONTAN menyambangi sentra ini pada Jumat (27/4), aktivitas jual beli tampak sepi. Tukirah, pemilik kios UD Karya Mandiri bilang, penjualan mebel ini ada siklusnya. Mulai bulan Februari sampai Mei cenderung sepi. "Mulai ramai lagi pas masuk tahun ajaran baru sekitar bulan Juni," ujarnya. Kios di sentra ini rata-rata berukuran 3x6 meter. Di kios mungil itu mereka memproduksi sekaligus menjual produk-produk mebel. Lantaran membidik mahasiswa, kualitas mebel juga menyesuaikan dengan kantong mahasiswa. Makanya, kebanyakan mebel di sini terbuat dari kayu sengon. Harga jual mebelnya pun terbilang terjangkau, mulai dari Rp 50.000 untuk meja ukuran kecil hingga Rp 250.000 untuk lemari ukuran standar. "Harga yang dijual sesuai pasaran yang ada di daerah ini," ucap Tukirah. Sehari, ia bisa meraup omzet Rp 200.000-Rp 500.000. Produk mebel yang tinggi permintaannya adalah meja dan lemari ukuran kecil. Deka Mayanto, pemilik UD Ngatimin mengakui, penjualan di bulan Februari sampai Mei cenderung sepi. "Setelah itu ramai lagi," ujarnya.Ia sendiri telah tiga tahun membuka lapak di sini. Dengan harga produk mebel Rp 65.000-Rp 250.000 per unit, saban hari Deka bisa meraup pendapatan sekitar Rp 200.000 per hari. Omzet sebesar itu tergolong sepi. Saat permintaan melonjak, omzetnya bisa melonjak hingga tiga sampai empat kali lipat dari biasanya. "Butuh kesabaran yang luar biasa melakoni bisnis ini," ujarnya penuh semangat. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News