JAKARTA. Setelah sempat terhenti, Asosiasi Timah Indonesia (ATI) memperkirakan ekspor timah bulan ini akan tumbuh 127% dibandingkan November. Kenaikan ini disinyalir berasal dari produsen yang mangkir dari komitmen moratorium ekspor timah. Rudy Irawan, Direktur Eksekutif ATI mengatakan, sejumlah produsen memang sudah tidak sabar menjual timahnya. "Kondisi seperti ini sebenarnya sudah diprediksi," katanya, Kamis (15/12). Di samping PT Timah Tbk, beberapa perusahaan pengolahan (smelter) juga mulai melakukan penjualan ke pasar spot. Mereka itu adalah PT Bangka Belitung Timah Sejahtera (BBTS), PT Koba Tin, PT Bukit Timah, PT Refined Bangka Tin (RBT), CV Serumpun Sebalai, dan CV Prima Timah Utama.
Sepanjang Desember, ekspor timah akan mencapai 5.000 ton
JAKARTA. Setelah sempat terhenti, Asosiasi Timah Indonesia (ATI) memperkirakan ekspor timah bulan ini akan tumbuh 127% dibandingkan November. Kenaikan ini disinyalir berasal dari produsen yang mangkir dari komitmen moratorium ekspor timah. Rudy Irawan, Direktur Eksekutif ATI mengatakan, sejumlah produsen memang sudah tidak sabar menjual timahnya. "Kondisi seperti ini sebenarnya sudah diprediksi," katanya, Kamis (15/12). Di samping PT Timah Tbk, beberapa perusahaan pengolahan (smelter) juga mulai melakukan penjualan ke pasar spot. Mereka itu adalah PT Bangka Belitung Timah Sejahtera (BBTS), PT Koba Tin, PT Bukit Timah, PT Refined Bangka Tin (RBT), CV Serumpun Sebalai, dan CV Prima Timah Utama.