Sepekan Investasi: Rupiah tertekan, IHSG melemah



Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terdepak ke  zona merah pada penutupan pekan ini.  Indeks berada pada level 5.426,47 atau turun 13,37 poin atau 0,25% dibandingkan dengan sehari sebelumnya.  Indeks ini juga masih lebih rendah dibandingkan dengan penutupan minggu lalu yang 5.514,79.

Melemahnya IHSG ini  disebabkan aksi jual saham investor asing yang mencapai Rp 1,8 triliun dan pembelian hanya sebesar Rp 1,3 triliun. Dengan begitu ada nett sell investor asing sekitar Rp 500 miliar.  Adapun investor domestik melakukan aksi beli saham sebesar Rp 3,1 triliun dan jual Rp 2,6 triliun. Sejumlah saham yang banyak mempengaruhi bursa pada perdagangan akhir pekan ini adalah BBRI, GGRM, BBCA, EMTK, INTP, dan TKLM.

Pekan depan IHSG akan dipengaruhi oleh investor yang tengah menunggu realisasi paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah untuk menahan pelemahan rupiah. Sementara itu, Analis Universal Broker Indonesia Alwy Assegaf bilang, IHSG di pekan depan akan dipengaruhi oleh pengumuman BI rate yang diperkirakan stagnan di 7,5% dan FOMC The Fed yang akan membahas kenaikan suku bunga. Alwy memperkirakan IHSG akan bergerak rebound di pekan depan dengan range  5.375-5.500.


Fluktuasi IHSG pekan ini sebagai berikut:

Senin (9/3), IHSG melemah di awal perdagangan awal pekan ini. Indeks  berada di zona merah pada level 5.455,77, atau turun 1,07% (58,80 poin) pada pukul 09.07 WIB.  Data RTI menunjukkan, di awal perdagangan hanya 25 saham yang menguat, 145 saham lainnya memerah, dan 51 saham tidak bergerak.  Total frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 18.450 kali, dengan total volume perdagangan 340, 65 juta lots, dan volume sebesar Rp 529,93 miliar.

Perdagangan hari ini ditutup dengan anjloknya IHSG. Data RTI menunjukkan, indeks turun 1,27% atau 70,153 poin ke level 5.444,634.  Tercatat 226 saham bergerak turun, 66 saham bergerak naik, dan 85 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 5,3 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,33 triliun. Pelemahan ini mengikuti bursa saham di dunia. Mulai dari bursa AS sampai bursa Asia akibat sentimen kenaikan suku bunga AS pasca rilis data tenaga kerja negeri Paman Sam itu.

Selasa (10/3),  IHSG terkoreksi di pembukaan perdagangan. Indeks melemah di tengah menguat bursa saham Asia. Data RTI menunjukkan indeks turun 0,47% atau 25,24 poin ke level 5.419,39 pukul 09.27 WIB. Tercatat 118 saham bergerak turun, 52 saham bergerak naik, dan 72 saham stagnan.

IHSG ditutup  menguat 0,34% atau 18,29 poin ke level 5.462,93. Sebanyak 142 saham menguat berbanding tipis dengan 140 saham yang turun. Adapun  98 saham lainnya tak bergerak. Transaksi hari ini melibatkan perdagangan 7,79 miliar saham dengan nilai Rp 6,18 triliun.

Rabu (11/3), IHSG terkoreksi pada pembukaan perdagangan. Mengekor jejak bursa Asia yang memerah dipicu aksi ambil untung (profit taking) menyusul penguatan dollar AS. Data RTI menunjukkan indeks melemah 0,67% atau 37,176 poin ke level 5.425,898 pukul 09.32 WIB. Tercatat 163 saham bergerak naik, 37 saham bergerak turun, dan 56 saham stagnan. Pada pembukaan perdagangan pagi ini melibat 1,3 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,11 triliun.

IHSG ditutup melemah di level 5.419,56, turun 0,79% atau sebesar 43,36 poin. Dari sepuluh sektor IHSG, hanya satu yang menghijau, yaitu barang konsumen dengan kenaikan 0,48%. Sembilan sektor lain memerah. Dalam perdagangan saham hari ini, tercatat total volume transaksi sebanyak 263.713 kali, dengan volume 6,77 miliar lot, dan nilai Rp 7,39 triliun. Sebanyak 68 saham menghijau, 222 saham memerah, dan 83 saham tidak bergerak.

Data RTI menunjukkan, penurunan indeks terjadi karena adanya aksi jual investor asing. Tercatat investor asing melakukan jual saham senilai Rp 2,6 triliun dan beli saham Rp 2 triliun, sehingga nett sell investor asing mencapai Rp 600 miliar.

Kamis (12/3), IHSG dibuka menguat 0,22% atau 11,76 point menjadi 5.431,84. Penguatan IHSG dodorong oleh sembilan sektor yang menghijau. Satu sektor lain memerah.  Sampai pukul 09.15 WIB, jumlah transaksi saham yang terjadi sebanyak 16.019 kali, dengan volume 480,94 juta lot dan volume Rp 487,39 miliar. Tercatat sebanyak 97 saham menghijau, 50 saham memerah, dan 65 saham tidak berubah.

IHSG berakhir menguat pada perdagangan hari ini. Data RTI menunjukkan indeks naik 0,37% ke 5.439,832. Tercatat 156 saham bergerak naik, 109 saham bergerak turun, dan 111 saham stagnan. Pada perdagangan hari ini melibatkan 5,73 lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,2 triliun.

Jumat (13/2), IHSG bergerak fluktuaktif mengawali pembukaan perdagangaan. Data RTI menunjukkan indeks menguat 0,08% atau 4,405 poin ke level 5.443,68 pada pukul 09.29 WIB. Aksi profit taking mengawali perdagangan pagi ini. Tercatat 71 saham bergerak turun, 105 saham bergerak naik, dan 80 saham stagnan. Perdagangan pagi ini sudah melibatkan 1,11 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 879 miliar.

IHSG berada di zona merah pada penutupan perdagangan akhir pekan ini. IHSG berada pada posisi 5.426,47, turun 13,37 poin atau 0,25% dibanding hari sebelumnya. Sebanyak 124 saham menguat, 158 saham melemah, dan 89 saham tidak bergerak. Data RTI menunjukkan, total transaksi perdagangan saham mencapai 232.497 kali, dengan volume 5,33 miliar lot, senilai Rp 5,43 triliun.

Rupiah

Rupiah pekan ini terus terpuruk lebih dalam. Rupiah sempat menyentuh level Rp 13.200. Menurut  Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, pelemahan rupiah ini karena adanya data nonfarm payrolls AS menunjukkan angka positif, yaitu sebesar 295.000 tenaga kerja atau di atas perkiraan sebesar 240.000 tenaga kerja. Indeks pengangguran turun menjadi 5,7%, padahal perkiraannya di sekitar 5,6%. Angka ini menimbulkan spekulasi makin dekatnya kenaikan suku bunga AS, sehingga semakin menguatkan otot dollar AS.

Rupiah pekan ini berada dititik terendah sejak 1998. Ekonom Bank Central Asia David Sumual menilai, penguatan dollar AS adalah faktor utama yang menekan rupiah.  David menebak, rupiah masih sulit bangkit. Pasar menanti rapat Bank Indonesia pada 17 Maret nanti. Ada peluang BI memangkas suku bunga karena deflasi.

Bagaimana rupiah pekan depan?  Research & Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra memprediksi rupiah bisa bergerak stabil dengan asumsi The Fed dalam rapatnya pekan depan masih bersabar untuk menaikkan suku bunga acuan. “Kalau The Fed masih bersabar, kemungkinan dollar masih bisa terkoreksi dan ada peluang rupiah kembali menguat,” katanya.

Berdasarkan hal tersebut Putu memprediksi rupiah sepekan depan bergerak di kisaran Rp 13.000-Rp 13.320 per dollar AS. Sedangkan Trian memprediksi rupiah sepekan ke depan bergerak di kisaran Rp 13.100-13.200 per dollar AS.

Adapun pergerakan rupiah selama sepekan ini:

Senin (9/3), rupiah terjungkal.  Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan nilai tukar rupiah berada pada level 13.047. Turun 0,004% dari posisi akhir pekan lalu di kisaran 12.983 per dollar AS. Di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan, rupiah ada di level 13.060,  turun 0,006% dari akhir pekan lalu yang 12.976. Level rupiah itu menjadi yang tertinggi pada tahun ini, atau bahkan sejak krisis moneter 1998.

Selasa (10/3),  nilai tukar rupiah terus tertekan terhadap mata uang dollar AS. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot, rupiah diperdagangkan melemah Rp 13.066 per dollar AS atau 0,11% dari Rp 13.051 per dollar sebelumnya.

Rabu (11/3), rupiah lagi-lagi menukik. Mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah terkoreksi dalam 0,80% menjadi Rp 13.164 per dollar AS dibandingkan dengan perdagangan Selasa (10/3) di Rp 13.059 per dollar AS. Merujuk data Bloomberg, di pasar spot rupiah melemah ke Rp 13.181 per dollar AS atau 0,66% dibandingkan dengan sebelumnya di Rp 13,094 per dollar. Sekali lagi, rupiah menyentuh rekor pelemahan sejak tahun 1998.

Kamis (12/3), di pasar spot nilai tukar rupiah menguat tipis 0,09% ke level Rp 13.180 dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya. Adapun di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah kembali tergelincir 0,09% di level Rp 13.176.

Jumat (13/3), nilai tukar rupiah kembali loyo. Mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah diperdagangkan Rp 13.191 per dollar AS atau melemah 0,11% dari perdagangan hari sebelumnya Rp 13.176 per dollar AS. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah juga berada pada Rp 13.191 per dollar AS atau melemah 0,06% dibandingkan dengan perdagangan kemarin di Rp 13.183 per dollar AS.

Emas

Harga emas rebound pasca-ambruknya data ekonomi AS pada Kamis (12/3) malam. Kondisi ini mengakibatkan indeks dollar tidak berkutik dan menetap di bawah level 100. Mengutip Bloomberg, Jumat (13/3) pukul 15.00, kontrak pengiriman emas bulan April 2015 di Commodity Exchange di level US$ 1.158,50 per ons troi. Harga naik (rebound) sebesar 0,57% dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Analis PT Fortis Asia Futures Deddy Yusuf Siregar menjelaskan, rebound-nya harga emas spot dipicu oleh data penjualan ritel AS yang kurang menggembirakan. Untuk diketahui, penjualan ritel AS bulan Februari membukukan angka minus 0,6%. Angka ini lebih rendah dari prediksi sebesar 0,3%.

Kondisi ini mengakibatkan laju dollar AS terhenti sejenak. Bahkan, indeks dollar yang sempat menyentuh level 100, tidak berhasil ditembus kembali. Hingga Jumat (13/3) pukul 15.30, indeks dollar terpantau di level 99,39. Namun, meski demikian, pelaku pasar masih mewaspadai pertemuan Bank Sentral AS (FOMC meeting) pada pekan depan.

Sementara itu, dalam sepekan terakhir, harga emas turun 0,5%.  Harga emas Antam pekan ini turun Rp 5.000 dibandingkan dengan harga penutupan pekan lalu. Pekan ini emas dibuka dengan harga Rp 544.000 per gram dan tetap tidak bergerak pada Selasa.  Kemudian pada hari Rabu hingga Jumat harga emas stagnan di Rp 543.000 per gram. Berikut  pergerakan  harga emas selama sepekan ini:

Senin (9/3),   situs Logam Mulia, pada Senin (9/3) emas bersertifikat produksi Antam pecahan 1 gram berada pada posisi Rp 544.000. Angka ini turun Rp 4.000 dibandingkan dengan posisi harga Jumat (6/3).

Selasa (10/3), emas Antam bergerak flat. Seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 544.000. Angka ini tidak berubah dibandingkan dengan posisi harga Senin (9/3).

Rabu (11/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 543.000. Angka ini turun Rp 1.000 dari posisi harga Selasa (10/3).

Kamis (12/3), situs Logam Mulia memperlihatkan harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 543.000. Angka ini tidak berubah dibandingkan dengan posisi harga Rabu (11/3).

Jumat (13/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 543.000. Angka ini tidak berubah sejak Rabu (11/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi