Sepanjang 2016, harga perak sudah melambung 8,17%



JAKARTA. Kenaikan harga emas turut mengangkat logam mulia turunannya, yakni perak. Kondisi pasar keuangan China yang belum stabil meningkatkan permintaan perak sebagai safe haven meski tidak sebesar emas.

Mengutip Bloomberg, Kamis (3/3) pukul 16.57 WIB, harga perak kontrak pengiriman Mei 2016 di Commodity Exchange terkikis 0,38% ke level US$ 14,95 per ons troi dibanding sehari sebelumnya . Sejak akhir tahun lalu, harga perak menguat sebanyak 8,17%.

Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, kenaikan harga perak mengikuti naiknya harga emas global. Pasalnya, kedua komoditas ini memiliki fungsi sama yakni sebagai safe haven. "Permintaan safe haven meningkat seiring meningkatnya keraguan pelaku pasar akan stabilnya pasar keuangan saat ini," paparnya.


Di samping itu, ada beberapa faktior lain yang menopang harga perak. Di antaranya bank sentral di beberapa negara berupaya untuk menyimpan perak sebagai cadangan devisa meski tidak sebesar emas.

Selanjutnya Bank Sentral Eropa menerapkan suku bunga negatif sehingga mengangkat daya tarik perak. Terakhir, spekulasi tertundanya kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Maret mendatang menyeret mata uang dollar AS dan berimbas pada kenaikan harga perak.

Data non-farm employment change Amerika Serikat bulan Januari hanya naik sebesar 151.000 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya 262.000 serta di bawah proyeksi sebesar 189.000.

Data ini menguatkan spekulasi jika The Fed tidak akan menaikkan suku bunga dengan segera. Tak heran jika perak terus mendaki hingga mencatat level tertinggi di US$ 15,81 per ons troi pada 11 Februari lalu.

Kondisi tersebut berbeda saat perak berada di level terendah yakni US$ 13,77 per ons troi pada 14 Januari 2016. "Di awal tahun tekanan harga perak masih cukup besar," kata Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto