Jalan Cenderawasih di Mattoangin, Kota Makassar sudah menjadi pusat penjualan sepeda bekas sejak tahun 1980-an. Meskipun hanya memakai trotoar sebagai tempat jualan, sentra ini bisa bertahan lama. Maklum, selain lokasi yang strategis, para pedagang tidak pernah ditarik uang sewa atau biaya lain-lain selama berjualan.Thomas yang sudah berjualan sejak awal munculnya sentra ini menuturkan, semua orang bebas menggunakan pinggir Jalan Cenderawasih hingga Stadion Andi Mattalata untuk berjualan. "Tapi, pemerintah daerah mewajibkan kami menjaga kebersihan lokasi sentra," ujarnya. Karena itu, biasanya, sore hari sehabis berjualan, Thomas juga menyempatkan diri membersihkan tempat berjualan sehingga selalu terlihat bersih. Nah, di lokasi sentra ini, para pedagang tidak hanya sekedar menjual sepeda, tapi juga sekaligus memperbaiki sepeda bekas yang hendak dijual. Soalnya, banyak sepeda bekas yang akan dijual memiliki cacat, seperti cat yang terkelupas atau rantai yang lepas. Untuk harga sepeda bekas, biasanya Thomas mematok harga jual berdasarkan merk dan ditambah biaya perbaikan jika sepeda bekas tersebut harus diperbaiki terlebih dulu. “Semakin besar biaya perbaikannya, harga jualnya pun semakin tinggi,” katanya.Pembeli di sentra ini bukan hanya warga Kota Makassar, tapi juga orang-orang yang datang dari luar kota, seperti Bulukumba, Maros, bahkan dari Toraja. Menurut Thomas, kebanyakan pembeli dari luar Makassar berburu merk Polygon dan Wimcycle. Sementara, warga Makassar biasanya memboyong sepeda kumbang untuk dipakai ke sekolah.Makanya, sentra ini biasanya paling ramai ketika libur sekolah, yaitu sekitar Juni dan Desember. “Biasanya orang tua menghadiahkan sepeda untuk anaknya setelah ambil rapot,” ujar Thomas.Pedagang sepeda bekas lainnya, Agung mengaku, harga sepeda bekas di sentra Jalan Cenderawasih ini rata-rata hampir sama. Kalaupun berbeda, harga di masing-masing pedagang tidak akan berbeda terlalu jauh. Meski tren bersepeda terus populer, namun belakangan penjualan menurun. Dulu, kata Agung, sepeda bekas akan langsung terjual hanya dalam tempo sehari. Tetapi sekarang, ia sering baru bisa menjual setelah seminggu atau bahkan sebulan. "Bahkan, kadang-kadang ada sepeda yang baru laku setelah dua bulan,” tuturnya.Ahmad Zarialdi yang juga berdagang di sentra tersebut bilang, salah satu penyebab turunnya penjualan karena semakin banyak toko sepeda baru, bahkan juga di sekitar lokasi sentra, sehingga harganya harus bersaing dengan harga sepeda baru. “Kalau beda harganya sedikit, mereka lebih memilih beli sepeda baru,” ujarnya. Meski begitu, Ahmad tetap optimistis akan prospek pasar sepeda bekas. Pasarnya akan selalu ada. Buktinya, dia bilang, saat liburan sekolah, omzetnya selalu meningkat hingga tiga kali lipat dari hari normal. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra sepeda: Diburu sebagai hadiah bagi anak
Jalan Cenderawasih di Mattoangin, Kota Makassar sudah menjadi pusat penjualan sepeda bekas sejak tahun 1980-an. Meskipun hanya memakai trotoar sebagai tempat jualan, sentra ini bisa bertahan lama. Maklum, selain lokasi yang strategis, para pedagang tidak pernah ditarik uang sewa atau biaya lain-lain selama berjualan.Thomas yang sudah berjualan sejak awal munculnya sentra ini menuturkan, semua orang bebas menggunakan pinggir Jalan Cenderawasih hingga Stadion Andi Mattalata untuk berjualan. "Tapi, pemerintah daerah mewajibkan kami menjaga kebersihan lokasi sentra," ujarnya. Karena itu, biasanya, sore hari sehabis berjualan, Thomas juga menyempatkan diri membersihkan tempat berjualan sehingga selalu terlihat bersih. Nah, di lokasi sentra ini, para pedagang tidak hanya sekedar menjual sepeda, tapi juga sekaligus memperbaiki sepeda bekas yang hendak dijual. Soalnya, banyak sepeda bekas yang akan dijual memiliki cacat, seperti cat yang terkelupas atau rantai yang lepas. Untuk harga sepeda bekas, biasanya Thomas mematok harga jual berdasarkan merk dan ditambah biaya perbaikan jika sepeda bekas tersebut harus diperbaiki terlebih dulu. “Semakin besar biaya perbaikannya, harga jualnya pun semakin tinggi,” katanya.Pembeli di sentra ini bukan hanya warga Kota Makassar, tapi juga orang-orang yang datang dari luar kota, seperti Bulukumba, Maros, bahkan dari Toraja. Menurut Thomas, kebanyakan pembeli dari luar Makassar berburu merk Polygon dan Wimcycle. Sementara, warga Makassar biasanya memboyong sepeda kumbang untuk dipakai ke sekolah.Makanya, sentra ini biasanya paling ramai ketika libur sekolah, yaitu sekitar Juni dan Desember. “Biasanya orang tua menghadiahkan sepeda untuk anaknya setelah ambil rapot,” ujar Thomas.Pedagang sepeda bekas lainnya, Agung mengaku, harga sepeda bekas di sentra Jalan Cenderawasih ini rata-rata hampir sama. Kalaupun berbeda, harga di masing-masing pedagang tidak akan berbeda terlalu jauh. Meski tren bersepeda terus populer, namun belakangan penjualan menurun. Dulu, kata Agung, sepeda bekas akan langsung terjual hanya dalam tempo sehari. Tetapi sekarang, ia sering baru bisa menjual setelah seminggu atau bahkan sebulan. "Bahkan, kadang-kadang ada sepeda yang baru laku setelah dua bulan,” tuturnya.Ahmad Zarialdi yang juga berdagang di sentra tersebut bilang, salah satu penyebab turunnya penjualan karena semakin banyak toko sepeda baru, bahkan juga di sekitar lokasi sentra, sehingga harganya harus bersaing dengan harga sepeda baru. “Kalau beda harganya sedikit, mereka lebih memilih beli sepeda baru,” ujarnya. Meski begitu, Ahmad tetap optimistis akan prospek pasar sepeda bekas. Pasarnya akan selalu ada. Buktinya, dia bilang, saat liburan sekolah, omzetnya selalu meningkat hingga tiga kali lipat dari hari normal. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News