Sepekan Investasi: Rupiah tetap ngendon di 13.000



Rupiah pekan ini masih betah mengendon di level Rp 13.000 dan cenderung melemah. Rupiah pekan ini berada pada kisaran Rp 13.100-Rp 13.200. Namun, pada Jumat (15/5) rupiah ditutup melemah di  level Rp 13.084 dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang di Rp 13.055..  

Melemahnya rupiah di akhir pekan terasa agak aneh. Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, hari ini (Jumat) Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data neraca perdagangan Indonesia bulan April. Angkanya cukup positif yakni surplus US$ 454 juta. Namun, rupiah tampaknya mengabaikan data ini.

"Seharusnya surplus neraca perdagangan berdampak positif terhadap rupiah. Namun kali ini tidak cukup membantu," terang Faisyal.


Faisyal bilang, tekanan terhadap rupiah tak dapat dihindari lantaran angka pertumbuhan ekspor dan impor yang masih rendah. Sementara itu, dari faktor eksternal, data ekonomi AS cukup bervariasi.

Berikut pergerakan rupiah selama sepekan:

Senin (11/5), nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar AS di awal pekan ini. Walau menguat, namun rupanya rupiah belum mau meninggalkan level 13.000 per dollar AS. Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, rupiah hari ini berada di level Rp 13.116 per dollar AS. Nilai itu menunjukkan bahwa kurs rupiah menguat 0,46%  dibandingkan akhir pekan lalu yang dilevel 13.177 per dollar AS.  Di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan, rupiah tidak beranjak. Dibandingkan dengan pekan lalu, pada pagi ini rupiah masih di level 13.121 per dollar AS.

Selasa (12/5), rupiah semakin tak berotot terhadap mata uang dollar AS. Mengacu pada kurs referensi JISDOR, rupiah melemah Rp 13.203 per dollar AS atau 0,66% dari sebelumnya Rp 13.116. Mengacu data Bloomberg,  di pasar spot rupiah pun loyo ke Rp 13.194 per dollar AS atau 0,35% dari sebelumnya Rp 13.155.

Rabu (13/5), pada awal perdagangan di pasar pagi ini, seperti dikutip dari data Bloomberg, mata uang Garuda dibuka menguat ke posisi Rp 13.171 per dollar AS, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya pada level Rp 13.194.

Kamis (14/5), di hari libur ini  di pasar spot, rupiah ditutup menguat 0,51% menjadi Rp 13.055 per dollar AS.

Jumat (15/5), rupiah ditutup sedikit melemah pada perdagangan Jumat (15/5). Di pasar spot, rupiah naik 0,22% dibandingkan dengan hari sebelumnya menjadi Rp 13.084. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) turun 0,74% menjadi 13.090.

IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini  ditutup melemah di hari kamis (15/5) di level  5.227,03 atau melemah sebesar 19,03 poin. 

Berikut pergerakan IHSG selama sepekan:

Senin (11/5), IHSG bergairah di awal pekan ini. Sampai pukul 09.19 WIB, IHSG tercatat naik 0,38% atau 20,19 poin menjadi 5.202,23.  Penguatan IHSG hari ini  didorong oleh menguatnya seluruh sektor industri. Penguatan tertinggi dipegang sektor pertanian sebesar 0,96%, diikuti sektor pertambangan 0,57%, barang konsumen 0,49%, dan industri aneka 0,62%.

IHSG masih bertahan di zona hijau sampai sesi pertama perdagangan saham. Namun setelah melejit di pembukaan perdagangan, IHSG sedikit demi sedikit longsor. Sampai pukul 12.00 WIB, IHSG menguat tipis 0,05% atau 2,64 poin menjadi 5.184,85. Jika di pagi hari seluruh sektor industri naik, di tengah hari ini hanya empat sektor yang terlihat masih menghijau.

IHSG terkoreksi pada penutupan perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks turun tipis 0,19% atau 9,731 poin ke level 5.172,482. Tercatat 138 saham bergerak turun, 147 saham bergerak naik, dan 90 saham stagnan. Pada perdagangan awal pekan ini melibatkan 7,92 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,7 triliun.

Selasa (12/5), IHSG berhasil rebound pada pembukaan perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks naik 0,50% atau 26,168 poin ke level 5.197,628 pukul 09.30. Tercatat 121 bergerak naik, 60 saham bergerak turun, dan 71 saham stagnan. Pada pembukaan perdagangan pagi ini melibatkan 1,02 juta lot saham dengan nilai transaksi Rp 881 miliar.

IHSG tampil perkasa di sesi pertama perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks naik 0,60% atau 31,217 poin ke level 5.203,699. Tercatat 143 saham bergerak naik, 123 saham bergerak turun, dan 79 saham stagnan. Pada perdagangan sesi pertama ini melibatkan 3,10 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,35 triliun.

IHSG dapat berdiri tegar pada hari ini.. Data RTI menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, indeks tercatat naik 0,64% menjadi 5.205,61. Ada 179 saham yang mendaki. Sementara itu, jumlah saham yang turun sebanyak 127 saham dan 82 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi perdagangan sore ini melibatkan 5,462 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,314 triliun.

Rabu (13/5), IHSG masih memberikan senyuman cerah pada transaksi perdagangan pagi ini. Di saat bursa Asia memberikan sinyal merah, indeks berhasil dibuka di zona hijau. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.10 WIB, indeks tercatat naik 0,27% menjadi 5.219,6. Ada enam sektor yang menghijau. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar yakni sektor agrikultur naik 0,85%, sektor pertambangan naik 0,55%, dan sektor barang konsumen naik 0,5%.  Adapun  sektor dengan penurunan terbesar adalah sektor infrastruktur sebesar 0,26%.

IHSG masih bertahan di zona positif pada akhir transaksi sesi I hari ini. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat naik 0,37% menjadi 5.224,99. Meski demikian, indeks sempat terpeleset ke zona merah meski akhirnya mampu bangkit kembali.

Menjadi hari terakhir perdagangan di pekan yang singkat, IHSG ditutup dengan penguatan. Indeks bertambah 40,52 poin atau 0,78% menjadi 5.246,13. Hari ini, ada 6,966 miliar saham diperdagangkan dengan nilai Rp 6,63 triliun. Invetor asing di pasar reguler masih lebih banyak menjual ketimbang membeli, dengan net sell Rp 2,1 triliun.

Jumat (15/5), IHSG menukik tajam, setelah dibuka menguat pada akhir pekan ini. Sampai pukul 09.22 WIB, IHSG terjungkal 0,13% atau 7,15 poin menjadi 5.239,6, setelah sebelumnya sempat melejit tinggi. Enam sektor industri memerah dan empat sektor industri lainnya menghijau. Industri dengan penguatan terbesar diperoleh sektor barang konsumen sebesar 0,68%, setelah itu disusul saham konstruksi 0,56%, manufaktur 0,22%, dan perdagangan 0,17%.

IHSG pada sesi pertama perdagangan saham terperosok ke zona merah minus 0,54% atau 28,27 poin menjadi 5.217,86. Sebanyak 128 saham menguat, 117 saham melemah, dan 88 saham tidak bergerak. Lima sektor industri menguat dan lima sektor industri pembentuk IHSG yang lain melemah.

IHSG ditutup melemah sebesar 19,03 poin seiring dengan pelaku pasar asing yang kembali melepas saham.  Indeks ditutup turun 19,03 poin atau 0,36% menjadi  5.227,03. Tercatat pelaku pasar asing membukukan jual bersih atau foreign nett sale sebesar Rp 160,212 miliar pada akhir pekan ini.

Emas

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), karena greenback yang lebih kuat memberikan tekanan pada logam mulia. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun 5,9 dollar AS, atau 0,50 %, menjadi menetap di 1.183,00 dollar AS per ounce. Indeks dollar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,13 % menjadi 94,99 dalam perdagangan tengah hari. Emas dan dollar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dollar naik, emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dollar menjadi lebih mahal bagi investor.

Harga kontrak emas dunia mencatatkan kenaikan terbesar dalam sepekan terakhir tadi malam (12/5). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.50 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Juni naik 0,8% menjadi US$ 1.192,40 per troy ounce di Comex, New York. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 4 Mei lalu. Kenaikan harga si kuning mentereng terjadi setelah dollar melemah. Asal tahu saja, dollar semakin melemah terhadap 10 mata uang utama dunia. Tertahannya penguatan dollar dan membaiknya pasar tenaga kerja AS menggarisbawahi alasan mengapa the Federal Reserve optimistis tingkat inflasi akan naik ke level 2% dalam beberapa waktu ke depan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (14/5) pukul 18.15 WIB, emas kontrak pengiriman bulan Juni 2015 naik tipis 0,06% menjadi US$ 1.218,9 per ons troi. Sepanjang pekan ini, harganya sudah menanjak 2,52%.

Alhasil, selama sepekan harga emas bertahan di atas level US$ 1.200. Mengendurnya pamor dollar AS menguntungkan logam mulia. Namun, waspada, kenaikan diperkirakan hanya sementara.

Analis SoeGee Futures, Alwi Assegaf menilai, pamor emas menguat seiring pelemahan dollar AS. Mata uang Negeri Paman Sam terkoreksi karena data ekonomi terbaru menunjukkan perlambatan.

Kenaikan harga emas pada Selasa (12/5) direspon oleh emas Antam dengan kenaikan yang cukup besar, Rp 5.000, pada hari Rabu (13/5). Berikut pergerakan harga emas Antam selama sepekan:

Senin (11/5), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 551.000. Angka ini naik Rp 4.000 dibandingkan dengan posisi harga Jumat (8/5).

Selasa (12/5), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 547.000. Angka ini turun Rp 4.000 dibandingkan dengan  posisi harga Senin (11/5).

Rabu (13/5), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 552.000. Angka ini naik Rp 5.000 dibandingkan dengan posisi harga Selasa (12/5).

Jumat (15/5), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 559.000. Angka ini naik Rp 7.000 dibandingkan dengan posisi harga Rabu (13/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi