KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten agen properti dan
real estate, PT Era Graharealty Tbk (IPAC) mencatat pertumbuhan laba bersih sepanjang tahun 2022. Direktur Utama Era Graharealty Darmadi Darmawangsa menuturkan walaupun tahun 2022 merupakan tahun yang tidak mudah dan penuh tantangan, tetapi seluruh armada ERA berhasil melaluinya dengan baik. Sebagai informasi, IPAC menargetkan pertumbuhan laba sebesar 20% tahun 2022 lalu. "Sepanjang tahun 2022, kami bahkan berhasil meningkatkan laba sebesar 23% dibandingkan laba tahun sebelumnya yakni pada 2021," ujar Darmadi saat dihubungi oleh Kontan, Jumat (17/3).
Menilik laporan keuangan Perseroan tahun buku 2022, IPAC mencatat kinerja yang baik. Pendapatan Perseroan tercatat meningkat 25,12% di angka Rp 26,00 miliar dari perolehan Rp 20,78 miliar di tahun 2021.
Baca Juga: Usai IPO, Trimegah Bangun Persada (NCKL) Akan Bersiap Gandakan Produksi dan Penjualan Pendapatan ini diterima dari beberapa segmen, di antaranya adalah
marketing dan
technical fee senilai Rp 14,92 miliar. Segmen ini juga menempati porsi kontribusi terbesar, diikuti oleh segmen komisi sebesar Rp 7,23 miliar, lalu waralaba senilai Rp 1,80 miliar, royalti senilai Rp 1,65 miliar dan lain-lain sebesar Rp 374,88 miliar. Sementara itu, laba bersih tahun berjalan tahun 2022 tercatat sebesar Rp 4,71 miliar atau naik 20,46% dari Rp 3,91 miliar pada 2021. Lalu pos laba bersih komprehensif tercatat berada di angka Rp 4,75 miliar dari Rp 3,83 miliar, alias naik 24,02% dibandingkan tahun 2021 lalu. Darmadi melanjutkan, pihaknya menghadapi beberapa tantangan tahun lalu, berupa persaingan antar
agent property. Ia menuturkan, banyak broker lokal yang bermunculan dan menawarkan
split komisi yang lebih tinggi ke agen, tetapi dengan minimal
support dari pemilik kantor. "ERA atau IPAC sebagai
franchise broker property dari USA berusaha memberikan
training atau pelatihan yang berkesinambungan sehingga
marketing associate ERA dapat memberikan pelayanan yang lebih profesional kepada para
customer-nya," jelas dia. Namun begitu ia juga mencatat peluang yang diperoleh IPAC di tahun lalu. Salah satunya adalah meningkatnya pasar sewa sebesar 53% dibandingkan dengan tahun 2021. Hal ini disebabkan di masa paska pandemi covid 19 banyak juga
customer yang menunda untuk membeli properti dan memutuskan untuk menyewa terlebih dahulu. Selain itu, peluang yang diterima adalah, seiring dengan tren meningkatnya usaha di bidang
online, penjualan gudang juga mengalami peningkatan sebesar 62% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Selain pasar
secondary, di tahun 2022 juga beberapa
developer besar mulai memasarkan
project barunya, yaitu rumah untuk kelompok usia millenial dengan harga mulai dari Rp 600 jutaan maupun rumah mewah dengan harga Rp 19 miliar. Hal ini juga merupakan peluang yang dimanfaatkan oleh IPAC," urainya.
Baca Juga: Beli Kapal Anyar, Habco Trans Maritima (HATM) Gelontorkan Rp 240,68 Miliar Darmadi menambahkan, karena masa pandemi sudah berangsur membaik dan berubah menjadi endemi, untuk tahun 2023 ini IPAC menargetkan pertumbuhan laba sebesar 51% dari proyeksi tahun 2022. IPAC juga menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 11% dari proyeksi tahun 2022.
Tahun ini, IPAC juga merencanakan menambah lagi 20 kantor
franchise baru. Namun demikian, Darmadi tidak menyiapkan capex untuk hal tersebut. "Untuk 20 kantor
franchise baru tidak memerlukan capex karena ERA Indonesia hanya menjual
franchise saja sedangkan untuk kebutuhan capex kantor tersebut merupakan modal dari
franchisee untuk membuat kantor
member broker sesuai dengan
corporate design kantor ERA," jelas dia. Lebih lanjut, jumlah aset IPAC sepanjang 2022 naik 18,60% di angka Rp 39,08 miliar, liabilitas juga meningkat 19,10% di angka Rp 8,54 miliar dan ekuitas naik 18,46% menjadi Rp 30,54 miliar secara YoY. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi