KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sentul City Tbk (
BKSL) menyiapkan capex Rp 250 miliar untuk mengembangkan beberapa kluster rumah tapak
(landed house) di area Sentul City pada 2020 mendatang. Alfian Mujani,
Head of Corporate Communication BKSL menyebut area tersebut sempat tertinggal karena kondisi perekonomian yang kurang kondusif untuk membangun properti. Namun kini, kluster Terrace Hill, Green Mountain dan Springmount akan menjadi fokus pengembangan lahan BKSL.
Baca Juga: Lewat Adhi Commuter Properti, Adhi Karya kembangkan lahan sekitar transportasi massal "Kami akan mengembangkan proyek kluster berupa pemukiman pada 2020. Untuk pengembangan ini, kami bermitra dengan Sumitomo Corp dan Hankyu Realty, dan beberapa perusahaan mitra yang mengembangkan kawasan Sentul," jelas Alfian kepada Kontan.co.id, Minggu (29/12). Ia melanjutkan, dalam pendanaan
landed house pihaknya mengambil porsi sebesar 30% dari kas internal dan sisanya sebesar 70% pinjaman dari bank. Alfian berkata, walau akan mengembangkan rumah tapak pada 2020, pihaknya tetap akan memprioritaskan penjualan apartemen. Sebagaimana diketahui, BKSL juga tengah mengejar target serah terima apartemen Saffron dan Opus Park yang jatuh pada awal 2020.
Baca Juga: Erha Indonesia Bidik Ekspansi ke Negeri Tetangga Menara apartemen yang diluncurkan pada 2017 itu memiliki nilai pengembangan bruto (
gross development value/GDV) Rp 631 miliar.
Gross floor area (GFA) Saffron 54.136
square meter (sqm). Penjualan Opus Park telah diluncurkan pada 2018 dengan kapasitas tiga menara apartemen. Opus Park seluruhnya dijual ke PT Izumi Sentul Realty pada November 2017. “GFA (Opus Park) 162.408 sqm dan GDV Rp 1,26 triliun dengan target
handover pada kuartal I 2020,” lanjutnya. Pihaknya juga optimistis dengan rampungnya pembangunan AEON Mall sebelum Lebaran 2019. Ia percaya, keberadaan mall di lahan seluas 103.000 meter persegi itu akan menambah gairah pembelian di kawasan Sentul City. "Harapannya, tahun ini ada pertumbuhan penjualan 10% sampai 15%," tambahnya.
Baca Juga: Minimarket Giant, proyek percobaan gagal Hero Supermarket Per 30 September 2019, pendapatan Sentul City anjlok 32,48% dibandingkan dengan periode sama pada 2018, yakni dari Rp 801,16 miliar menjadi Rp 540,91 miliar. Seme tara dari sisi laba bersih, merosot 35,02% menjadi Rp 28,12 miliar dari Rp 43,28 miliar. Pihak Sentul City berkata, hal ini disebabkan oleh ketiadaan
block sales dan terlambatnya progres pembangunan AEON Mall. "Untuk tahun 2020, masih bertanya-tanya apa bisa
recovery dengan maksimal. Namun, kami optimistis kondisi ekonomi nasional dan properti bisa membaik secara signifikan," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .