Jalan Surapati, Bandung adalah pusat usaha sablon kaos ternama. Tak hanya dari Bandung, pemesan datang dari luar kota. Kualitas yang bagus dan harga terjangkau membuat sentra sablon ini menjadi tujuan utama pembeli. Pemilu menjadi masa panen mencetak omzet berlipat. Sentra sablon di Surapati, Bandung terkenal tak hanya di Bandung, tapi juga kota-kota lain di luar Pulau Jawa. Ini terbukti dari jumlah pesanan yang diterima pengusaha sablon, lebih banyak datang dari konsumen di luar Bandung.Amanda, pengelola toko sablon Sinar Jaya Abadi mengatakan, hampir 75% order sablon berasal dari Jakarta, Lampung, Pekanbaru dan beberapa kota di Jawa Tengah. "Ini bukti sentra ini sudah sangat terkenal," ujarnya. Kualitas yang bagus dengan harga yang terjangkau membuat sentra ini banyak diminati masyarakat. Pesanan banyak datang dari luar kota juga dirasakan Rury Maulana, pemilik Flash Production. Ia mengungkapkan, awal tahun 2000-an perbandingan jumlah pemesan dalam kota dan luar kota masih 60%-40%. Namun memasuki akhir tahun 2000 jumlahnya terbalik, 60% order datang dari luar Bandung. "Di Bandung pesaing makin banyak," kata Rury beralasan.Walau persaingan semakin ketat, Rury tak takut. Sebab, dia sudah memiliki pelanggan tetap di pelbagai kota. Hanya, untuk mempertahankan pelanggan perlu juga mempertahankan kualitas. Selain menjaga kualitas sablon, hal yang harus diperhatikan adalah strategi marketing. Rury mengaku saat ini banyak memanfaatkan media internet untuk memasarkan jasanya.Sebab menurutnya, konsumen kalangan anak muda masih merupakan pasar potensial. "Dan mereka sangat aktif dalam dunia maya," ujarnya.Anak sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) hingga universitas rutin melakukan order sablon pembuatan kaos, jaket hingga spanduk. Peningkatan pesanan sablon dari pelajar dan mahasiswa meningkat saat memasuki tahun ajaran baru. Selain anak muda, pasar potensial sablon kaos adalah perkantoran, perusahaan-perusahaan dan para pengurus partai politik. Khusus untuk partai, acara rutin pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota legislatif hingga pemilihan presiden merupakan ajang pengusaha kaos Surapati mendapat pesanan dalam jumlah besar. "Tentunya ini berpengaruh pada peningkatan pemasukan," ujar Amanda.Ia mengaku bisa memperoleh kenaikan omzet hingga 60% saat mendekati momen pemilihan umum. Begitu juga dengan Rury yang bisa memperoleh peningkatan pemesanan hingga tiga kali lipat dari hari biasa.Jika biasanya Rury bisa menerima sekitar 40 lusin kaos per bulan, saat menjelang ajang pemilu bisa mencapai 120-130 lusin per bulan. "Tak hanya Bandung, kami juga melayani pemesanan kaos pilkada daerah Sukabumi, Cirebon dan daerah Jawa Barat lain," ujarnya.Baik Rury maupun Amanda adalah pemain lama dalam bisnis sablon di Surapati. Mereka saat ini bahkan sudah memiliki lokasi usahanya sendiri. Sebab, dari sekitar 300 toko di sepanjang 3 kilometer Jalan Surapati, mayoritas masih dalam status sewa. Hanya sekitar 30% yang dimiliki sendiri. Tak semua pengusaha sablon memiliki tempat sendiri. Sebab biasanya mereka harus membuka usaha minimal lima tahun untuk bisa membeli toko. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra sablon Bandung: Order dari luar Bandung lebih ramai (2)
Jalan Surapati, Bandung adalah pusat usaha sablon kaos ternama. Tak hanya dari Bandung, pemesan datang dari luar kota. Kualitas yang bagus dan harga terjangkau membuat sentra sablon ini menjadi tujuan utama pembeli. Pemilu menjadi masa panen mencetak omzet berlipat. Sentra sablon di Surapati, Bandung terkenal tak hanya di Bandung, tapi juga kota-kota lain di luar Pulau Jawa. Ini terbukti dari jumlah pesanan yang diterima pengusaha sablon, lebih banyak datang dari konsumen di luar Bandung.Amanda, pengelola toko sablon Sinar Jaya Abadi mengatakan, hampir 75% order sablon berasal dari Jakarta, Lampung, Pekanbaru dan beberapa kota di Jawa Tengah. "Ini bukti sentra ini sudah sangat terkenal," ujarnya. Kualitas yang bagus dengan harga yang terjangkau membuat sentra ini banyak diminati masyarakat. Pesanan banyak datang dari luar kota juga dirasakan Rury Maulana, pemilik Flash Production. Ia mengungkapkan, awal tahun 2000-an perbandingan jumlah pemesan dalam kota dan luar kota masih 60%-40%. Namun memasuki akhir tahun 2000 jumlahnya terbalik, 60% order datang dari luar Bandung. "Di Bandung pesaing makin banyak," kata Rury beralasan.Walau persaingan semakin ketat, Rury tak takut. Sebab, dia sudah memiliki pelanggan tetap di pelbagai kota. Hanya, untuk mempertahankan pelanggan perlu juga mempertahankan kualitas. Selain menjaga kualitas sablon, hal yang harus diperhatikan adalah strategi marketing. Rury mengaku saat ini banyak memanfaatkan media internet untuk memasarkan jasanya.Sebab menurutnya, konsumen kalangan anak muda masih merupakan pasar potensial. "Dan mereka sangat aktif dalam dunia maya," ujarnya.Anak sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) hingga universitas rutin melakukan order sablon pembuatan kaos, jaket hingga spanduk. Peningkatan pesanan sablon dari pelajar dan mahasiswa meningkat saat memasuki tahun ajaran baru. Selain anak muda, pasar potensial sablon kaos adalah perkantoran, perusahaan-perusahaan dan para pengurus partai politik. Khusus untuk partai, acara rutin pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota legislatif hingga pemilihan presiden merupakan ajang pengusaha kaos Surapati mendapat pesanan dalam jumlah besar. "Tentunya ini berpengaruh pada peningkatan pemasukan," ujar Amanda.Ia mengaku bisa memperoleh kenaikan omzet hingga 60% saat mendekati momen pemilihan umum. Begitu juga dengan Rury yang bisa memperoleh peningkatan pemesanan hingga tiga kali lipat dari hari biasa.Jika biasanya Rury bisa menerima sekitar 40 lusin kaos per bulan, saat menjelang ajang pemilu bisa mencapai 120-130 lusin per bulan. "Tak hanya Bandung, kami juga melayani pemesanan kaos pilkada daerah Sukabumi, Cirebon dan daerah Jawa Barat lain," ujarnya.Baik Rury maupun Amanda adalah pemain lama dalam bisnis sablon di Surapati. Mereka saat ini bahkan sudah memiliki lokasi usahanya sendiri. Sebab, dari sekitar 300 toko di sepanjang 3 kilometer Jalan Surapati, mayoritas masih dalam status sewa. Hanya sekitar 30% yang dimiliki sendiri. Tak semua pengusaha sablon memiliki tempat sendiri. Sebab biasanya mereka harus membuka usaha minimal lima tahun untuk bisa membeli toko. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News