Sepanjang 2017, Garuda Indonesia bukukan kenaikan beban operasional 13%



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan beban operasional sebesar US$ 4,25 juta pada tahun 2017. Angka ini tumbuh 13% dibanding periode yang sama tahun 2016 yang sebesar US$ 3,76 juta.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury mengatakan kontribusi terbesar dari peningkatan beban operasional tersebut disumbang dari biaya bahan bakar (fuel).

Catatan Garuda Indonesia, sepanjang 2017 lalu, emiten berkode saham GIAA di Bursa Efek Indonesia ini mencatat biaya fuel mencapai US$ 1,15 miliar, tumbuh 25% dari periode yang sama tahun 2016 yang sebesar US$ 924.7 miliar.


Sementara dari sisi utilisasi, sepanjang tahun 2017, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan peningkatan utilisasi sebanyak 38 menit menjadi 9 jam 36 menit. Sebagai gambaran, pada tahun 2016 utilisasi Garuda Indonesia sebesar 08 jam 58 menit. Hingga akhir 2018, GIAA menargetkan utilisasi dapat menyentuh kisaran 10 jam 24 menit.

Sepanjang tahun lalu, perusahaan penerbangan pelat merah ini juga telah melakukan renegosiasi kontrak pesawat bersama pihak manufaktur atau lessor sehingga bisa melakukan saving hingga US$ 100 juta.

Untuk melakukan optimalisasi pada tahun 2018, GIAA juga akan melakukan renegosiasi sembilan kontrak pesawat.

Dari sisi keterisian penumpang, GIAA mencatatkan pencapaian 74,7% dengan tingkat ketepatan waktu sebesar 86,4%. Hingga akhir tahun, perusahaan membidik target on time performance (OTP) bisa mencapai 92%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi