Sentra pembuataan tape ketan di Desa Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat sudah berdiri sejak tahun 1970-an. Selama puluhan tahun, sentra ini menjadi rujukan pedagang tape ketan di hampir seluruh wilayah Kabupaten Kuningan dan luar kota. Tak heran, bila perajin tape ketan di desa tak pernah sepi pembeli. Bahkan, pada musim-musim tertentu, seperti menjelang Lebaran, Natal dan tahun baru, serta liburan panjang, mereka harus melipat gandakan jumlah produksi. Di musim-musim itu, mereka kerap berebut tenaga kerja. Ibu Oyoh, salah seorang perajin tape ketan mengatakan, tidak semua orang memiliki keahlian membuat tape ketan.
Pasalnya, membuat tape ketan perlu keterampilan khusus. Makanya, perlu belajar dulu sebelum membuat tape ketan. "Sementara pada musim Lebaran, permintaan tape ketan cukup tinggi,” imbuhnya. Jika pada hari biasa, Oyoh memproduksi sebanyak satu kuintal tape ketan, tapi menjelang lebaran, produksinya bisa mencapai tiga kuintal tape per hari. Tentu, untuk meningkatkan jumlah produksi itu butuh tambahan tenaga kerja hingga tiga kali lebih banyak dari hari biasa. Persoalannya, hampir semua perajin juga menggenjot produksinya. Sementara tidak semua warga desa memiliki keahlian membuat tape. Ahasil, sebagian perajin kerap kekurangan tenaga pekerja. Untuk mengantisipasi kekurangan karyawan, Oyoh biasanya membujuk keluarga karyawan yang setiap hari bekerja di tempatnya untuk bergabung. Dengan demikian, Oyoh bisa mencapai target produksi saat Lebaran tiba. Kesulitan tenaga kerja saat permintaan sedang tinggi juga dirasakan Elis, pemilik rumah produksi tape katan lainnya. Ia bilang, rebutan tenaga kerja sudah menjadi persoalan klasik menjelang Lebaran. Pasalnya, setiap kali menjelang Lebaran, banyak pelanggan yang tiba-tiba memesan tape ketan dalam jumlah banyak. Selain itu, toko-toko penjual tape ketan di Kuningan meningkatkan jumlah pesanan mereka. Pesanan tape ketan melonjak saat Lebaran karena banyak warga asal Kuningan yang mudik alias pulang kampung. Nah, banyak dari mereka yang membawa tape ketan sebagai oleh-oleh khas Kuningan saat pulang kembali ke kota tempatnya bermukim. Saat lebaran, Elis bisa memproduksi dua kuintal tape ketan per hari. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa yang hanya satu kuintal.
Permintaan tape ketan juga meningkat menjelang perayaan Natal dan tahun baru juga. "Namun, peningkatannya memang tidak setajam Lebaran," ujar Elis. Lilik, perajin tape ketan lainnya mengakui, sulitnya mendapatkan karyawan menjelang hari-hari besar. Penyebab utamanya, jumlah perajin tape di Cibeureum cukup banyak. "Sudah pasti rebutan kalau jelang Lebaran," ujarnya. (Bersambung) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri