Sentra penjualan tekstil di Jalan Perniagaan, Medan, telah berdiri sejak 30 tahun lalu. Ratusan pedagang mengadu nasibnya di sana. Bahkan, pedagang asal Malaysia banyak yang membuka lapaknya. Tak heran, sentra ini menjadi sumber pasokan tekstil beberapa wilayah di sekitar kota Medan.Pusat penjualan tekstil seperti Tanah Abang di Jakarta, juga ada di kota Medan. Lokasinya di Jalan Perniagaan. Lantaran terletak di pusat kota, setiap hari sentra ini selalu ramai pengunjung, baik warga kota, maupun para pendatang dari luar Medan. Maklum, ada ratusan pedagang yang mendiami ruko-ruko di sepanjang Jalan Perniagaan. Para pedagang itu menjual beragam produk, tekstil, seperti pakaian, kain, gorden, seprai, dan karpet. Menurut Ramli Nasry, pemilik gerai Era Gordyn, sentra tekstil ini telah terbentuk sejak 30 tahun silam. "Namun, jumlah pedagangnya tak sebanyak saat ini," ujarnya. Bahkan, lanjutnya, di sentra ini juga banyak diisi pedagang tekstil dari luar Medan. "Banyak pedagang tekstil dari Malaysia yang datang kemari," katanya. Meski baru mulai berdagang di sentra ini sejak 1987, Ramli tahu persis perkembangan pusat penjualan tekstil itu. Lantaran dipenuhi banyak pedagang, sentra ini juga menjadi sumber pasokan untuk memenuhi kebutuhan tekstil beberapa wilayah di Sumatera Utara. Seperti Langkat, Pematang Siantar dan lainnya. Tak heran, pembelian dalam partai besar seringkali dijumpai di sentra ini. "Mereka membeli produk tekstil untuk dijual lagi," ujar Ramli. Karena melihat besarnya peluang di sentra tekstil ini, Maria, pemilik kios Jeanny Textile, sudah mulai menggelar dagangannya sejak 1990. "Lokasinya termasuk premium dan mudah diakses dari segala penjuru kota," kata dia, yang barang dagangannya berupa bahan pakaian dan batik sutera. Maria melihat, konsumen yang datang ke sentra ini umumnya mencari produk tekstil berupa bahan kain. "Tak seperti pusat perbelanjaan yang lebih menyediakan beraneka produk dalam kios-kiosnya," imbuhnya. Namun, kenyataannya, perjalanan bisnis Maria tak sesuai dengan harapan. Ia banyak mengalami pasang surut usaha. Apalagi kondisi sekarang ini, sentra mulai terlihat sepi pengunjung. Devi, pengelola toko Indah Jaya, punya pendapat yang sama. Ia mengatakan, lesunya penjualan mulai terlihat sejak pembangunan pusat perbelanjaan marak di kota Medan dalam beberapa tahun terakhir. "Antusiasme warga Medan mulai beralih ke mal yang besar," ujarnya. Salah satu buktinya, ketika menjelang hari raya. Toko Indah Jaya yang menjual seprei dan gorden ini tak merasakan peningkatan penjualan yang berarti, seperti tahun-tahun sebelum menjamurnya mal.Memang, secara kasat mata, sentra tekstil di Jalan Perniagaan ini masih terlihat ramai. Namun, Maria bilang, sentra ini terlihat ramai karena jalan di depan tempat itu merupakan jalan penghubung menuju jalan lain di kota Medan. Meski begitu, Maria tetap optimistis pamor sentra ini akan bangkit kembali. "Setidaknya sama seperti sebelum krisis 1998," katanya. Sebagai gambaran, sebelum tahun 1998, sentra ini banyak dikunjungi konsumen dari berbagai daerah. "Mereka khusus datang untuk berbelanja tekstil," kata Maria. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentra tekstil Medan berdiri sejak 30 tahun lalu (1)
Sentra penjualan tekstil di Jalan Perniagaan, Medan, telah berdiri sejak 30 tahun lalu. Ratusan pedagang mengadu nasibnya di sana. Bahkan, pedagang asal Malaysia banyak yang membuka lapaknya. Tak heran, sentra ini menjadi sumber pasokan tekstil beberapa wilayah di sekitar kota Medan.Pusat penjualan tekstil seperti Tanah Abang di Jakarta, juga ada di kota Medan. Lokasinya di Jalan Perniagaan. Lantaran terletak di pusat kota, setiap hari sentra ini selalu ramai pengunjung, baik warga kota, maupun para pendatang dari luar Medan. Maklum, ada ratusan pedagang yang mendiami ruko-ruko di sepanjang Jalan Perniagaan. Para pedagang itu menjual beragam produk, tekstil, seperti pakaian, kain, gorden, seprai, dan karpet. Menurut Ramli Nasry, pemilik gerai Era Gordyn, sentra tekstil ini telah terbentuk sejak 30 tahun silam. "Namun, jumlah pedagangnya tak sebanyak saat ini," ujarnya. Bahkan, lanjutnya, di sentra ini juga banyak diisi pedagang tekstil dari luar Medan. "Banyak pedagang tekstil dari Malaysia yang datang kemari," katanya. Meski baru mulai berdagang di sentra ini sejak 1987, Ramli tahu persis perkembangan pusat penjualan tekstil itu. Lantaran dipenuhi banyak pedagang, sentra ini juga menjadi sumber pasokan untuk memenuhi kebutuhan tekstil beberapa wilayah di Sumatera Utara. Seperti Langkat, Pematang Siantar dan lainnya. Tak heran, pembelian dalam partai besar seringkali dijumpai di sentra ini. "Mereka membeli produk tekstil untuk dijual lagi," ujar Ramli. Karena melihat besarnya peluang di sentra tekstil ini, Maria, pemilik kios Jeanny Textile, sudah mulai menggelar dagangannya sejak 1990. "Lokasinya termasuk premium dan mudah diakses dari segala penjuru kota," kata dia, yang barang dagangannya berupa bahan pakaian dan batik sutera. Maria melihat, konsumen yang datang ke sentra ini umumnya mencari produk tekstil berupa bahan kain. "Tak seperti pusat perbelanjaan yang lebih menyediakan beraneka produk dalam kios-kiosnya," imbuhnya. Namun, kenyataannya, perjalanan bisnis Maria tak sesuai dengan harapan. Ia banyak mengalami pasang surut usaha. Apalagi kondisi sekarang ini, sentra mulai terlihat sepi pengunjung. Devi, pengelola toko Indah Jaya, punya pendapat yang sama. Ia mengatakan, lesunya penjualan mulai terlihat sejak pembangunan pusat perbelanjaan marak di kota Medan dalam beberapa tahun terakhir. "Antusiasme warga Medan mulai beralih ke mal yang besar," ujarnya. Salah satu buktinya, ketika menjelang hari raya. Toko Indah Jaya yang menjual seprei dan gorden ini tak merasakan peningkatan penjualan yang berarti, seperti tahun-tahun sebelum menjamurnya mal.Memang, secara kasat mata, sentra tekstil di Jalan Perniagaan ini masih terlihat ramai. Namun, Maria bilang, sentra ini terlihat ramai karena jalan di depan tempat itu merupakan jalan penghubung menuju jalan lain di kota Medan. Meski begitu, Maria tetap optimistis pamor sentra ini akan bangkit kembali. "Setidaknya sama seperti sebelum krisis 1998," katanya. Sebagai gambaran, sebelum tahun 1998, sentra ini banyak dikunjungi konsumen dari berbagai daerah. "Mereka khusus datang untuk berbelanja tekstil," kata Maria. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News