Sepekan ini, rupiah berkonsolidasi di Rp 14.500 per dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepekan ini rupiah cenderung bergerak konsolidasi di Rp 14.500 per dollar AS. Analis menilai setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga menjadi 6%, rupiah masih bisa bertahan tidak jatuh terlalu dalam di tengah sentimen hubungan AS dan China yang tarik ulur.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (14/12) rupiah tercatat melemah 0,58% ke Rp 14.581 per dollar AS. Sementara dalam sepekan rupiah tercatat melemah 0,70%.

Di kurs tengah BI, tercatat rupiah hari ini melemah 0,01% ke Rp 14.538 per dollar AS. Sementara dalam sepekan rupiah tercatat menguat sangat tipis 0,006%.


Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan,  setelah BI menaikkan suku bunga menjadi 6%, kekuatan rupiah masih sama berkonsolidasi di Rp 14.500 per dollar AS. Hal ini membuat pergerakan dollar AS jadi seakan tidak terlalu berpengaruh pada rupiah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs adalah hubungan dagang AS dan China. Presiden Donald Trump dan Xi Jinping telah bertemu awal Desember lalu di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 Ekonomi Utama (G20) dan sepakat bernegosiasi lagi.

"AS dan China masih punya 90 hari kedepan untuk melakukan bebagai negoisasi kembali, ini masih abu-abu finalnya seperti apa masih belum tau," kata Dini, Jumat (14/12).

Dini katakan, hubungan keduanya mempengaruhi emerging market. Saat kondisi hubungan kedua negara tersebut tidak kondusif, maka investor berpotensi menjauhi aset berisiko yang ada di emerging market. "Rupiah bisa jadi korban juga," kata Dini.

Namun, Dini melihat setelah BI menaikkan suku bunga, hal ini bisa sedikit menahan pelemahan rupiah tidak berlanjut ketika ketidakjelasan eksternal masih berlanjut.

Untuk sepekan depan, Dini memproyeksikan pergerakan rupiah masih akan berkonsolidasi. "Hari Kamis depan The Fed dipastikan naikkan suku bunga, tetapi hal tersebut tidak akan menajdi beban bagi rupiah karena di tahun depan The Fed belum tentu seagresif seperti di tahun ini," kata Dini.

Dari dalam negeri, pelaku pasar perlu diyakinkan bahwa rupiah memang masih menjanjikan dan fundamental dalam negeri yang solid bisa menjadi tameng pelemahan rupiah. Selain itu, dengan tingkat suku bunga dalam negeri saat ini yang tinggi, seharusnya ini menarik bagi investor asing masuk ke pasar keuangan domestik.

Hanya saja di awal pekan, pelaku pasar pasar tengah menantikan rilis data neraca perdagangan.

Dini memproyeksikan rupiah sepekan depan berada di rentang Rp 14.450 per dollar AS hingga Rp 14.650 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia