Sepatu Bata (BATA) Siapkan Sejumlah Strategi untuk Raih Pertumbuhan Penjualan 60%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen sepatu, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menjalankan sejumlah strategi bisnis untuk memaksimalkan laju bisnisnya pafa tahun 2022. Dengan beragam upaya yang dilakukan, pihaknya yakin dapat mencapai pertumbuhan penjualan hingga 60% dibandingkan realisasi penjualan tahun lalu. 

Asal tahu saja, proyeksi penjualan tersebut lebih tinggi dari target yang telah dibidik perusahaan sebelumnya, yakni pertumbuhan penjualan di level 50% dari tahun 2021. 

Country Manager PT Sepatu Bata, Ajay Ramachandran menuturkan, Sepatu Bata memfokuskan bisnisnya pada beberapa prioritas utama. Antara lain, fokus pada penambahan dan renovasi toko eksisting, meningkatkan kualitas produk serta menerapkan right pricing stretegy terhadap setiap produknya.


Selain itu, ia menambahkan bahwa Sepatu Bata terus berupaya memaksimalkan penjualan lewat e-commerce dan omni channel. "Dan juga melakukan pemasaran yang menarik untuk mendorong trafik offline dan online," ujar Ajay, kepada Kontan.co.id, Senin (31/10). 

Baca Juga: Sepatu Bata (BATA) Optimistis Penjualan Tahun Ini Bisa Tumbuh Lebih dari 50%

Meski belum merilis secara resmi laporan keuangan kuartal III-2022, Ajay mengakui kinerja BATA terpantau sangat memuaskan. Ia mencatat, penjualan Bata mampu tumbuh tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Sama seperti review penjualan di semester pertama, pertumbuhan kinerja hingga kuartal III-2022 didorong oleh performa ritel yang kuat serta penjualan sejumlah produk baru yang diluncurkan tahun ini.

"Selain itu, kampanye pemasaran "back to school" yang kuat pada bulan Juli ikut mendorong bisnis seiring dengan kembalinya siswa bersekolah tatap muka pada tahun 2022," tuturnya. 

Menurut Ajay, kondisi pasar selama kuartal ketiga, tepatnya hingga September 2022 terpantau cukup baik. Namun demikian, akan ada sedikit perlambatan di kuartal keempat lantaran mulainya musim penghujan yang mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah. 

Selain itu, ancaman inflasi yang meningkat tajam dalam kurun waktu dua bulan terakhir dikhawatirkan akan berdampak pada menurunnya daya beli konsumen. 

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip Senin (31/10), penjualan neto BATA tercatat mencapai Rp 320,32 miliar selama semester I-2022. Angka ini melesat 35% daripada penjualan neto pada semester I-2021 yang senilai Rp 237,26 miliar. 

 
BATA Chart by TradingView

BATA terpantau masih menderita rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 14,38 miliar. Namun, kerugian ini berhasil terpangkas 57,44% dari semula Rp 33,66 miliar. 

Ketika ditanya menyoal rencana kerja perseroan di tahun 2023, Ajay menyatakan pihaknya masih akan melanjutkan fokus bisnis pada prioritas yang sama seperti tahun ini. Termasuk memaksimalkan kampanye pemasaran yang berfokus pada perayaan idul fitri, back to school, dan sepatu kets. 

Tak hanya itu, BATA yang juga memasok produknya di pasar ekspor ini optimistis akan ada banyak negara tujuan ekspor baru yang bisa diraih perseroan. Setelah sebelumnya memasarkan produk ke Thailand, Malaysia, Kenya dan Peru.

"Dengan peningkatan produk yang dilakukan di pabrik dan juga kapasitas yang lebih tinggi, kami yakin lebih banyak negara akan ditambahkan ke daftar ini pada tahun 2023," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .