Sepekan Investasi: Rupiah bergerak flat



Di akhir akhir pekan ini (Jumat) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan 0,77%, namun secara mingguan, IHSG masih tetap naik 0,06%. Awal pekan depan, IHSG diperkirakan masih akan tertekan. Proyeksi ini mengacu pada indikator teknikal indeks yang masih menunjukkan sinyal negatif.

Berikut pergerakan IHSG selama sepekan ini

Senin (8/8),  berdasarkan data RTI, pada pukul 09.11 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,5% menjadi 5.447,35. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 652,746 juta saham dengan nilai transaksi Rp 602,551 miliar.


Sesi I, IHSG bergerak stabil di zona hijau sepanjang sesi ini. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,38% menjadi 5.440,57. Kenaikan indeks masih mendapat sokongan dari aksi beli saham oleh investor asing. Di seluruh market, nilai pembelian bersih (net buy) oleh asing mencapai Rp 302,6 miliar. Adapun di pasar reguler, nilai net buy asing mencapai Rp 240 miliar. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 3,187 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,161 triliun.

Sesi II,  IHSG kembali memperbaharui rekornya. Mengacu data RTI, indeks ditutup naik 0,71% atau 38,733 poin ke level tertinggi 5.458,97. Aksi beli asing masih terus mewarnai perdagangan. Di pasar reguler tercatat net buy asing Rp 720,382 miliar dan Rp 688,757 miliar untuk seluruh perdagangan.

• “Sentimen dari data pertumbuhan ekonomi nasional masih menjadi sentimen utama pada perdagangan awal pekan ini (8/8)," kata Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan II-2016 tumbuh mencapai 5,18 %, maka secara akumulatif pertumbuhan ekonomi pada semester I-2016 mencapai 5,04 %.

Selasa (9/8), IHSG melanjutkan penguatannya di level tertinggi perdagangan. Mengacu data RTI, indeks dibuka naik 0,21% atau 11,72 poin ke level 5.470 pukul 09.12 WIB. Volume di awal perdagangan mencapai 866 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 660,5 miliar.

Sesi I, IHSG berubah arah menuju zona merah. Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi 0,35% atau 19,021 poin ke level 5.439,95.  Volume perdagangan pagi ini mencapai Rp 5,10 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,13 triliun.

Sesi II, mengutip data RTI, IHSG turun 18,68 poin atau 0,34% ke level 5.440,29. Indeks tergerus meski investor asing mencatatkan pembelian bersih alias net buy senilai Rp 1 triliun. Transaksi sepanjang hari ini melibatkan 8,90 miliar lot saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,78 triliun.

Rabu (10/8), IHSG dibuka liar pagi ini. Mengutip data RTI, pada pukul 09.33 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,19%. Sebelumnya, indeks sempat melaju hingga ke posisi 5.473.

Sesi I, IHSG belum berhasil bangkit dari zona merah pada akhir sesi. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,57% menjadi 5.409,42. Volume transaksi siang ini melibatkan 5,219 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,013 triliun.

Sesi II, data RTI menunjukkan, IHSG ditutup turun 16,34 poin atau setara 0,30% ke posisi 5.423,95. Transaksi sepanjang hari ini melibatkan 10,84 miliar lot saham, dengan nilai transaksi di pasar sekunder mencapai Rp 10,02 triliun.

Kamis (11/9), IHSG tampak bersemangat pada transaksi perdagangan pagi. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.22 WIB, indeks tercatat naik 0,48% menjadi 5.451,07. Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 2,009 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 846,728 miliar.

Sesi I, IHSG ditutup dengan kenaikan 0,47% di akhir sesi. Dengan demikian, posisi terakhir indeks berada di level 5.449,68. Investor asing masih rajin mengoleksi saham-saham bank tanah air. Data RTI menunjukkan, net buy asing pada indeks kali ini mencapai Rp 97,7 miliar di seluruh market. Sementara itu, di pasar reguler, net buy asing senilai Rp 102,9 miliar. Volume transaksi siang ini melibatkan 6,592 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,992 triliun.

Sesi II, IHSG kehabisan tenaga di menit-menit akhir perdagangan. Tumbangnya 174 saham menyeret indeks ke zona merah. Data RTI mencatat, IHSG ditutup turun tipis 4,86 atau 0,09% ke posisi 5.419,08. Transaksi sepanjang hari melibatkan 10,56 lot saham, dengan total transaksi mencapai Rp 8,05 triliun. Investor asing masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) di pasar reguler senilai Rp 39,4 miliar.

Jumat (12/8), IHSG mengekor laju bursa global dan regional pagi ini. Mengutip data RTI, pada pukul 09.10 WIB, IHSG tercatat melaju 0,52% menjadi 5.447,66. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 515,945 juta saham dengan nilai transaksi Rp 360,536 miliar.

Sesi I, IHSG berakhir flat di akhir sesi dengan kecenderungan negatif. Padahal, pada transaksi pagi, indeks sempat menyentuh posisi 5.447,8. Data RTI menunjukkan, pada pukul 11.30 WIB, indeks tercatat turun tipis 0,01% menjadi 5.418,43.

• Tim riset Daewoo Securities menilai, kenaikan IHSG pagi tadi terkait dengan sentimen harga minyak dunia yang rebound. "Menteri perminyakan Arab Saudi mengambil sejumlah langkah untuk menstabilisasi market," jelas Daewoo.

Sesi II, IHSG kembali menutup perdagangan dengan penurunan. Indeks ditutup merosot 0,77% atau 42 poin menjadi 5.377,19. Sebanyak 230 saham menyeret IHSG turun, berbading 99 yang menguat. Adapun 83 saham lainnya bergeming.

Rupiah

Selama sepekan ini rupiah cenderung bergerak flat karena tidak adanya sentimen  yang mampu menggerakkan rupiah.  Menurut Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, rupiah masih diwarnai sentimen positif dari reshuffle kabinet dan tax amnesty. Optimisme terhadap outlook Indonesia membuat rupiah mampu bertahan dari tekanan setelah AS merilis kenaikan data tenaga kerja bulan Juli.  

Berikut pergerakan rupiah selama sepekan ini:

Senin (8/8), posisi rupiah melemah tipis pada transaksi perdagangan.  Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.38 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di posisi Rp 13.130 per dollar AS. Artinya, rupiah melemah 0,1% dibandingkan dengan level penutupan akhir pekan lalu di level Rp  13.117. Pelemahan juga terjadi pada kurs rupiah berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Pagi ini, kurs JISDOR rupiah melemah 0,14% menjadi Rp 13.144 dari sebelumnya Rp 13.125 per dollar AS.

• Penguatan dollar sendiri dipicu oleh data positif tenaga kerja AS yang dirilis akhir pekan lalu, di mana ada sekitar 255.000 lapangan kerja yang tercipta di sepanjang Juli. Pencapaian tersebut lebih tinggi dari estimasi market.

Sore, otot rupiah sedikit mengendur di awal pekan. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah berakhir ke level Rp  13.124 per dollar AS atau melemah 0,05% dari levelnya Rp 13.117 per dollar AS.

• Resti Afiadinie, Analis Treasure Bank BNI, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah ini terpengaruh oleh faktor global. Data sektor tenaga kerja AS yang dirilis akhir pekan kemarin yang mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dollar.

Selasa (9/8), nilai tukar rupiah kembali bergerak flat cenderung melemah di hadapan dollar AS. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah ke Rp 13.135 per dollar AS atau melemah tipis 0,08% dari sebelumnya Rp 13.124 per dollar AS pukul 10.03 WIB. Sebaliknya, rupiah di JISDOR menguat 0,08% ke Rp 13.133 per dollar AS dari sebelumnya Rp 13.144 per dollar AS.

Sore, di pasar spot kurs rupiah melemah tipis 0,02% menjadi Rp 13.127 per dollar AS. Adapun di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah mengalami penguatan tipis sebesar 0,08% menjadi  Rp 13.133 per dollar AS.

•  Analis Divisi Treasury BNI Trian Fatria menilai, secara fundamental sebenarnya ada faktor yang bisa menekan  rupiah, yakni ekspektasi pasar  terhadap kenaikan suku bunga The Fed akibat menguatnya data tenaga kerja yang dirilis Jumat (5/8). Beruntung, dari domestik bertiup sentimen positif, mulai tax amnesty hingga penjualan obligasi pemerintah Rp 6 triliun  dan sentimen positif  reshuffle kabinet pun masih tersisa di pasar. “Berbagai faktor tersebut juga menjadi penopang bagi rupiah,” ujar Trian.

Rabu (10/8), di pasar spot kurs rupiah menguat 0,11% ke level Rp 13.113 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat, apresiasi rupiah sebesar 0,07% ke posisi Rp 13.123 per dollar AS.

•Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyatakan, penguatan rupiah terjadi seiring melemahnya dollar AS. Adapun, dollar tertekan setelah produktivitas sektor tenaga kerja nonpertanian di AS turun pada kuartal II 2016. Sementara itu, dari domestik sejatinya masih minim katalis. Tetapi, data ekonomi yang belum lama ini dirilis seperti pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016 dan cadangan devisa bulan Juli masih memberi efek positif.

Kamis (11/9), nilai tukar mata uang rupiah tampak stabil pada transaksi perdagangan hari ini. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.36 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di posisi Rp 13.112 per dollar AS. Sementara itu, kemarin, rupiah ditutup pada posisi Rp 13.113 per dollar AS. Adapun posisi rupiah berdasarkan kurs JISDOR menguat tipis 0,07% menjadi Rp 13.113 per dollar AS.

Sore, mengutip Bloomberg,  di pasar spot, rupiah menguat tipis 0,08% ke level Rp 13.103 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat mata uang garuda terapresiasi 0,07% menjadi Rp 13.113 per dollar AS.

• Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memaparkan, terjaganya rupiah karena pelaku pasar sedang mengantisipasi gerak-gerik bank sentral AS (The Fed). Pasar cenderung pesimistis The Fed akan menaikkan suku bunga pada tahun ini meskipun hanya sekali. Ini menahan laju dollar AS, sehingga menguntungkan rupiah. "Terlebih pasar obligasi Amerika masih reli, hal ini diprediksi akan berpengaruh pula pada penundaan kenaikan suku bunga," ujar David, Kamis (11/8). Sementara, dari dalam negeri, belum ada sentimen yang signifikan menyokong rupiah.

Jumat (12/8), berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.03 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,06% menjadi Rp 13.112 per dollar AS. Kemarin, nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 13.103 per dollar AS. Jika berdasarkan pada kurs JISDOR, nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 13.120 dari sebelumnya Rp 13.113 per dollar.

• Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memaparkan, pasar masih menantikan keputusan The Fed terhadap masa depan suku bunganya. Walaupun belakangan ekonomi Negeri Paman Sam membaik, pasar masih pesimistis The Fed segera menurunkan suku bunga. Sementara itu, dari dalam negeri masih sepi sentimen. Pasar dalam negeri masih menunggu perkembangan rencana pemerintah terkait penurunan pajak penghasilan badan.

Sore, di pasar spot nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah tipis 0,11% ke level Rp 13.118 dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir rupiah cenderung bergerak flat.  Sementara itu di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,05% ke level Rp 13.120 per dollar AS namun menguat tipis 0,03% dalam sepekan terakhir.

• Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, pergerakan rupiah dalam sepekan ini relatif stabil lantaran belum ada sentimen yang mampu menggerakkan mata uang garuda. "Rupiah masih diwarnai sentimen positif dari reshuffle kabinet dan tax amnesty," ujarnya. Optimisme terhadap outlook Indonesia membuat rupiah mampu bertahan dari tekanan setelah AS merilis kenaikan data tenaga kerja bulan Juli.

Emas

Emas Antam selama sepekan ini mengalami turun Rp 3.000. Kenaikan emas Antam tertinggi pada level Rp 611.000 pada hari Kamis. Berikut pergerakan harga emas Antam selama sepekan:

Senin (8/8), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam saat ini berada di posisi Rp 606.000.

Selasa (9/8), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 607.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Senin (8/8).

Rabu (10/8),

Kamis (11/9), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 611.000. Angka ini naik Rp 2.000 dari posisi harga Rabu (10/8).  

Jumat (12/8), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 608.000. Angka ini turun Rp 3.000 dari posisi harga Kamis (11/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi