Sentra perak warisan bangsawan keraton (1)



YOGYAKARTA. Kotagede tersohor dengan sejarahnya sebagai pusat kerajaan Mataram pada zaman dulu kala. Sejarah itu membawa berkah tersendiri bagi masyarakat Kotagede. Konon, para bangsawanlah yang memulai cikal bakal Kotagede sebagai pusat produksi kerajinan perak di Yogyakarta. Maklumlah, dulu kerajinan perak hanya bisa dipakai oleh para bangsawan. Kondisi saat ini tentu jauh berbeda. Lantaran dikenal sebagai sentra kerajinan perak, Kotagede pun menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Kota Yogyakarta.Cukup mudah menemukan lokasi sentra perak ini. Dari Bandar Udara (bandara) Adi Sucipto, Anda bisa mencapai sentra ini dengan waktu tempuh 30 menit menggunakan kendaraan pribadi. Ketika menyusuri Jalan Janti, Anda akan melewati Jogja Expo Center (JEC). Selanjutnya, di arah selatan, Anda akan menemui gapura bertuliskan "Selamat Datang di Sentra Kerajinan Perak Kotagede".Di sepanjang Jalan Kemasan dan Jalan Mondorakan, Anda bisa menemukan jajaran toko yang menjual aneka kerajinan perak di kanan dan kiri jalan. Jumlah toko kerajinan perak di tempat ini lebih dari 100.Adalah Ansor Silver yang merupakan salah satu toko yang sudah berdiri sejak awal kemunculan sentra ini. Toko ini berada di Jalan Mondorakan dengan luas bangunan sekitar 400 meter persegi. Ketika KONTAN menyambangi sentra ini pada Kamis (21/11), Wisnu Wardhana, Manager Ansor Silver, menjelaskan latar belakang sentra kerajinan perak Kotagede. Alkisah, para bangsawan keraton memberi contoh ke abdi dalem cara membuat peralatan rumah tangga dari perak. "Sejak itu, kerajinan perak menjadi mata pencaharian warga Kotagede," ujarnya.Toko Ansor Silver sendiri didirikan oleh Ansor Karto sejak 1956.  Kini cucunya, Udjang Simbara yang menjadi penerus bisnis Ansor Silver. Toko ini menjual beragam kerajinan perak, mulai dari aksesori, peralatan rumah tangga, miniatur, hingga pajangan dinding.  "Selain perak asli, kami juga menjual kerajinan dari lapisan perak dengan harga lebih murah," ujarnya.Kerajinan lapis perak dibanderol mulai Rp 50.000 hingga jutaan rupiah. Sedang kerajinan perak asli mulai Rp 150.000 - Rp 30 juta. Dalam sehari, Ansor Silver bisa mencatatkan penjualan antara Rp 15 juta-Rp 30 juta.Toko lainnya adalah Queen Silver yang berdiri pada tahun 1990-an. Toko ini menjual aneka aksesori dari perak, seperti bros, cincin, dan kalung, serta miniatur dan pajangan dinding. Harga kerajinan ini dibanderol antara Rp 30.000-Rp 2,5 juta. "Rata-rata omzet per hari Rp 4 juta," kata Tari Mandani, pengelola toko Queen Silver.Sardjono, pemilik Palm Silver juga menjual beragam kerajinan perak, seperti aksesori, miniatur, dan hiasan dinding dengan harga mulai Rp 50.000-Rp 750.000. Dalam sehari, ia bisa mengantongi omzet Rp 2 juta. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini