Sentra parsel: Sepi pesanan, cari sampingan (2)



Parsel adalah bisnis musiman. Itu sebabnya, perajin di sentra parsel Jl Haji Samali melakukan pelbagai cara untuk tetap bertahan. Contoh, menerima pesanan pembuatan seserahan untuk pernikahan serta rangkaian bunga, balon, dan buah. Tapi, parsel tidak sekadar bingkisan semata, tetapi mengandung nilai filosofis.Di luar Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, tak banyak toko yang buka di sentra parsel Jalan Haji Samali, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Maklum, parsel adalah bisnis musiman. Banjir pesanan bakal datang menjelang hari raya keagamaan.Tapi, tentu, dapur para perajin parsel harus tetap mengebul. Nah, mereka punya cara tersendiri agar kocek tetap berisi. Soelaeman Tantowi, pemilik Art Parcel, contohnya, tetap membuka tokonya setiap hari sekalipun pesanan yang datang hanya satu hingga tiga saja saban minggu.Apalagi, warga asli Jalan Samali ini mengungkapkan, hasil penjualan parsel selama Lebaran kemarin belum mampu menutup biaya sewa tokonya, karena tak banyak pesanan yang datang.Karena itu, Soelaeman juga menerima pesanan pengerjaan seserahan hajatan untuk lamaran, pernikahan, atau sunatan. Order membuat seserahan berisi bed cover, baju, sepatu, perangkat alat salat paling banyak datang.Ia membanderol satu set seserahan dengan harga mulai Rp 500.000 hingga Rp 1.200.000. "Saya ini kan modelnya industri rumahan kecil-kecilan dan hanya menjual parsel, jadi tidak ada rangkaian lain. Bedanya, mungkin karena saya menjualnya setiap hari dan tidak musiman," ujarnya.Nabila Florist memilih cara lain agar tetap eksis. Mereka tak hanya menerima pesanan parsel, tapi juga melayani dekorasi dengan balon dan bunga. Menurut Mustafa, Marketing & Promotion Nabila Florist, Parcel dan Baloon, bisnis parsel seperti air laut: pasang surut. "Setiap tahun kita tidak bisa menebak, apakah tahun ini penjualan parsel bagus atau tidak, makanya perlu ada inovasi agar usaha kami tetap berjalan," kata dia.Tidak hanya pesanan lokal, Nabila Florist juga melayani order parsel, serta rangkaian bunga, balon, dan buah yang datang dari negeri seberang, melalui toko online-nya.Walau perajin di sentra parsel Jl Haji Samali menempuh berbagai cara untuk tetap bertahan, parsel adalah barang jualan utama. Seakan telah mendarah daging, Soelaeman menyatakan, parsel punya makna tersendiri dari rangkaiannya.Menurut pria yang hanya tamatan SMP ini, setiap rangkaian parsel memiliki arti yang khusus dari si perangkainya. "Parsel disusun dari sebuah konsep cerita, yakni membangun sesuatu. Ada pesan yang hendak disampaikan karena itu si perajin tidak boleh asal dalam merangkai," kata dia.Misalnya, produk dan barang harus seimbang, warna mesti senada dengan tata letak, dan latar belakang yang dipakai. "Di situlah terdapat nilai seninya," ungkap Soelaeman.Bagi Soelaman, parsel tidak hanya sekadar bingkisan semata, tetapi ada sesuatu yang mendidik, ada filosofinya. "Parsel yang transparan menunjukkan sifat yang terbuka,. Pembeli dan perajin sama-sama mengetahui apa yang ada di dalam bingkisan, tidak tersembunyi, yang artinya terhindar dari prasangka buruk dan rasa tidak enak di hati," jelasnya.Tata letak produk dan hiasan di dalam parsel juga mempunyai arti. Yaitu, sebuah keseimbangan, ada harmonisasi antara produk dan rangkaian hiasan. Lalu, "Background artinya, si pembeli atau perajin sadar fungsi dari parsel yang diberikan," ujar Soelaeman.(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi