Rupiah pekan ini bergerak masih di kisaran Rp 13.500, namun cenderung untuk terus melemah. Rupiah ditutup di level Rp 13.541. Ini merupakan pelemahan tertinggi di pekan ini. Trian Fatria, research and analyst Divisi Tresuri PT BNI Tbk menilai rupiah selama sepekan ini memang cenderung melemah. Pada Jumat (7/8), menurut Trian, rupiah melemah lagi karena pelaku pasar tengah wait and see terhadap rilis data AS mengenai data ketenagakerjaan yang diprediksi bagus sehingga bisa menguatkan indeks dollar AS. “Jika indeks dollar AS naik lagi, itu bisa mendorong kepercayaan pasar kepada the Fed untuk menaikkan suku bunganya bulan depan,” kata Trian. Senada dengan Trian, menurut reseach and analyst PT Fortis Asia Futures Sri Wahyudi, setelah dibuka menguat akhirnya rupiah ditutup kembali melemah karena pelaku pasar yang
wait and see. Untuk sepekan ke depan, bahkan sampai pertengahan di September, Trian menduga rupiah masih akan bergerak fluktuatif cenderung melemah karena minimnya sentimen dari domestik. Sri juga menduga bahwa tren rupiah jangka panjang masih melemah. Apalagi jika rilis data ekonomi AS pada Jumat (7/8) malam bagus, bisa menopang menguatnya indeks dollar AS untuk prospek kenaikan suku bunga.
“Jika dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya, rupiah masih unggul karena pelemahan rupiah bergerak di range terbatas,” ujar Sri. Karena itu, masih menurut Sri, rupiah sepekan ke depan akan bergerak di kisaran Rp 13.548 – Rp 13.575. Adapun Trian memperkirakan bahwa rupiah akan bergulir di Rp 13.500 – Rp 13.600 per dollar AS. Berikut pergerakan rupiah selama sepekan: Senin (4/8), rupiah pagi ini bergerak menguat. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.03 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.505 per dollar AS. Artinya, rupiah menguat 0,25% dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu di level Rp 13.539. Sementara itu, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) masih stabil di bawah level 13.500. Pagi ini, kurs JISDOR rupiah menunjukkan angka 13.492 per dollar AS. Selasa (4/8), rupiah di pasar spot masih anteng di level Rp 13.500. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.11 WIB, rupiah menguat tipis dari posisi kemarin yang ditutup di level Rp 13.510. Adapun untuk nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi JISDOR berada di posisi Rp 13.495 per dollar AS. Sebagai perbandingan, kurs JISDOR rupiah kemarin berada di posisi Rp 13.492 per dollar AS. Rabu (5/8), mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.05 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level 13.515 atau melemah 0,3% dari posisi kemarin di level 13.472. Ini merupakan posisi terlemah sejak 1998. Kondisi serupa juga terlihat pada nilai kurs rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Pagi ini, kurs rupiah JISDOR berada di posisi 13.517 per dollar AS. Sementara itu, kemarin, nilai tukarnya berada di level 13.495. Kamis (6/8), rupiah masih mendekati level terlemah sejak masa krisis 1998. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.07 WIB, nilai tukar rupiah berada di level Rp 13.528 per dollar AS. Dengan demikian, rupiah melemah 0,1% dibandingkan dengan posisi kemarin yang ditutup pada level Rp 13.515. Senasib, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi JISDOR juga melemah 0,08% menjadi Rp 13.529 per dollar AS dari sebelumnya Rp 13.517. Jumat (7/8), di pasar spot, Jumat (7/8), posisi rupiah terhadap dollar AS turun 0,09% ke Rp 13.541 dibandingkan dengan hari sebelumnya dan dalam sepekan terakhir harga melemah 0,01%. Begitu juga di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah 0,05% ke level Rp 13.536 dibandingkan hari sebelumnya dan dalam sepekan terakhir melemah 0,4%. IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lunglai di akhir pekan. Hari pertama pekan ini indeks ditutup pada level 4.800 lalu di hari terakhir ditutup di 4.770,330r. IHSG mengalami pelemahan 36,26 poin dari penutupan sehari sebelumnya yang di 4.806,56. Terkait pelemahan ini analis Lautandhana Securindo Krishna Setiawan menuturkan isu perombakan kabinet Indonesia dalam bidang ekonomi juga menjadi salah satu sentimen negatif. “Dengan demikian menyebabkan keragu-raguan investor kepada pasar domestik”. Berikut pergerakan IHSG selama sepekan: Senin (3/8), IHSG dibuka di zona negatif. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.29 WIB, indeks tercatat turun 0,46% menjadi 4.780,43. Secara sektoral, ada tujuh sektor yang tertekan. Tiga sektor dengan penurunan terdalam, yaitu: sektor industri lain-lain yang turun 1,45%, sektor barang konsumen turun 1,11%, dan sektor manufaktur turun 1,04%. Pada sesi I IHSG berhasil rebound pada akhir transaksi. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks berhasil ditutup dengan kenaikan 0,24% menjadi 4.813,83. Ada 134 saham yang melaju. Adapun jumlah saham yang turun sebanyak 117 saham dan 83 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,287 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,194 triliun. IHSG berakhir memerah terseret pelemahan sebagian besar bursa Asia. Mengacu data RTI menunjukkan indeks terkoreksi tipis 0,05% atau 2,347 poin ke level 4.800,18 pukul 16.15 WIB. Tercatat 169 saham bergerak turun, 115 saham bergerak naik, dan 87 saham stagnan. Perdagangan awal pekan ini melibatkan 4,4 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,5 triliun. Selasa (4/8), IHSG pagi ini dibuka di dua zona. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.43 WIB, indeks tercatat turun 0,19% menjadi 4.791,74. Sebelumnya, indeks sempat naik 0,11% menjadi 4.805,6. Ada 102 saham yang bergerak positif. Adapun jumlah saham yang turun sebanyak 97 saham dan 71 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi pagi ini melibatkan 907,345 juta saham dengan nilai transaksi Rp 864,320 miliar. Sesi I, IHSG tak mampu bangkit. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup turun 0,2% menjadi 4.790,48. Ada 148 saham yang melorot. Adapun jumlah saham yang naik sebanyak 111 saham dan 84 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,181 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,082 triliun. IHSG memerah akibat aksi jual asing. Data RTI menunjukkan indeks turun 0,40% atau 19,095 poin ke level 4.781,08 pukul 16.15 WIB. Tercatat 152 saham bergerak turun, 124 saham bergerak naik, dan 96 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 4,6 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,64 triliun. Rabu (5/8), IHSG bergerak positif pada transaksi perdagangan pagi ini. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.53 WIB, indeks tercatat naik 21,6 poin menjadi 4.802,69. Tiga saham mover yang menggerakkan indeks pagi ini antara lain: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 1,39% menjadi Rp 2.915, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,13% menjadi Rp 13.450, dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) naik 1,13% menjadi Rp 6.700. Sesi I, IHSG mantap melangkahkan kaki di zona hijau. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup dengan kenaikan 0,49% menjadi 4.804,63. Ada 154 saham yang mendaki. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 116 saham dan 76 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,983 miliar dengan nilai transaksi Rp 2,450 triliun. IHSG melonjak ke posisi tertinggi sejak sepekan terakhir pada penutupan perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks naik 1,45% atau 69,445 poin ke level 4.850,532 pukul 16.15 WIB. Tercatat 184 saham bergerak naik, 114 saham bergerak turun, dan 79 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 5,3 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,3 triliun. Kamis (6/8), IHSG dibuka di zona positif pada transaksi perdagangan hari ini. Ada 92 saham yang mengangkat kinerja indeks. Sementara itu, jumlah saham yang naik sebanyak 90 saham dan 76 saham lainnya tak bergerak. Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 791,383 juta saham dengan nilai transaksi Rp 1,018 triliun. Sesi I, IHSG tak mampu bertahan dari tekanan. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat turun 0,33% menjadi 4.834,38. Ada 156 saham yang menggerus kinerja indeks. Sementara itu, jumlah saham yang naik hanya sebanyak 98 saham dan 73 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 2,332 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,771 triliun. IHSG memerah pada akhir perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks terkoreksi 0,91% atau 43,96 poin ke level 4.806,56 pukul 16.15 WIB. Tercatat 174 saham bergerak turun, 101 saham bergerak naik, dan 103 stagnan. Pada perdagangan hari ini melibatkan 4,5 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,03 triliun. Jumat (7/8, IHSG) dibuka di zona negatif pada akhir pekan ini. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.34 WIB, indeks tercatat turun 0,36% menjadi 4.789,32. Ada 102 saham yang tertekan. Sementara itu, jumlah saham yang naik sebanyak 70 saham dan 73 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 712,894 juta saham dengan nilai transaksi Rp 593,810 miliar. Sesi I, IHSG masih tak berdaya di zona negatif pada akhir sesi. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat turun 0,62% menjadi 4.776,8. Ada 156 saham yang tertekan. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 67 saham dan 96 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 2,204 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,804 triliun. IHSG memerah di pengujung pekan ini. Data RTI menunjukkan indeks terkoreksi 0,75% atau 36,26 poin ke level 4.770,303 pukul 16.15 WIB. Tercatat, 183 saham bergerak turun, 74 saham bergerak naik, dan 103 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 4,1 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,4 triliun. Emas Harga emas Antam sejak hari pertama pekan ini tidak bergerak di level Rp 547.000 per gram. Hanya pada hari terakhir (7/8), si emas menggiurkan ini turun Rp 1.000 menjadi Rp 546.00. Mantengnya harga emas di level yang tinggi selama sepekan dipengaruhi oleh terkikisnya nilai tukar rupiah. Menurut Dodi Martimbang, General Manager Logam Mulia Business Unit PT Antam Tbk, pelemahan rupiah merupakan faktor pertama yang akan langsung mengangkat harga emas batangan. “Kinerja rupiah memang suram akibat keperkasaan USD di pasar global terkait spekulasi kenaikan The Fed rate,” jelas Dodi. Pergerakan harga emas batangan dan emas spot semestinya berjalan beriringan. Namun depresiasi rupiah berhasil mengompensasi penurunan harga emas di pasar spot, sehingga harga emas Antam tetap terjaga. Dengan menghitung biaya produksi, harga emas di pasar spot dan depresiasi rupiah, harga emas batangan menurut Dodi terbilang rendah. Ia menyarankan para investor mengambil posisi beli. “Memasuki penghujung tahun tren pembelian emas dari China dan India akan kembali pulih,” duganya. Saat itu, rupiah diprediksi masih lemah, maka harga emas batangan akan kembali mengkilap. Namun, menurut Alwi Assegaf, Analis PT SoeGee Futures, harga emas batangan saat ini tergolong wajar. Sebab, level psikologis emas batangan berada di Rp 590.000–Rp 600.000. Berikut harga emas Antam selama sepekan: Senin (3/8), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 547.000. Angka ini tidak berubah dari posisi harga Jumat (30/7) pekan lalu yang Rp 547.000. Selasa (4/8), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam masih sebesar Rp 547.000.
Rabu (5/8), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam sebesar Rp 547.000. Angka ini tidak berubah dari posisi harga Jumat (30/7) pekan lalu. Kamis (6/8), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam masih tidak berubah dibandingkan dengan hari sebelumnya di Rp 547.000. Jumat (7/8), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 546.000. Angka ini turun Rp 1.000 dari posisi harga Kamis (6/8) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi