KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina dan Saudi Aramco telah sepakat seputar tim valuasi independen dan kini diskusi pengembangan Kilang Cilacap masih berlangsung. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman ketika dihubungi Kontan.co.id memastikan telah ada penunjukan tim valuasi. "Saat ini masih valuasi, sudah sepakat untuk tim penilai internasional," terang Fajriyah, Kamis (19/8). Sayangnya Fajriyah masih belum bisa mengungkapkan lebih jauh tim valuasi yang ditunjuk serta detail diskusi kedua belah pihak.
Baca Juga: Pertamina dan Saudi Aramco Bentuk Tim Valuasi Pengembangan Kilang Cilacap Mengutip pemberitaan Kontan.co.id, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, dalam pengembangan pembangunan Kilang Cilacap itu pihak dengan Saudi Aramco masih terus melakukan pembahasan berkenaan dengan pembentukan
joint venture (JV). "Kami punya lima kandidat valuer, mudah-mudahan pekan depan terpilih," ungkap Nicke, beberapa waktu lalu. Sejauh ini, kata Nicke, skema yang ditawarkan masih skema
spin-off, yakni ekspansi terhadap akses eksisting. "Namun kalau tidak
workable, kita coba tawarkan yang bangun baru (bentuk usaha baru), Petrokimia," ujar Nicke. Dus, konsep pengembangan Petrokimia diklaim sudah siap. Nicke juga belum bisa memastikan besaran investasi proyek pengembangan perusahaan baru Petrokimia. Namun, ia menyebut RDMP Cilacap menelan biaya US$ 6 miliar. Sebagian telah dialokasikan untuk sejumlah proyek.
Baca Juga: Sediakan 30% pasokan BBM nasional, Arcandra minta kinerja kilang Cilacap ditingkatkan "
Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap dan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) sudah rampung, sudah masuk buku," jelas Nicke. Fajriyah memastikan, dengan telah ditunjuknya tim valuasi, maka semua rencana masih berjalan sesuai jadwal. "Masih sesuai jadwal, karena diperpanjang hingga akhir Oktober," sebut Fajriyah.
Sementara itu, menanggapi serangan drone pada fasilitas milik Saudi Aramco, Fajriyah memastikan hal tersebut tak menjadi kendala dalam pembahasan kedua belah pihak. Selain itu, Pertamina turut memastikan pasokan minyak dari Aramco ke Pertamina agar tidak mengalami gangguan. "Pasca serangan, kami koordinasi dengan Aramco untuk pasokan Arabian Light Crude dan tidak ada perubahan jadwal pengiriman untuk Pertamina," jelas Fajriyah. Masih menurut Fajriyah, komunikasi intensif juga terus diupayakan demi memastikan minyak mentah yang diolah pada Refinery Unit IV Cilacap tetap aman. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto