Sentra pengasinan ikan hiu di Jakarta Utara (bagian 1)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia merupakan surga bagi para pemburu ikan laut. Kekayaan hasil laut negara dengan wilayah perairan yang luas ini jadi pusat perhatian bagi pengusaha hasil laut, baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu jenis ikan laut langka ang banyak diburu di perairan Indonesia adalah ikan hiu.

Padahal, ikan ini termasuk satwa yang dilindungi. Nyatanya, bisnis pengolahan ikan yang dilindungi ini semakin banyak bermunculan. Di sekitar kawasan Jakarta Utara semisal, terdapat beberapa tempat pengolahan ikan hiu hasil tangkapan nelayan di wilayah perairan Indonesia.

Bahkan jumlah perajin yang mengolah ikan hiu semakin bertambah. "Di sekitar sini banyak yang mengolah ikan hiu seperti saya ini. Setahu saya ada lebih dari 10 orang yang mengolah ikan hiu, tapi tidak sampai 20 orang. Di sini kami menyebutnya sebagai ikan cucut, bukan hiu," kata Heryanto, perajin pengasinan ikan di sentra pengolahan ikan Muara Angke, Jakarta Utara kepada KONTAN, akhir pekan lalu.


Di lapaknya, Heryanto mengolah beberapa jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan dengan cara diasinkan. Tak hanya mengolah ikan hiu, ia juga mengasinkan jenis ikan lain. Seperti ikan pari, ikan jambal, ikan bulu ayam, dan sebagainya.

Bisnis pengasinan ikan tersebut sudah ia rintis sejak tahun 2000 silam. "Awal membuka pengasinan ini, yang saya olah ya ikan cucut (hiu) dan ikan pari. Baru makin ke sini jenis ikannya nambah," ujarnya.

Hasil olahan ikan hiu (cucut) buatan Heryanto dijual dengan harga Rp 33.000–Rp 35.000 per kilogram (kg). Ia biasanya mengolah ikan hiu dari kelompok sphyrna blochii atau yang disebut ikan cucut martil dan hiu mackarel atau yang disebut ikan cucut super.

Harga jual ikan tersebut tergantung pada jenis ikan hiu yang diolah. Tiap jenis ikan hiu basah punya harga yang berbeda.

Setiap minggu, ia mengaku bisa mengolah antara tiga ton sampai lima ton ikan hiu basah. Itu bisa dilakukan saat bahan baku melimpah.

Peluang bisnis mengolah ikan hiu juga digarap Supardi, perajin olahan ikan asal Kali Biru Barat, Jakarta Utara. Sejak tiga tahun lalu, ia menekuni bisnis pengolahan daging ikan hiu. "Awalnya dulu saya hanya mengasinkan jenis ikan-ikan kecil, tapi setelah melihat ada kesempatan bisnis daging ikan hiu, saya ambil," tuturnya.

Supardi biasa mengolah ikan hiu yang berasal dari kelompok hiu lanjaman (carcharhinus spp), salah satu jenis hiu bernilai tinggi. Ia menjual olahan ikan hiu asin mulai dari Rp 45.000 sampai Rp 50.000 per kg.

Dalam sehari, rata-rata ia bisa mengangkut 700 kg sampai satu ton 1 ton dengan memakai dua mobil pikap untuk dijual ke pengepul.

Lantas tiga hari sekali, ia kerap ke Pantai Indah Kapuk untuk mengirim potongan daging hiu ke para eksportir. "Sekali ekspor, bisa mengirim satu kontainer. Kebanyakan ke Srilangka," tuturnya.

Supardi maupun Heryanto mendapatkan bahan baku berupa potongan badan ikan hiu basah dari kawasan Muara Baru, Jakarta Utara. Harganya berkisar Rp 18.000–Rp 30.000 per kg. Sebagian besar bahan baku yang mereka dapat sudah tanpa kepala, sirip, dan isi perut.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon