AKARTA. Sedikit demi sedikit, kerugian yang diderita PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk terungkap dari laporan keuangan 2012 yang disetor pekan lalu. Sepanjang 2012, emiten berkode APOL ini merugi Rp 720,97 miliar. Adapun, tahun 2011, nilai rugi bersih perusahaan mencapai Rp 2,09 triliun. Ada beberapa yang menjadi penyebab. Pertama, pendapatan perusahaan pelayaran ini menyusut 10%. Jika pada 2011 APOL bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun, tahun lalu hanya meraup Rp 1,17 triliun. Hal itu dipicu oleh pendapatan dari kapal milik yang merosot, dari Rp 1,13 triliun menjadi Rp 957,85 miliar. Padahal, pendapatan dari kapal sewa, bisnis keagenan, dan sektor lainnya cenderung meningkat.
Pendapatan dari kapal sewa naik sebesar 88,61% menjadi Rp 106,72 miliar. Sementara dari kegiatan keagenan, APOL membukukan pendapatan Rp 105,96 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 102,58 miliar. Dari bisnis lain juga meningkat dari Rp 4,4 miliar menjadi Rp 6,41 miliar. Penyebab kedua, APOL mencatatkan pendapatan keuangan hingga Rp 509,2 miliar. Padahal di tahun sebelumnya, pendapatan dari pos ini hanya Rp 68,03 miliar. Ini buntut dari keuntungan hasil pembelian kembali (buyback) utang yang nilainya mencapai Rp 501, 22 miliar. APOL terus melakukan upaya restrukturisasi dan konsolidasi internal untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menjual sejumlah kapal miliknya. Pada tanggal 1 Februari 2013, APOL menjual kapal MT Srikandi kepada PT Pelayaran Parnaraya Nusantara. "Harga jual US$ 1,82 juta," ujar manajemen APOL dalam penjelasan laporan keuangan Maret 2013. Selain itu, APOL juga melakukan perjanjian jual beli pada 8 Maret 2012. Perjanjian itu berisi, APOL sepakat menjual kapal miliknya, yaitu MT Shinta kepada Parnaraya. Nilainya sebesar US$ 1,9 juta. Tahun lalu, APOL telah menjual sebanyak empat kapal. Penjualan dilakukan secara bertahap mulai semeseter I-2012 dan semester II-2012. Dengan pengurangan empat kapal tersebut, saat ini APOL mengoperasikan 70 unit kapal.
Selain penjualan kapal, APOL juga melakukan likuidasi tiga anak usaha nya. Mereka adalah PT Apol Gemilang, PT Apol Surya Jaya, dan PT Piru Sentosa. Pembubaran ketiga perusahaan tersebut lantaran ketiganya tidak memiliki aktivitas dan kegiatan operasi sejak didirikan. Manajemen APOL mengklaim, pembubaran tersebut tidak berdampak terhadap kinerja keunangan dan operasional perusahaan. Guna memperbaiki kinerja, APOL terus membidik proyek-proyek pengangkutan. Demi efisiensi dan menggenjot produktivitas, Arpeni Pratama juga mulai mengadopsi sistem Windows 8 Enterprise dan Microsoft Office 2013. Meski sulit dihitung dengan angka dan persentase, sistem operasi ini bisa membantu pekerja dalam menunaikan pekerjaannya, meski tidak berada di kantor. Manajemen APOL optimistis, tahun ini perusahaan bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Amailia Putri