Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini trennya naik. Memang dibandingkan dengan hari Senin, indeks pada hari Selasa mengalami penurunan. Pada pembukaan Selasa, indeks sudah turun 0,43% menjadi 4.604,81 kemudian pada penutupan mengalami penurunan lagi sebesar 0,8% menjadi 4.587,43. Setelah itu, indeks terus naik hingga ditutup di level 4.798,94. Menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio, laju kenaikan IHSG dalam beberapa hari terakhir ini salah satunya dipicu dari data serta prospek ekonomi tahun 2016 ini yang positif. "Data Badan Pusat Statistik yang diumumkan tadi pagi cukup positif, prospek ke depan juga masih baik, jadi bagus bagi pasar modal," ujar Tito Sulistio, Jumat (5/2). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2015 tumbuh sebesar 4,79 %, setelah perekonomian nasional pada triwulan IV-2015 tumbuh sebesar 5,04 % (yoy). Berikut pergerakan IHSG selama sepekan:
Senin (1/2), IHSG berhasil melanjutkan penguatan pada awal pekan. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.18 WIB, indeks tercatat naik 0,11% menjadi 4.620,36. Sesi I, IHSG masih tetap cerah hingga akhir penutupan sesi. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat naik 0,89% menjadi 4.552,85. Sementara itu, jumlah saham yang mendaki mencapai 145 saham, jumlah saham yang turun 92 saham, dan 80 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi siang ini melibatkan 1,781 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,566 triliun. Sesi II, IHSG berhasil masuk ke zona hijau di menit-menit terakhir perdagangan. Data RTI menunjukkan, indeks ditutup naik tipis 0,21% atau 9,472 poin ke level 4.624,63. Tercatat 107 saham bergerak naik, 152 saham bergerak turun, dan 90 saham stagnan. Perdagangan awal pekan ini melibatkan 3,88 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,24 triliun. Selasa (2/2), IHSG mengekor langkah pergerakan bursa regional. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.20 WIB, indeks tercatat turun 0,43% menjadi 4.604,81. Sesi I, IHSG tak mampu keluar dari zona negatif. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat turun 0,69% menjadi 4.592,56. Sementara itu, 125 saham tertekan. Sementara itu, 111 saham lainnya berhasil naik dan 82 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,108 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,111 triliun. Sesi II, IHSG harus berakhir di zona merah. Kehilangan 37,2 poin atau 0,8%, indeks menutup perdagangan di level 4.587,43. Rabu (3/2), ramalan sejumlah analis mengenai pergerakan negatif IHSG hari initerbukti. Mengutip data RTI, pada pukul 09.20 WIB, indeks mencatatkan penurunan sebesar 0,72% menjadi 4.554,57. Sesi I, IHSG belum beranjak dari zona merah pada akhir sesi. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat turun 0,46% menjadi 4.566,33. Sementara itu, ada 146 saham yang jatuh. Adapun jumlah saham yang naik hanya sebanyak 73 saham dan 87 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi siang ini melibatkan 1,481 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,239 triliun. Sesi II, IHSG melawan arah pelemahan bursa regional Asia di tengah aksi jual global. Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,19% atau 8,673 poin ke level 4.596,108. Penguatan IHSG hanya ditopang 96 saham yang menghijau. Sementara itu, 161 saham memerah dan 100 saham lainnya stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 3,59 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,90 triliun. Kamis (4/2), IHSG dibuka naik mengikuti sebagian penguatan bursa Asia. Mengacu data RTI, indeks naik 0,65% atau 30,31 poin ke level 4.625,966 pukul 09.10 WIB. Tercatat 122 saham bergerak naik, 27 saham bergerak turun, dan 50 saham stagnan. Di awal perdagangan pagi ini melibatkan 514 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 485 miliar. Sesi I, IHSG melesat sejalan bursa regional ditopang rebound minyak. Mengacu data RTI, indeks menguat signifikan 1,38% atau 63,579 poin ke level 4.659,68 di sesi pertama perdagangan. Tercatat 170 saham bergerak naik, 83 saham bergerak turun, dan 76 saham stagnan. Perdagangan pagi melibatkan 2,26 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,89 triliun. Sesi II, IHSG ditutup dengan peningkatan signifikan sore ini. Berdasarkan data RTI, pada pukul 16.00 WIB, indeks tercatat melaju 1,52%. Dengan demikian, posisi terakhir indeks hari ini 4.665,817. Sementara itu, jumlah saham yang melesat sebanyak 173 saham. Sedangkan jumlah saham yang turun sebanyak 96 saham dan 101 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi hari ini melibatkan 4,114 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,720 triliun. Jumat (5/2), IHSG) dibuka positif pada akhir pekan ini (5/2). Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,19% menjadi 4.674,61. Sesi I, IHSG mengakhir sesi I dengan senyuman lebar hari ini (5/2). Mengutip data RTI, pada pukul 11.30 WIB, indeks mengalami kenaikan 2,33% menjadi 4.774,67. Ada 172 saham yang melesat. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 77 saham dan 88 saham lainnya tak berubah posisi. Adapun volume transaksi siang ini melibatkan 2,574 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,622 triliun. Sesi II, IHSG pada Jumat (5/2) ditutup berada di area positif atau menguat 133,12 poin atau 2,85 % menjadi 4.798,94. Rupiah Selama sepekan rupiah mengalami menguat sebesar 7,5%. Rupiah dibuka di level Rp 13.631-5 dan ditutup di akhir pekan di level Rp 13.624. Menguatnya dollar pada pembukaan pekan, menurut Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, dari faktor eksternal adalah dirilisnya data Produk Domestik Bruto Negeri Paman Sam (Advance GDP per kuartal IV 2015) akhir pekan lalu yang hanya tumbuh 0,7% (qoq), lebih rendah dibandingkan dengan konsensus analis yang dipatok 0,8%. Internal, lanjut Rully, kinerja rupiah disokong oleh pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju inflasi Januari 2016 mencapai 0,51%. Selanjutnya rupiah hanya sempat melemah pada hari Selasa dan Rabu. Pelemahan tertinggi (0,58%) terjadi pada hari Rabu, rupiah berada di level Rp 13.770. Pelemahan ini karena terseret harga minyak yang sempat kembali ke bawah US$ 30 per barel. Setelah itu, rupiah menguat hingga di hari terakhir pekan ini. Penguatan rupiah di hari Kamis lebih karena terseret harga minyak dunia yang naik ke US$ 32 per barel. Adapun penguatan di hari Jumat lebih karena sokongan data tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang positif. Asal tahu saja, tingkat Produk Domestik Bruto Indonesia tumbuh 5,04% pada kuartal IV 2015 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut melampaui estimas analis yang disurvei Bloomberg. Berikut pergerakan rupiah selama sepekan: Senin (1/2), mata uang garuda unjuk gigi di hadapan dollar AS. Amunisi bersumber dari sentimen global dan domestik. Di pasar spot pada Senin (1/2), rupiah menguat 1,06% dibandingkan hari sebelumnya ke level Rp 13.631,5 per dollar AS. Selasa (2/2), rupiah berbalik arah setelah menguat cukup signifikan di awal pekan. Rupiah mengalami koreksi teknikal namun masih dalam tren menguat. Di pasar spot nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,43% ke Rp 13.691 dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Sementara itu, di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat 0,56% ke Rp 13.621 per dollar AS. Rabu (3/2), rupiah melanjutkan pelemahan di hadapan dollar AS. Jatuhnya harga minyak kembali menyeret rupiah di hari kedua. Di pasar spot nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tergerus 0,58% di Rp 13.770 dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Sementara itu, di kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah melemah 0,1% ke level Rp 13.757 per dollar AS. Kamis (4/2), nilai tukar rupiah kembali menguat di hadapan dollar AS setelah data manufaktur Negeri Paman Sam tercatat buruk. Di pasar spot rupiah menguat 0,94% ke level Rp 13.640 dibanding sehari sebelumnya. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah menguat 0,69% ke level Rp 13.662. Jumat (5/2), rupiah unjuk gigi di hadapan dollar AS menutup pekan ini. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah menuju ke level Rp 13.624 per dollar atau menguat 0,12% dari sebelumnya Rp 13.640 per dollar AS. Sementara itu, kurs JISDOR rupiah juga menguat meski tipis sebesar 0,06%. Pagi ini, kurs JISDOR rupiah menunjukkan posisi 13.653 dibanding posisi kemarin di level 13.662 per dollar AS. Emas Emas Antam selama sepekan mengalami kenaikan sebesar Rp 4.000. Pada akhir pekan ini emas Antam naik Rp 2.000 menjadi Rp 548.000 per gram. Meskipun tidak sejalan dengan emas global, karena akhir pekan ini harga emas Comex kontrak April 2016 melemah, Jumat (5/2). Pada pk. 07.40 WIB, Jumat, harga emas Comex melemah 2,40 poin atau 0,21% ke US$1.155,1 per ounce. Agaknya kenaikan harga emas Antam di akhir pekan ini merupakan imbas dari menguat harga emas global pada Kamis (4/2). Saat itu emas Comex mampu menguat 1,42% atau 16,2 poin ke US$ 1.157,5 per ounce. Penguatan emas tersebut dipicu pelemahan dolar AS. Berikut pergerakan harga emas Antam selama sepekan: Senin (1/2), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 548.000. Angka ini sama dengan posisi harga Sabtu lalu (30/1) kemarin. Selasa (2/2), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 547.000. Angka ini turun Rp 1.000 dari posisi harga Senin (1/2) kemarin.
Rabu (3/2), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 548. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Selasa (2/2) kemarin. Kamis (4/2), situs Logam Mulia menunjukkan, emas Antam pecahan 1 gram diperdagangkan seharga Rp 550.000. Angka ini naik sebesar Rp 2.000 dari posisi harga Rabu (3/2). Jumat (5/2), situs Logam Mulia menunjukkan emas Antam pecahan 1 gram diperdagangkan seharga Rp 552.000. Angka ini naik Rp 2.000 dari posisi Kamis (4/2). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi