Separuh jalan, bisnis TLKM tetap berdering



JAKARTA. Meski bisnis telekomunikasi kian ketat, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) masih bisa mencatatkan kenaikan laba bersih di semester I-2013. Di periode itu, TLKM mencetak laba bersih Rp 7,13 triliun atau tumbuh 10,89% year on year.

Pertumbuhan laba itu, tak lepas dari pendapatan TLKM yang kian meningkat. Di paruh pertama 2013, pendapatan TLKM naik 9,37% menjadi Rp 40,16 triliun.

Pendapatan dari lini bisnis data internet dan jasa teknologi informatika naik 17,97%, menjadi Rp 15,03 triliun. Lalu, pendapatan dari bisnis interkoneksi tumbuh 23,2% menjadi Rp 2,35 triliun.


Adapun pendapatan dari bisnis telepon masih lesu dan hanya naik tipis 0,89% menjadi Rp 20,41 triliun. Sementara, pendapatan telekomunikasi lain tumbuh 40% menjadi sekitar Rp 1,7  triliun.

Kepala Riset Bahana Sekuritas, Harry Su, mengatakan, pendapatan TLKM di semester I itu sudah mencerminkan 49,4% dari total proyeksi Bahana hingga akhir tahun ini. Bahkan, perolehan laba bersih TLKM di semester I di atas estimasi Bahana.

Kata Harry, pertumbuhan TLKM ke depan bergantung pada pengembangan bisnis data, khususnya broadband dan WiFi. Upaya TLKM meningkatkan layanan bisnis data dengan mengganti seluruh kabel tembaga dengan serat optik dinilai tepat.

Prediksi Harry, hingga dua tahun mendatang bisnis broadband dan WiFi akan menyumbang 15% bagi total pendapatan TLKM. "Namun bisnis SMS dan voice juga tetap akan tumbuh, apalagi menjelang Pemilu," tuturnya, kemarin.

Analis Samuel Sekuritas, Adrianus Bias menambahkan, kinerja TLKM masih sejalan dengan ekspektasinya. Semisal, pendapatan divisi selular yang tumbuh 5%. Hasil baik pendapatan seluler ditopang oleh pertumbuhan percakapan suara alias  minutes of usage (MOU) sebesar 7,5%.

Harry memprediksi, pendapatan TLKM pada tahun ini tumbuh 6,75% dari Rp 77,14 triliun di tahun lalu menjadi Rp 82,35 triliun. Sementara, laba bersih TLKM akan naik 12,3% menjadi Rp 14,43 triliun dari Rp 12,85 triliun di 2012.

Menurut Harry, pertumbuhan laba TLKM yang mencapai double digit terbilang cukup baik karena rata-rata pertumbuhan bisnis telekomunikasi di kawasan regional Asia hanya single digit.

Target Adrianus, di tahun 2013, TLKM akan membukukan kenaikan pendapatan  7,3% menjadi Rp 82,81 triliun. Sementara, laba bersih TLKM diprediksi naik 13,1% menjadi Rp 14,54 triliun.

Aditya Srinath, analis JP Morgan dalam risetnya 15 Juli lalu memprediksi, TLKM bakal memperoleh pendapatan Rp 81,24 triliun di tahun ini, alias naik 12,1% daripada tahun 2012. Sementara laba bersih TLKM, kata Aditya, bakal naik 8,6% menjadi Rp 14,18 triliun. Dia memberi rekomendasi overweight atas saham TLKM dengan target Rp 13.200 per saham.

Sementara, Harry Su merekomendasikan beli saham TLKM dengan target harga Rp 14.500 per saham. Harga ini mencerminkan rasio harga berbanding laba bersih per saham atau price to earning ratio (PER) 2013 sebesar 16,3 kali. Sedangkan, Adrianus justru menurunkan rekomendasinya menjadi hold dengan target harga Rp 11.500.

Rabu (24/7), saham yang masuk efek syariah ini turun 1,67% ke Rp 11.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yuwono Triatmodjo