Usia sentra mebel Kalimalang memang sudah lebih tiga dekade. Jumlah pedagang pun terus bertambah, bahkan sudah berganti. Demikian juga dengan mebel. Kalau dulu kebanyakan dari kayu jati, kini banyak pedagang yang berjualan mebel rotan. Namun, masih ada satu ciri khas dari sentra mebel Kalimalang yang tidak berubah, yakni harga mebel yang murah. Menurut Budi Dahlan, seorang konsumen di sentra mebel itu, harga mebel di Kalimalang ini bisa tempat itu bisa 40% lebih murah dibandingkan tempat lainnya, semisal di Kramat Jati. "Harga murah memang menjadi ciri khas sentra Kalimalang," ujar pria yang tinggal di Pondok Cabe ini. Nurhayadi, pemilik toko Multiprima, bilang, harga murah memang menjadi andalan pedagang dalam menjual mebel di sentra ini. "Karena dengan harga murah inilah kami bisa menjaring pelanggan," ujarnya. Namun Nurhayadi mengakui, pedagang di sentra ini gagal menjaring pelanggan baru. Saat ini semakin banyak konsumen mebel yang beralih ke mebel besi atau aluminium. Apalagi, saat ini tren untuk mebel lebih banyak yang model minimalis. Hal ini mengikuti perkembangan tipe rumah yang kecil dan sederhana. "Banyak penjual di sini yang masih menjajakan jenis mebel ukuran besar sehingga kurang laku," ujar Nurhayadi.Namun menjelang tahun baru seperti sekarang ini, biasanya para pedagang di Kalimalang bisa menarik napas lebih lega. Pasalnya, permintaan akan berbagai jenis mebel akan meningkat drastis. "Selama Desember saja, saya sudah memperoleh Rp 35 juta," tutur Eko Pujianto, pemilik toko Karya Mebel. Padahal, biasanya dalam sebulan ia hanya bisa meraup omzet paling banyak sebesar Rp 20 juta. Peningkatan permintaan dipicu keinginan konsumen yang masih "berprinsip" tahun baru perlu penampilan baru. "Banyak yang beranggapan, memasuki tahun baru harus memiliki perabotan baru," papar Eko. Apalagi, model-model mebel juga terus berubah seiring berjalannya waktu.Rezeki yang sama juga dirasakan Nurhayadi. Hingga Natal lalu, ia sudah bisa mengumpulkan omzet sebesar Rp 25 juta. "Menjelang akhir tahun permintaan mebel memang sering meningkat drastis," ujarnya. Bahkan pemesanan jenis mebel tertentu sudah datang dua bulan sebelumnya. "Kalau untuk pemesanan sesuai dengan keinginan pembeli memang biasanya sudah dipesan jauh-jauh hari," imbuh Nurhayadi.Tentu saja, kenaikan permintaan mebel ini membuat pemilik toko perlu menambah tenaga kerja. Kalau pada hari biasa, mereka rata-rata mempekerjakan lima orang, di akhir tahun mereka butuh tenaga kerja hingga delapan orang. Kebanyakan pekerja itu direkrut pedagang dari warga sekitar sentra. "Saya memang dari dulu mempekerjakan warga asli agar bisa mengurangi pengangguran," tukas Nurhayadi. Uniknya, meski ramai, ada juga toko yang menawarkan promo akhir tahun. Seperti toko Persada Karya, milik Didi Djunaidi. Pria berusia 57 tahun ini mengaku tiap akhir tahun memberikan satu unit mebel gratis bila ada konsumen memesan satu set mebel ruang tamu atau ruang keluarga. "Selama ini, cukup ampuh menarik peminat pembeli," ujarnya. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra mebel Kalimalang: Kebanjiran order menjelang tahun baru (2)
Usia sentra mebel Kalimalang memang sudah lebih tiga dekade. Jumlah pedagang pun terus bertambah, bahkan sudah berganti. Demikian juga dengan mebel. Kalau dulu kebanyakan dari kayu jati, kini banyak pedagang yang berjualan mebel rotan. Namun, masih ada satu ciri khas dari sentra mebel Kalimalang yang tidak berubah, yakni harga mebel yang murah. Menurut Budi Dahlan, seorang konsumen di sentra mebel itu, harga mebel di Kalimalang ini bisa tempat itu bisa 40% lebih murah dibandingkan tempat lainnya, semisal di Kramat Jati. "Harga murah memang menjadi ciri khas sentra Kalimalang," ujar pria yang tinggal di Pondok Cabe ini. Nurhayadi, pemilik toko Multiprima, bilang, harga murah memang menjadi andalan pedagang dalam menjual mebel di sentra ini. "Karena dengan harga murah inilah kami bisa menjaring pelanggan," ujarnya. Namun Nurhayadi mengakui, pedagang di sentra ini gagal menjaring pelanggan baru. Saat ini semakin banyak konsumen mebel yang beralih ke mebel besi atau aluminium. Apalagi, saat ini tren untuk mebel lebih banyak yang model minimalis. Hal ini mengikuti perkembangan tipe rumah yang kecil dan sederhana. "Banyak penjual di sini yang masih menjajakan jenis mebel ukuran besar sehingga kurang laku," ujar Nurhayadi.Namun menjelang tahun baru seperti sekarang ini, biasanya para pedagang di Kalimalang bisa menarik napas lebih lega. Pasalnya, permintaan akan berbagai jenis mebel akan meningkat drastis. "Selama Desember saja, saya sudah memperoleh Rp 35 juta," tutur Eko Pujianto, pemilik toko Karya Mebel. Padahal, biasanya dalam sebulan ia hanya bisa meraup omzet paling banyak sebesar Rp 20 juta. Peningkatan permintaan dipicu keinginan konsumen yang masih "berprinsip" tahun baru perlu penampilan baru. "Banyak yang beranggapan, memasuki tahun baru harus memiliki perabotan baru," papar Eko. Apalagi, model-model mebel juga terus berubah seiring berjalannya waktu.Rezeki yang sama juga dirasakan Nurhayadi. Hingga Natal lalu, ia sudah bisa mengumpulkan omzet sebesar Rp 25 juta. "Menjelang akhir tahun permintaan mebel memang sering meningkat drastis," ujarnya. Bahkan pemesanan jenis mebel tertentu sudah datang dua bulan sebelumnya. "Kalau untuk pemesanan sesuai dengan keinginan pembeli memang biasanya sudah dipesan jauh-jauh hari," imbuh Nurhayadi.Tentu saja, kenaikan permintaan mebel ini membuat pemilik toko perlu menambah tenaga kerja. Kalau pada hari biasa, mereka rata-rata mempekerjakan lima orang, di akhir tahun mereka butuh tenaga kerja hingga delapan orang. Kebanyakan pekerja itu direkrut pedagang dari warga sekitar sentra. "Saya memang dari dulu mempekerjakan warga asli agar bisa mengurangi pengangguran," tukas Nurhayadi. Uniknya, meski ramai, ada juga toko yang menawarkan promo akhir tahun. Seperti toko Persada Karya, milik Didi Djunaidi. Pria berusia 57 tahun ini mengaku tiap akhir tahun memberikan satu unit mebel gratis bila ada konsumen memesan satu set mebel ruang tamu atau ruang keluarga. "Selama ini, cukup ampuh menarik peminat pembeli," ujarnya. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News