Sentra mebel Otista: Sudah kondang hingga luar Jawa (1)



Kendati sudah puluhan tahun, sentra mebel di kawasan Jalan Oto Iskandar Dinata, Jakarta Timur masih bertahan sampai kini. Tak heran bila konsumennya tak hanya dari Jakarta dan sekitarnya saja, tapi juga dari luar Jawa, bahkan dari Papua. Sejak 1980 jalan Otto Iskandar Dinata sudah kondang sebagai tempat mencari produk mebel. Saat ini, terdapat sekitar 15 toko yang menjual aneka furnitur rumah tangga, mulai dari kursi, meja makan, meja kantor, lemari, tempat tidur, kusen, handrail, papan gipsum, pintu rumah hingga rak buku.Aneka furnitur itu dipajang pada etalase toko. Saat masuk ke dalam toko-toko, terpampang jajaran mebel berbahan baku kayu jati belanda, mahoni, bloktik, merbau dan meranti, serta furnitur berbahan plastik impor dari China.Untuk menggaet pelanggan, para penjual cenderung pasif, hanya duduk di depan toko menanti pelanggan datang.Aswan Tjendera, salah satu perajin dan pemilik toko mebel Prima Boald mengatakan, sejak tahun 1980 kawasan Otista terkenal sangat lengkap menjual aneka produk mebel. Sejak saat itu orang menamakan daerah itu sebagai sentra mebel. "Saya sudah 10 tahun menjual mebel di sini," katanya.Aswan sendiri menjual berbagai bahan perabotan mebel, mulai dari list profil yang bahan bakunya terbuat dari gift kayu, kusen, pintu, handrail, papan gipsum, partisi kayu dan parket lantai. Harganya Rp 600.000 sampai Rp 2,5 juta per meter persegi untuk pintu, handrail Rp 100.000 sampai Rp 250.000 per batang dan kusen Rp 8 juta sampai Rp 20 juta per meter kubik.Sementara partisi kayu dijual Rp 280.000 sampai Rp 400.000 per kubik, dan parket lantai Rp 150.000 sampai Rp 500.000 per meter persegi. "Semua bahan baku di sini 100% lokal," ujar Aswan.Bahan baku itu, ia peroleh dari Pekanbaru, Kalimantan, Papua dan Jakarta. Bahan baku tersebut diolah kemudian dijual secara eceran. Saat ini sebagian besar pembelinya berasal dari Jakarta dan sekitarnya. "Banyak juga dari Papua dan Makassar," katanya. Aswan mengaku bisa meraih omzet Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per hari. Di akhir pekan omzetnya bisa membengkak menjadi Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. "Omzet saya bisa Rp 100 juta per bulan," katanya. Produk yang paling laris adalah papan gipsum dan list profil gipsum.Toko mebel lain di Otista adalah Tanjung Jati. Eni, si pengelola toko mengatakan, tempat usahanya itu telah berdiri sejak 1995. Beda dengan Aswan, toko ini tak membuat sendiri produk mebelnya. Semua produk furnitur diperoleh dari para perajin. "Bahan bakunya lokal," kata Eni.Aneka furnitur yang dijual tersebut dipesan dari perajin dan pabrik yang berasal dari Kebon Jeruk dan Pondok Gede Jakarta.Eni lebih banyak menjual alat-alat kebutuhan rumah tangga yang sudah jadi seperti meja, kursi dari kayu dan sofa, Lemari dan spring bad. Produk yang dijual Eni sebagian besar terbuat dari kayu dengan kisaran harga dari Rp 2 juta hingga Rp 12 juta. Eni mengaku mampu menjual produknya hingga Rp 5 juta per hari. Yang paling banyak diminati adalah spring bad dan kasur. Sebagian besar konsumennya dari Jakarta dan sekitarnya. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi