Kerja sama erat antara perajin tahu Iwul menjadi kunci utama agar suplai ke pelanggan tidak terhenti, walau ada perajin yang sedang tidak berproduksi. Para perajin yang tidak libur akan menggantikan produksi perajin yang prei. Dengan begitu, pasokan tahu dari sentra tahu Kampung Iwul, Bogor jalan terus.Menjaga kepuasan pelanggan, merupakan hal yang mutlak dalam sebuah usaha. Termasuk juga bagi perajin tahu di sentra tahu Kampung Iwul, Bogor. Setiap hari, mereka harus tetap memenuhi permintaan dari pedagang di sejumlah pasar di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten, meski di antara perajin ada yang libur.Sebab, kalau pasokan sampai berhenti, bisa saja pelanggan kabur dan membeli tahu dari produsen lain. Karena itu, tidak bisa tidak, kerja sama antarperajin tahu di Kampung Iwul harus terjalin dengan erat.Jika ada perajin yang stop produksi sementara karena alasan keluarga, perajin tahu Iwul lainnya harus siap menggantikan memasok tahu ke pelanggan. Makanya, "Libur produksi tidak boleh bersamaan. Setiap bulan, hari libur para perajin berbeda, tergantung kesepakatan dengan perajin lain," kata Nean, perajin tahu Iwul yang prei produksi hari Kamis.Perajin tahu Iwul lain, Jonny mengatakan, kerja sama untuk saling mengisi suplai sudah biasa dilakukan perajin tahu di sentra tahu Kampung Iwul. Jadi, begitu Jonny libur, perajin lain harus menggantikan produksi tahu Jonny sebanyak 3.000 potong untuk di kirim ke pedagang Pasar Ciputat, Tangerang Selatan.Atau, perajin yang libur tetap bisa memasok tahu ke para pelanggannya dengan cara membeli tahu dari perajin lain. "Sebenarnya sama saja, cuma caranya yang berbeda," ujar Mamad, perajin tawu Iwul yang lebih suka memakai cara ini.Tapi, kapasitas produksi yang terbatas membuat kerja sama pemenuhan stok tahu saat ada perajin yang libur menjadi sangat penting. Soalnya, jika kemampuan produksi besar, maka bisa saja perajin yang akan libur keesokan harinya langsung memproduksi dua kali lipat sekaligus hari itu juga. Sebagian disimpan untuk memenuhi pasokan saat mereka libur. Sebab, tahu Iwul tahan sampai tiga hari.Kemampuan produksi sangat bergantung dari jumlah pekerja. Nean, misalnya, dengan empat pekerja yang merupakan kerabatnya sendiri, hanya mampu mengolah sekitar 60 kilogram (kg) kedelai sehari untuk disulap menjadi 2.500 potong tahu. "Kalau dinaikkan jadi 100 kg, tidak akan mampu," ujarnya.Nean tidak bisa meminta bantuan dari para tetangga, karena mereka rata-rata juga punya bengkel pembuatan tahu Iwul sendiri.Selain tenaga kerja, kualitas kedelai juga ikut mempengaruhi jumlah produksi tahu. "Jika kualitas kedelai sedang jelek, jumlah tahu yang dihasilkan juga tidak akan maksimal. Kalau kualitasnya sedang bagus, maka jumlah tahu yang dihasilkan akan semakin banyak," kata Nean.Ia menjelaskan, 60 kg kedelai dengan kualitas bagus akan menghasilkan sekitar 3.000 tahu ukuran kecil. Dengan berat yang sama, tapi kualitasnya jelek, tahu yang bisa dibuat paling banter hanya 2.500 potong. Beberapa ciri kedelai jelek, yakni ada bintik hitam.Namun, para perajin tahu Iwul, termasuk Nean, Jonny dan Mamad tidak bisa menolak saat mendapatkan kedelai dengan kualitas jelek dari pemasok. Sehingga, "Apapun kedelai yang dipasok, ya kami tetap produksi, meskipun risikonya pendapatan akan berkurang," kata Mamad. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra tahu: Saling mengisi saat tak berproduksi (3)
Kerja sama erat antara perajin tahu Iwul menjadi kunci utama agar suplai ke pelanggan tidak terhenti, walau ada perajin yang sedang tidak berproduksi. Para perajin yang tidak libur akan menggantikan produksi perajin yang prei. Dengan begitu, pasokan tahu dari sentra tahu Kampung Iwul, Bogor jalan terus.Menjaga kepuasan pelanggan, merupakan hal yang mutlak dalam sebuah usaha. Termasuk juga bagi perajin tahu di sentra tahu Kampung Iwul, Bogor. Setiap hari, mereka harus tetap memenuhi permintaan dari pedagang di sejumlah pasar di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten, meski di antara perajin ada yang libur.Sebab, kalau pasokan sampai berhenti, bisa saja pelanggan kabur dan membeli tahu dari produsen lain. Karena itu, tidak bisa tidak, kerja sama antarperajin tahu di Kampung Iwul harus terjalin dengan erat.Jika ada perajin yang stop produksi sementara karena alasan keluarga, perajin tahu Iwul lainnya harus siap menggantikan memasok tahu ke pelanggan. Makanya, "Libur produksi tidak boleh bersamaan. Setiap bulan, hari libur para perajin berbeda, tergantung kesepakatan dengan perajin lain," kata Nean, perajin tahu Iwul yang prei produksi hari Kamis.Perajin tahu Iwul lain, Jonny mengatakan, kerja sama untuk saling mengisi suplai sudah biasa dilakukan perajin tahu di sentra tahu Kampung Iwul. Jadi, begitu Jonny libur, perajin lain harus menggantikan produksi tahu Jonny sebanyak 3.000 potong untuk di kirim ke pedagang Pasar Ciputat, Tangerang Selatan.Atau, perajin yang libur tetap bisa memasok tahu ke para pelanggannya dengan cara membeli tahu dari perajin lain. "Sebenarnya sama saja, cuma caranya yang berbeda," ujar Mamad, perajin tawu Iwul yang lebih suka memakai cara ini.Tapi, kapasitas produksi yang terbatas membuat kerja sama pemenuhan stok tahu saat ada perajin yang libur menjadi sangat penting. Soalnya, jika kemampuan produksi besar, maka bisa saja perajin yang akan libur keesokan harinya langsung memproduksi dua kali lipat sekaligus hari itu juga. Sebagian disimpan untuk memenuhi pasokan saat mereka libur. Sebab, tahu Iwul tahan sampai tiga hari.Kemampuan produksi sangat bergantung dari jumlah pekerja. Nean, misalnya, dengan empat pekerja yang merupakan kerabatnya sendiri, hanya mampu mengolah sekitar 60 kilogram (kg) kedelai sehari untuk disulap menjadi 2.500 potong tahu. "Kalau dinaikkan jadi 100 kg, tidak akan mampu," ujarnya.Nean tidak bisa meminta bantuan dari para tetangga, karena mereka rata-rata juga punya bengkel pembuatan tahu Iwul sendiri.Selain tenaga kerja, kualitas kedelai juga ikut mempengaruhi jumlah produksi tahu. "Jika kualitas kedelai sedang jelek, jumlah tahu yang dihasilkan juga tidak akan maksimal. Kalau kualitasnya sedang bagus, maka jumlah tahu yang dihasilkan akan semakin banyak," kata Nean.Ia menjelaskan, 60 kg kedelai dengan kualitas bagus akan menghasilkan sekitar 3.000 tahu ukuran kecil. Dengan berat yang sama, tapi kualitasnya jelek, tahu yang bisa dibuat paling banter hanya 2.500 potong. Beberapa ciri kedelai jelek, yakni ada bintik hitam.Namun, para perajin tahu Iwul, termasuk Nean, Jonny dan Mamad tidak bisa menolak saat mendapatkan kedelai dengan kualitas jelek dari pemasok. Sehingga, "Apapun kedelai yang dipasok, ya kami tetap produksi, meskipun risikonya pendapatan akan berkurang," kata Mamad. (Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News