Sepekan ke depan, IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,37% ke level 5.079,59 pada Jumat (17/7). Namun selama sepekan, IHSG tercatat menguat 0,96%.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, IHSG pekan lalu cenderung menguat karena rilis data-data ekonomi yang dipandang baik.

"Hasil rilis data ekonomi Indonesia berupa trade balance, interest rate, serta penjualan mobil yang yang baik dan sesuai dengan ekspektasi investor," jelas Hendriko kepada Kontan.co.id, Jumat (19/7). Ia menambahkan, IHSG yang terkerek didukung kenaikan harga beberapa komoditas.

Seminggu ke depan, Hendriko memperkirakan, IHSG berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat. Level support IHSG akan berada pada 4.986 hingga 5.000 dan resistance di 5.300.

Baca Juga: Proyeksi IHSG pekan depan, analis: Senin jadi kunci

Sementara, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menebak, IHSG pekan depan berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 5.069 sampai 4.985 dan resistance di level 5.116 sampai 5.139.

Dalam risetnya, Minggu (19/7), pasar saham masih akan dibayangi sentimen terkait Covid-19, seperti peningkatan kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS) dan potensi semi lockdown dan penundaan pembukaan ekonomi.

 "Perkembangan vaksin Covid-19 selalu jadi perhatian pelaku pasar, tetapi kami perkirakan paling cepat akhir tahun ini vaksin baru ditemukan," jelas Hans Kwee.

Selain itu, pembahasan stimulus baru di AS akan menjadi perhatian pelaku pasar menyusul berakhirnya beberapa stimulus fiskal AS pada 31 Juli 2020.

Adapun, data ekonomi Amerika yang variatif di pekan lalu juga akan menjadi perhatian pelaku pasar.

Sengketa antara AS dan China masih menjadi perhatian pelaku pasar. "Peningkatan ketegangan kedua negara akan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan," imbuh Hans Kwee.

Adapun data-data yang dirilis China dipandang masih menarik, sebab terjadi perbaikan pada data produk domestik bruto (PDB) dan ekspor impor. Data ini memberikan indikasi ekonomi China mulai pulih setelah lockdown ketat akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Mengintip prospek IHSG pekan depan, masih bisa menguat?

Editor: Khomarul Hidayat