Sepekan Investasi: Rupiah bertahan di 13.000



Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini ditutup di level 5.453,10. Dibandingkan dengan IHSG pada Kamis (19/3), indeks IHSG turun sangat tipis. Namun, bila dibandingkan dengan indeks sebelum Kamis dalam pekan ini sejatinya IHSG menguat tipis.Berikut fluktuasi IHSG selama sepekan:

Senin (16/3), IHSG pada sampai pukul 09.26 WIB melaju hingga ke zona hijau. IHSG tercatat menguat 0,20% atau 10.30 poin menjadi 5.435,45. Data RTI menunjukkan, total frekuensi perdagangan sebanyak 30.457 kali, dengan volume 1,1 miliar lot dan volume Rp 975,78 miliar.

IHSG berakhir menguat pada penutupan. Data RTI menunjukkan indeks ditutup naik 0,16% atau 8,805 poin ke level 5.435,27. Tercatat 123 saham menguat, 185 saham menurun, dan 74 saham stagnan. Perdagangan awal pekan ini melibatkan 6,15 lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,64 triliun.


Selasa (17/3), IHSG dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini. IHSG berada pada posisi 5.456,48, naik 0,39% atau 22.5 poin pada pukul 09.26 WIB. Tercatat 138 saham menghijau, 47 saham memerah, dan 70 saham tidak bergerak. Total frekuensi perdagangan sebanyak 31.644 kali, dengan volume 994,85 juta lot dan volume Rp 920,60 miliar.

IHSG berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks menguat tipsi 0,07% atau 3.882 poin ke level 5.439,153 dari indeks pada sesi I yang  5.436,83. Tercatat 161 saham bergerak naik, 125 saham bergerak turun, dan 98 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 7,62 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,12 triliun.

Rabu (18/3), IHSG memerah di awal pembukaan perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks turun 0,23% atau 12,519 poin ke level 5.426,63.  Tercatat 88 saham bergerak turun, 73 saham bergerak naik, dan 86 saham stagnan. Pembukaan perdagangaan hari ini melibatkan 1,01 miliar lot saham dengan nilai transaksi Rp 771 miliar.

IHSG longsor dan terus berada di zona merah hari ini. Di akhir perdagangan IHSG turun 0,48% atau 26,0 poin menjadi 5.413,15. Sebanyak 104 saham menghijau, 166 saham memerah, dan 97 saham tidak bergerak. Dengan total frekuensi perdagangan saham 219.414 kali dan volume 5,21 miliar lot, total nilai perdagangan tercatat sebanyak Rp 4,98 triliun.   Kamis (19/3), IHSG dibuka menguat.  Sampai pukul 09.08 WIB, IHSG berada pada level 5.457,03, naik 0,81% atau 43,75 poin.  Tercatat sebanyak 147 saham menguat, 19 saham melemah, dan 51 saham tidak bergerak. Penguatan IHSG ini merupakan buntut adanya sentimen positif setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis pagi tadi.

IHSG tampil kokoh  hari ini. Data RTI menunjukkan indeks ditutup menguat 0,75% atau 40,703 poin ke level 5.453,854. Tercatat 190 saham bergerak naik, 100 saham bergerak turun, dan 94 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 6,56 lot miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,38 triliun.

Jumat (20/3), HSG dibuka di zona negatif pagi ini. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.29 WIB, IHSG tercatat turun 0,43% menjadi 5.430,50. IHSG  mengakhiri transaksi di akhir pekan ini dengan penurunan tipis. Data RTI menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, indeks tercatat turun 0,01% menjadi 5.453,10. Pada sesi I pukul 11.30 WIB, indeks bertengger di 5.432,52.

Emas

Sepanjang pekan ini harga emas sudah mendaki sebesar 1,2%.  Selain itu, pekan ini harga emas pekan ini telah melewati resistance terdekat di kisaran US$ 1.167 per ons troi. Seperti diketahui harga emas memang sudah mendekati ambang batas sejak hari Senin (16/3). Batas US$ 1,167 benar-benar terlampaui pada hari  Kamis(19/3) yang mencatatkan angka US$ 1.167,50.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan “Resistance terdekat berada di kisaran US$ 1.167 per ons troi. Ini merupakan area tertinggi 12 Maret.”  Apabila harga berhasil menembus ke atas kisaran resistance tersebut, maka harga berpeluang menguat ke area US$ 1.171 per ons troi. Ini merupakan level tertinggi 10 Maret.

Kenaikan harga emas dipicu oleh langkah the Federal Reserve yang memberikan sinyal tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga acuan. Menurut Pimpinan the Fed Janet Yellen, pertumbuhan ekonomi AS saat ini terlihat moderat dan inflasi masih di bawah target yang diinginkan bank sentral.

Adapun harga emas Antam masih bertahan di harga Rp 542.000 per gram selama sepekan ini. Memang sempat turun Rp 1.000 pada Rabu (18/3). Perkembangan harga emas Antam selama sepekan:

Senin (16/3), harga emas batangan bersertifikat di Logam Mulia milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk bergerak turun. Harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 542.000. Angka ini turun Rp 1.000 per gram dibandingkan dengan harga  Jumat (13/3) pekan lalu.

Selasa (17/3), dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 542.000. Angka ini tidak berubah dibandingkan dengan harga Senin (16/3).

Rabu (18/3), Seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 541.000. Angka ini turun Rp 1.000 jika dibandingkan dari harga Selasa (17/3).

Kamis (19/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 542.000. Angka ini naik Rp 2.000 dibandingkan dengan harga Rabu (18/3).

Jumat (20/3),  seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 542.000. Angka ini tidak berubah dari posisi harga Kamis (19/3).

Rupiah

Rupiah pekan ini masih berada di kisaran Rp 13.000. Para analis melihat hingga akhir tahun rupiah masih sulit menguat di bawah Rp 13.000. Ya, meskipun sentimen dari dalam negeri, pelaku pasar menyambut positif data ekonomi dan langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga 7,5%.  

Rupiah pekan ini di pasar spot dibuka pada level Rp 13.245. Rupiah terus menguat hingga Rp  13.039 pada Kamis (19/3). Terus menguat  dann rupiah ini tak lain dipicu sentimen postif dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan 7,5%.  

Ekonom Bank Central Asia David Sumual memaparkan, tiga faktor yang berperan bagi penguatan rupiah. Pertama, BI tidak memangkas suku bunga. Kedua, membaiknya neraca perdagangan Indonesia yang surplus US$ 700 juta. Ketiga, respons positif pasar atas paket kebijakan pemerintah agar rupiah stabil.

Bagaimana fluktuasi rupiah selama sepekan ini:

Senin (16/3), kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia menunjukkan rupiah pada kisaran 13.237. Di pasar spot rupiah juga melemah. Data Bloomberg menunjukkan rupiah pagi ini berada pada level 13.245 per dollar AS, turun 0,3% dibandingkan dengan  Jumat (13/3) yang di level 13.205.

Selasa (17/3), rupiah menguat tipis hari ini. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan rupiah berada di level Rp 13.209 per dollar AS, naik 0,2% dibandingkan dengan hari sebelumnya yang Rp 13.237 per dollar AS. Di pasar spot, data Bloomberg  menunjukkan, rupiah di level Rp 13.180 per dollar AS, menguat 0,2% dari hari sebelumnya yang sebesar 13.245.

Rabu (18/3), nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan pagi ini. Mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah naik 0,34% menjadi Rp 13.164 per dollar AS dari sebelumnya Rp 13.209 per dollar AS. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah menguat tipis 0,09% ke Rp 13.178 per dollar AS dari sebelumnya Rp 13.180 per dollar AS.

Kamis (19/3), nilai tukar rupiah semakin menguat. Mengutip data Bloomberg, di pasar spot rupiah diperdagangkan di level 13.039 per dollar AS, menguat 1,4% dibandingkan dengan hari sebelumnya yang Rp 13.178 per dollar AS. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan rupiah berada pada level 13.008. Itu berarti rupiah menguat 1,1% dibandingkan dengan hari sebelumnya di angka Rp 13.164 per dollar AS.

Jumat (20/3),  data Bloomberg pada pukul 09.25 WIB menunjukkan, rupiah menguat 0,9% dari posisi 13 Maret lalu menjadi 13.079 per dollar AS. Meski demikian, sepanjang tahun ini, rupiah masih melemah 5,3%.

Sementara itu, rupiah di pasar spot pada hari ini melemah 0,3%. Adapun nilai kontrak rupiah non deliverable forwards untuk pengantaran satu bulan ke depan menguat 1,1% sepekan ini menjadi 13.244 per dollar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi