Sepekan ke depan, rupiah berpotensi terapresiasi



JAKARTA. Hampir sepekan ini, pergerakan rupiah cenderung melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS), namun pelemahan kali ini lebih rendah ketimbang pekan sebelumnya.

Namun begitu, rupiah pada pekan ini sempat menguat tertinggi pada posisi Rp 9.435 per dolar AS di awal pekan dan sempat terdepresiasi Rp 9.485 per dolar AS. Sedangkan pada pukul 09.56 WIB, Jumat (20/7), pairing (USD/IDR) berada di level Rp 9.474, melemah dari penutupan hari sebelumnya yang sebesar Rp 9.464 per dolar AS.

Pengamat valas, Fauzi Ichsan memproyeksikan, mata uang Indonesia bisa terangkat dan terapresiasi terhadap dollar AS pada pekan depan. Fauzi menyebutkan, hal yang menopang kuat gerakan dollar adalah rebound pasar saham dan pasar obligasi. "Saya melihat rupiah terhadap dollar menguat ke arah Rp 9.420 per dolar AS, dengan range gerakan sepekan depan di Rp 9.420- Rp 9.475," kata Fauzi kepada KONTAN, Jumat (20/7). Sentimen negatif dari domestik adalah laporan neraca perdagangan kuartal kedua kemarin yang masih negatif. "Namun sentimen itu tertutupi maraknya kembali pasar saham domestik karena regional yang juga bullish," lanjutnya. Fauzi bilang, selama berita Eropa masih datar dan tidak bergejolak, maka pasar valas bisa menguat kembali. Sementara Analis Divisi treasury Bank BNI, Apressyanti Senthaury memprediksi, rupiah masih terdepresiasi terhadap dollar AS, walaupun tipis di pekan depan. Analisa pergerakan (USD/IDR) mingguan, di kisaran Rp 9.400- Rp 9.500. "Menjelang akhir bulan, investor kebanyakan menahan posisinya untuk terus memegang dollar AS," katanya, Apresssyanti (20/7). "Diharapkan, keputusan parlemen Jerman menyetujui bailout bagi perbankan Spanyol sebesar 100 miliar euro tadi malam, bisa menjadi katalis positif untuk rupiah," ujarnya. Apressyanti menuturkan, pekan depan akan keluar laporan Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang segera dirilis. Menurutnya, jika laporan data PDB AS lemah, kemungkinan bisa menekan the Fed untuk mempertimbangkan stimulus lanjutan Quantitative Easing III (QE3). "Karena testimoni Bernanke kemarin masih belum jelas tentang adanya stimulus itu," ujarnya.


Sementara untuk hari ini (20/7), Apressyanti melihat gerakan pasangan (USD/IDR) masih konsolidasi di range 9.430-9.510.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri