Pekan ini rupiah terus mengalami pelemahan. Bahkan, nilai tukar dalam tiga hari terakhir berujung pada ambruknya rupiah di level terendah sejak 1998 silam. Tekanan internal ternyata memberi sumbangsih yang cukup besar menyeret pelemahan nilai tukar rupiah. Menurut Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures, menjelaskan bahwa faktor internal masih menjadi penekan utama pergerakan rupiah di pekan ini. Data inflasi bulanan yang meningkat 0,5% di bulan Mei 2015 menjadi penekan rupiah di awal pekan lalu. Bila kondisi ini dibiarkan bukan tidak mungkin pada Senin (8/6) mendatang rupiah menyentuh level psikologis baru yakni Rp 13.300. Untuk menghadang tembusnya rupiah di level Rp 13.300, menurut Suluh, dibutuhkan intervensi Bank Indonesia. Sebabnya, rilis data bulan Mei 2015 belum ada yang mampu menjadi katalis positif bagi rupiah untuk membalikkan keadaan dan bertahan di level Rp 13.200-an.
Berikut pergerakan rupiah yang terus melemah selama sepekan: Senin (1/6), rupiah pada perdagangan ditutup melemah terhadap dollar AS. Di pasar spot, pasangan USD/IDR melemah 1 poin dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp 13.212. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia turun 0,14% menjadi Rp 13.230. Rabu (3/6), kurs rupiah menguat terhadap dollar AS pagi ini. Mengacu data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah naik 0,25% ke Rp 13.196 per dollar AS dari sebelumnya Rp 13.230 per dollar AS. Sementara itu, mengacu data Bloomberg, di pasar spot pun otot rupiah menguat. Mata uang garuda naik tipis 0,03% ke Rp 13.206 dari sebelumnya Rp 13.210 per dollar AS. Kamis (5/6), nilai tukar rupiah menyentuh rekor pelemahan tertinggi sejak 1998, dibandingkan dengan dollar AS. Di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan, hari ini rupiah berada pada kisaran Rp 13.249 per dollar AS, turun 0,14% dibandingkan dengan hari sebelumnya yang ada di level Rp 13.230 per dollar AS. Sementara itu, kurs referensi JISDOR yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan, pada Kamis ini rupiah berada di level Rp 13.243, melemah 0,35% dari hari sebelumnya yang ada di level Rp 12.196 per dollar AS. Jumat (5/6), nilai tukar rupiah kembali melemah dan mengukir level terendah sejak 1998. Rupiah di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan, ada di level Rp 13.288 per dollar AS . Sementara itu, menurut kurs referensi JISDOR, nilai tukar rupiah turun 0,33% dari Rp 13.243 per dollar pada Kamis (4/6) menjadi Rp 13.288 per dollar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu ditutup melemah. Hanya pada perdagangan terakhir pekan ini IHSG berhasil menguat tipis ke 5.100. Sepanjang minggu IHSG merosot tajam 2,22%. Tercatat ada 154 saham bergerak turun, 109 saham bergerak naik, dan 87 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 3,78 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,66 triliun. Perdagangan di akhir pekan ini juga diwarnai keluarnya arus modal asing. Aksi jual asing (
foreign sell) mencapai Rp 575.7 miliar dan aksi beli asing (foreign buy) mencapai Rp 381 miliar. Berikut pergerakan IHSG selama sepekan: Senin (1/6), HSG dibuka fluktuatif. Sampai pukul 09.11 WIB, IHSG turun 0,13% atau 6,58 poin menjadi 5.209,00. Tercatat sebanyak 79 saham yang menguat, sedangkan 73 saham melemah dan 67 saham tidak bergerak. Dari 10 sektor industri, lima sektor menghijau dan lima sektor lainnya memerah. IHSG memerah di hari kejepit ini. Indeks merosot 28,53 poin atau 0,55% ke level 5.187,85. Siang ini, aksi jual asing lebih dominan ketimbang beli di pasar reguler. Net sell asing tercatat Rp 67,1 miliar. IHSG memangkas penurunan yang terjadi di sesi pertama hari ini. Indeks berhasil ditutup dengan pelemahan tipis 0,05% atau 2,5 poin menjadi 5.213,82 hari ini. Sebanyak 100 saham bergerak menguat, berbanding 166 saham yang melemah. Sedangkan saham yang ditutup impas ada 94. Transaksi hari ini melibatkan 5,95 miliar saham dengan nilai Rp 4,5 triliun. Rabu (3/6), IHSG dibuka turun tajam. Data RTI menunjukkan indeks tenggelam 1% atau 54,138 poin ke level 5.157,94 pukul 09.22 WIB. Tercatat 105 saham bergerak turun, 83 saham bergerak naik, dan 70 saham stagnan. Pada pembukaan perdagangan ini melibatkan 1,6 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,1 triliun. IHSG semakin dalam terkoreksi di sesi pertama perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks turun 1,35% atau 70,239 poin ke level 5.143,577. Tercatat, 171 saham bergerak turun, 75 saham bergerak naik, dan 75 saham stagnan. Perdagangan di rehat pertama ini melibatkan 6,7 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,17 triliun. IHSG longsor. Bursa ditutup melemah 1,6% atau 83,32 poin menjadi 5.130,5. Sebanyak 87 saham menguat, 192 saham melemah dan 89 saham tidak berubah. Dari 10 sektor industri yang membentuk IHSG, hanya satu yang menghijau yaitu sektor pertanian sebesar 0,31%. Kamis (4/6), IHSG bergerak zig-zag pada pembukaan bursa saham. Setelah sempat melejit dan menghuni zona hijau, IHSG akhirnya rontok dan terus bergerak di zona merah. Sampai pukul 09.25 WIB, indeks turun tipis 0,11% atau 5,68 poin menjadi 5.125,1. Sebanyak 105 saham menguat, 73 saham melemah, dan 69 saham tidak bergerak. Sampai sesi pertama perdagangan saham, IHSG terus bergerak di zona merah. IHSG terkoreksi 0,22% atau 11,11 poin menjadi 5.119,39. Sebanyak 125 saham menguat, 110 saham melemah dan 82 saham tidak bergerak. Dengan total transaksi saham sebanyak 130.226 kali dan volume 2,45 miliar lot, nilai perdagangan saham di sesi I hanya sebanyak Rp 2,48 triliun. IHSG hari ini ditutup turun 0,68% ke level 5.095,82. Aksi jual pemodal asing di bursa saham Jakarta hari ini mencapai Rp385,16 miliar dengan volume penjualan bersih lebih dari 194,64 juta lembar saham. Total saham yang diperdagangkan hari ini sebanyak 4,32 miliar lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp4,66 triliun. Jumat (5/6), IHSG dibuka di zona merah pada pagi ini. Meski sempat menembus zona hijau, namun pada pukul 09.35 WIB, indeks tercatat turun 0,21% menjadi 5.084,97. Ada 106 saham yang tertekan. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 74 saham dan 65 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi pagi ini melibatkan 787,325 juta saham dengan nilai transaksi Rp 1,012 triliun. IHSG terus berada di zona bawah. Sampai sesi pertama perdagangan, IHSG terus melanjutkan pelemahan 0,24% atau 12,03 poin menjadi 5.083,79. IHSG ditutup menguat tipis di menit-menit akhir perdagangan. Dari sebelumnya terkoreksi beruntun dalam 6 hari terakhir. Indeks naik sebesar +4 poin (+0,09%) ke 5.100 setelah bergerak di antara 5.075-5.100. Sebanyak 114 saham naik, 140 saham turun, 100 saham tidak bergerak, dan 197 saham tidak ditransaksikan. Emas Harga emas terus melemah selama hampir tiga minggu. Kilau emas meredup menunggu data pengangguran Amerika Serikat (AS). Data itu akan menjadi petunjuk waktu kenaikan suku bunga The Fed. Harga emas untuk pengiriman segera sebesar US$ 1.177,85 per ons troi pada pukul 11:27 a.m. di Singapura. Pada Kamis lalu harga emas yang sama diperjualbelikan dengan kisaran US$ 1.176,89 per ons troi. Pada hari sebelumnya emas telah turun 1% menjadi US$ 1.173,04 per ons troi, sehingga mencapai level terendah sejak Mei 2015. Sedangkan selama satu pekan ini, harga emas telah turun sebesar 1,1%. Data jumlah tenaga kerja AS yang dirilis pada Jumat ini, diperkirakan akan melanjutkan perbaikan seperti pada bulan Mei sebelumnya. Kondisi ekonomi AS yang pulih, yang ditunjukkan dengan data-data ekonomi tersebut, akan menjadi alasan bagi The Fed untuk menaikkan biaya pinjaman. Pelemahan harga emas itu direspons emas Antam dengan penurunan cukup besar (Rp 3.000) pada hari Kamis (4/6) dan turun lagi Rp 1.000 pada pengujung pekan ini (5/6). Berikut pergerakan harga emas Antam selama sepekan: Senin (1/6), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 553.000. Angka ini naik Rp 2.000 dibandingkan dengan posisi harga Jumat (29/5).
Rabu (3/6), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 554.000. Angka ini naik Rp 1.000 dibandingkan dengan posisi harga Senin (1/6). Kamis (4/6), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 551.000. Angka ini turun Rp 3.000 dibandingkan dengan posisi harga Rabu (3/6). Jumat (5/6), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 550.000. Angka ini turun Rp 1.000 dibandingkan dengan posisi harga Kamis (4/6). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi