Sepekan Investasi: Rupiah terkoreksi, emas menguat



Indeks Harga Saham (IHSG) pekan ini ada kecenderungan bergerak flat.  Kecenderungan pergerakan IHSG seperti ini, menurut Analis Universal Broker Indonesia Alwy Assegaf, karena para investor yang menunggu sentimen baru dari luar maupun dalam negeri. Ia juga menilai, pergerakan IHSG selama sepekan penuh mengalami tekanan dari asing yang konsisten melakukan aksi jual.

Hal yang sama juga diutarakan Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest. "Bahkan sejak awal Maret 2015 ini saja, asing tercatat telah net sell sebesar Rp 6.1 triliun," katanya. Adapun untuk menguatnya IHSG di akhir pekan ini, Alwy dan Aditya sepakat  itu terjadi karena adanya aksi bargain hunting yang dilakukan investor asing. Aditya menjelaskan, investor asing cenderung membeli saham-saham yang memiliki valuasi yang murah.

IHSG di pekan depan, menurut Alwy,  masih akan bergerak turun di kisaram 5.335-5.435. Adapun Aditya menilai IHSG di pekan depan akan menguat terbatas sejalan dengan data ekonomi Indonesia yang diperkirakan sesuai dengan estimasi. Ia pun memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 5.348-5.437


Berikut perkembangan IHSG selama sepekan:

Senin (23/3), IHSG dibuka fluktuaktif menguat pada pembukaan perdagangan, Senin (23/3). Data RTI menunjukkan indeks naik 0,31% atau 17 poin ke level 5.460,23 pada pukul 09.31 WIB.

Tercatat 104 saham bergerak naik, 76 saham bergerak turun, dan 78 saham stagnan. Awal perdagangan ini melibatkan 1,9 lot miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,46 triliun.

Setelah melejit di awal perdagangan, IHSG ditutup melemah 0,11% atau bertenggar di level 5.437,09, setelah turun 5,97 poin. Data RTI menunjukkan, total frekuensi perdagangan saham sampai penutupan hari ini mencapai 220.365 kali, dengan volume 7,83 miliar lot, senilai Rp 5,7 triliun.

Selasa (24/3), IHSG dibuka menguat pada awal perdagangan. Sampai pukul 09.11 WIB, IHSG berada pada kisaran 5.447,59, naik 10,36 poin atau 0,23%.

IHSG rebound setelah merosot dua hari perdagagan. Hari ini IHSG ditutup menguat 10,55 poin atau 0,19% ke level 5.447,65. Hari ini bursa menguat meski asing masih lebih banyak menjual ketimbang memborong. Di pasar reguler, net sell investor asing sebesar Rp 800 miliar.

Rabu (18/3), IHSG memerah pada pembukaan perdagangan pagi ini. Data RTI menunjukkan indeks turun 0,30% atau 16 poin atau 5.431,31 pada pukul 09.26 WIB. Tercatat 120 saham bergerak turun, 72 saham bergerak naik, dan 70 saham stagnan. Perdagangan pagi ini melibatkan 832 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 918 miliar.

Pada sesi I,  data RTI menunjukkan indeks turun 0,75% atau 40,716 poin ke level 5.406,932. IHSG ditutup kehilangan 42,16 poin atau 0,77% ke level 5.405,49. Di pasar reguler, investor asing melakukan aksi jual Rp 2 triliun, berbanding Rp 1,6 triliun yang beli. Net sell asing sekitar Rp 400 miliar di pasar reguler.

Kamis (26/3), IHSG luruh di pembukaan perdagangan saham hari ini. IHSG pada pukul 09.26 WIB berada pada level 5.381,28, turun 0,45% atau 23,7 poin. Data RTI menunjukkan, pada jam tersebut telah terjadi perdagangan saham sebanyak 35.276 kali, dengan volume 1,04 miliar lot senilai Rp 990 miliar. Pelemahan IHSG mengekor turunnya indeks bursa AS yang juga terjungkal.

IHSG terkoreksi tajam pada penutupan perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks melemah 0,68% atau 36,6889 poin ke level 5.368,8. Padahal, pada perdagangan sesi I pada pukul 12.00 WIB indeks sedikit menguat di level 5.399,85.  Tercatat 201 saham bergerak turun, 83 saham bergerak naik, dan 89 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkpan 6,32 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,41 triliun.

Jumat (27/3), IHSG bergerak fluktuaktif pada pembukaan perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks menguat 0,25% atau 13,683 poin atau 5.381,72 pada pukul 09.31 WIB. Tercatat 129 saham bergerak naik, 63 saham bergerak turun, dan 55 saham stagnan. Pada sesi pembukaan perdagangan ini melibatkan 1,4 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 807 miliar.

Indeks kemudian menguat 0,34% atau 18,395 poin ke level 5.387,195  pada sesi I perdagangan. Pada penutupan  IHSG semakin kuat dengan mencetak angka  5.396,85, naik 28,05 poin atau 0,52%.  Tercatat sebanyak 176 saham meningkat, 103 saham menurun, dan 93 saham tidak berubah. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya satu yang berada di zona merah. Sembilan sektor lainnya menghijau atau menguat.

Rupiah

Rupiah perlahan mulai meninggalkan Rp 13.000. Sejak Selasa (24/3) rupiah menguat sedikit dengan menyentuh Rp 12.972 pada kurs JISDOR Bank Indonesia. Penguatan terus berlanjut pada Rabu (25/3)  hingga menyentuh level Rp 12.933.

Menurut Nizar Hilmi, analis PT Soe Gee Futures, penguatan rupiah dipengaruhi oleh paket kebijakan pemerintah untuk menstabilkan rupiah. "Paket kebijakan ini cukup menjaga kepercayaan pasar terhadap rupiah," kata Nizar.  

Selain itu, menurut Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Agus Chandra menilai rupiah menguat lantaran masih terkena imbas faktor global yaitu melemahnya dollar. Dollar AS melanjutkan pelemahannya yang terjadi sejak minggu lalu pasca The Fed mengirimkan sinyal dovish dalam FOMC, terkait rencana kenaikan suku bunga.

Kendati begitu potensi pelemahan masih besar. Menurut Reny Eka Putri, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk, risiko pelemahan rupiah masih ada. Sebab, di akhir bulan sekaligus akhir kuartal I-2015, permintaan korporasi terhadap dollar meningkat.

Benar saja, Kamis (26/3) rupiah kembali lunglai ke level Rp 13.003. Pelemahan itu semakin dalam pada Jumat (27/3), yaitu di  level Rp 13.064 pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR).

Pelemahan ini, menurut  Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, lebih disebabkan oleh data ekonomi AS pada Selasa (24/3) yang positif. Inflasi inti AS bulan Februari tercatat tumbuh 0,2%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ekspektasi sebesar 0,1%. Data lain, flash manufaktur PMI AS bula Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi